Fungsi pupuk kimia atau pupuk buatan ini adalah pupuk yang sering digunakan untuk penunjang produksi maupun pertumbuhan tanaman disentra pertanian dan perkebunan.
"Urea"
Urea merupakan pupuk buatan hasil persenyawaan NH4 (ammonia) dengan CO2.
Kandungan Nitrogen total dalam pupuk urea adalah 46 %.
Artinya setiap 100 kg Urea terdapat 46 kg unsur hara N (Nitrogen).
"ZA"
Pupuk ZA adalah pupuk kimia buatan yang dirancang untuk memberi tambahan hara nitrogen dan belerang bagi tanaman .
Pupuk ZA mengandung
belerang (S) 24 % dan nitrogen(N) 21 %.
Artinya setiap 100 kg pupuk ZA terdapat 24 kg unsur hara Sulfur dan 21 kg unsur hara Nitrogen.
Perbandingan bahan dasar yang sering dipakai adalah 1:2.
Artinya analisis pupuk yang digunakan yaitu S=1 dan N=2.
"SP 36"
SP 36 merupakan pupuk fosfat yang berasal dari batuan fosfat yang ditambang.
Kandungan unsur haranya dalam bentuk P2O5( phospat) adalah 36 %.Artinya setiap 100 kg SP36 terdapat 36 kg unsur hara P dalam bentuk P2O5(Phospat).
"TSP"
Pupuk TSP adalah nutrient anorganik yang digunakan untuk memperbaiki hara tanah untuk
pertanian.
TSP artinya triple super phosphate.
Rumus kimianya Ca(H2PO4).Kandungan kadar P2O5 pupuk ini adalah 46%.Artinya setiap 100 kg
pupuk TSP didalamnya terkandung 46 kg unsur hara P2O5.
"KCL(MOB)"
Kalium klorida (KCl) merupakan salah satu jenis pupuk kalium yang juga termasuk pupuk tunggal.Kandungan unsur hara dalam
pupuk KCl adalah 60% K2O.
Artinya setiap100 kg pupuk KCl terdapat 60 kg unsur hara K2O dari total kandungan.
"NPK"
Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk yang mengandung unsur hara utama lebih dari dua jenis. Dengan kandungan unsur hara
Nitrogen 15 % dalam bentuk NH3,
Phosfor 15 % dalam bentuk P2O5 dan
Kalium 15 %dalam bentuk K2O(kalium oksida).
Artinya setiap 100 kg NPK
didalamnya terkandung 15 kg unsur Nitrogen dalam bentuk NH3, 15 kg Phosfor dalam bentuk P2O5 dan 15 kg Kalium dalam bentuk K2O.
Perbandingan yang sering dipakai dalam pembuatan pupuk NPK ini adalah 16:16:16, artinya analisis pupuk yang dipakai adalah N= 16,P = 16,K = 16.
"Kieserite"
Pupuk Magnesium atau yang lebih dikenal sebaga Mgo, tergolong pupuk tunggal yang manfaatnya mampu memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah.
Kandungan unsur hara Magnesium dalam pupuk ini sebesar 30%. Artinya setiap 100 kg pupuk MgO terdapat 30 kg unsur hara Magnesium.
"Dolomit"
Dolomit merupakan zat kapur yang difungsikan sebagai pupuk yang berbentuk serbuk berwarna
kekuningan. Dikenal sebagai bahan untuk menaikkan pH tanah. Dolomit adalah sumber Mg, Ca.
"Borat"
Pupuk Burat ( Na2 B 4 O7 5H 2 O) adalah suatu bahan kimia berupa tepung yang mudah dilarutkan.Kandungan unsur hara di dalam Borat adalah 45% Boron Oksida ( B 2 O3 ) , 20% Natrium Oksida (Na2 O), 35 % Kadmium (Cd).
Artinya setiap 100 kg pupuk burat terkandung 45 kg unsur hara B 2 O3, juga terkandung 20 kg unsur
hara Na2 O dan yang terakhir adalah terkandung 35 kg unsur hara Cd.
"Pupuk Kandang Sapi"
Pupuk kandang sapi merupakan pupuk padat yang banyak mengandung air dan lendir. Komposisi dan kandungan pupuk kandang sapi adalah
Kadar air (24,21%),
Nitrogen (1,11%),
Karbon Organik(18,76%),
C/N Ratio (16,90%),
Fospor (1,62%),
dan Kalium (7,26%).
Artinya setiap 100 kg pupuk
kandang sapi tersebut didalamnya terkandung kadar air sebanyak 24,21% , terkandung 1,11 kg
unsur hara N, terkandung 18,76 kg Karbon organik, terkandung 16,90% C/N ratio,terkandung 1,62 kg unsur hara Fospor dan yang terakhir terkandung 7,26 kg unsur hara Kalium.
Dalam pembuatan pupuk kandang sapi perbandingan bahan dasar yang sering digunakan petani antara unsur hara N dan K adalah 3:1.
Artinya dalam pembuatannya menggunakan analisis pupuk N= 3 dan K = 1.
DI samping itu Unsur Hara Dalam Tanah terbagi menjadi unsur Makro dan Mikro.
Beberapa Unsur Hara Yang Dibutuhkan Tanaman :
Karbon (C),
Hidrogen (H),
Oksigen (O),
Nitrogen (N), Fosfor (P),
Kalium (K),
Kalsium (Ca),
Magnesium (Mg),
Belerang (S),
Besi (Fe),
Mangan
(Mn),
Boron (B),
Mo,
Tembaga (Cu),
Seng (Zn) dan
Klor (Cl).
Unsur hara tersebut tergolong unsur hara Essensial.
Berdasarkan jumlah kebutuhannya bagi tanaman dan dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
Unsur Hara Makro adalah Unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar.
Unsur Hara Mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah kecil.
Unsur hara makro meliputi:
Nitrogen
Phospat
Kalium
Ca
Mg
Sulfur
Unsur Hara Mikro
Unsur hara mikro meliputi :
Fe
Mn
B
Mo
Cu
Zn
Cl
UNSUR HARA MAKRO
Fungsi Unsur Hara Makro (N-P-K)
Berikut ini adalah fungsi-fungsi masing-masing unsur tersebut :
Nitrogen ( N )
-Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.
-Merupakan bagian dari sel ( organ ) tanaman itu sendiri.
-Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman
-Merangsang pertumbuhan vegetatif ( warna hijau ) seperti daun.
-Tanaman yang kekurangan unsur Nitrogen gejalanya sebagai berikut.
pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati.
Phospat ( P )
-Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman.
-Merangsang pembungaan dan pembuahan.
-Merangsang pertumbuhan akar
-Merangsang pembentukan biji
-Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel.
-Tanaman yang kekurangan unsur Phospat gejalanya sebagai berikut.
pembentukan buah/dan biji berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan ( kurang sehat ).
Kalium ( K )
-Berfungsi dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan mineral termasuk air.
-Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit.
-Tanaman yang kekurangan unsur Kalium gejalanya sebagai berikut.
batang dan daun menjadi lemas/rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun.
UNSUR HARA MIKRO YANG DIBUTUHKAN TANAMAN
Unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah kecil antara lain.
Besi/Iron(Fe),
Mangaan(Mn),
Seng (Zn),
Tembaga (Cu),
Molibden (Mo),
Boron(B),
Klor(Cl).
A. Besi (Fe)
Besi (Fe) merupakan unsure mikro yang diserap dalam bentuk ion feri (Fe3+) ataupun fero (Fe2+).
Fe dapat diserap dalam bentuk khelat (ikatan logam dengan bahan organik).
Mineral Fe antara lain
olivin (Mg, Fe)2SiO,
pirit, siderit (FeCO3),
gutit (FeOOH),
magnetit (Fe3O4),
hematit(Fe2O3) dan
ilmenit (FeTiO3).
Besi dapat juga diserap dalam bentuk khelat, sehingga pupuk Fe
dibuat dalam bentuk khelat.
Khelat Fe yang biasadigunakan adalah Fe-EDTA, Fe-DTPA dan khelat yang lain.
Fe dalam tanaman sekitar 80% yang terdapat dalam kloroplas atau sitoplasma.
Penyerapan Fe lewat daun dianggap lebih cepat dibandingkan dengan penyerapan lewat akar, terutama pada tanaman yang mengalami defisiensi Fe.
Dengan demikian pemupukan lewat
daun sering diduga lebih ekonomis dan efisien.
Fungsi Fe antara lain sebagai penyusun klorofil, protein, enzim, dan berperanan dalam perkembangan kloroplas.
Sitokrom merupakan enzim yang mengandung Fe porfirin. Kerja katalase dan peroksidase digambarkan secara ringkas sebagai berikut:
a. Catalase : H2O + H2O O2 + 2H2O
b. Peroksidase : AH2 + H2O A + H2O
Fungsi lain Fe ialah sebagai pelaksana pemindahan electron dalam proses metabolisme.
Proses tersebut misalnya reduksi N2, reduktase solfat, reduktase nitrat.
Kekurangan Fe menyebabakan
terhambatnya pembentukan klorofil dan akhirnya juga penyusunan protein menjadi tidak sempurna
Defisiensi Fe menyebabkan kenaikan kaadar asam amino pada daun dan penurunan jumlah ribosom secara drastic.
Penurunan kadar pigmen dan
protein dapat disebabkan oleh kekurangan Fe.
Juga akan mengakibatkan pengurangan aktivitas semua enzim.
B. Mangaan (Mn)
Mangaan diserap dalam bentuk ion Mn++.
Seperti hara mikro lainnya, Mn dianggap dapat diserap dalam bentuk kompleks khelat dan pemupukan Mn sering disemprotkan lewat daun. Mn dalam tanaman tidak dapat bergerak atau beralih tempat dari organ yang satu ke organ lain yang membutuhkan.
Mangaan terdapat dalam tanah
berbentuk senyawa oksida, karbonat dan silikat dengan nama pyrolusit (MnO2), manganit (MnO
(OH)), rhodochrosit (MnCO3) dan rhodoinit (MnSiO3).
Mn umumnya terdapat dalam batuan primer, terutama dalam bahan ferro magnesium.
Mn dilepaskan dari batuan karena proses pelapukan batuan.
Hasil pelapukan batuan adalah
mineral sekunder terutama pyrolusit (MnO2) dan manganit (MnO(OH)).
Kadar Mn dalam tanah berkisar antara 300 smpai 2000 ppm. Bentuk Mn dapat berupa kation Mn++ atau mangan oksida,
baik bervalensi dua maupun valensi empat.
Penggenangan dan pengeringan yang berarti reduksi dan oksidasi pada tanah berpengaruh terhadap valensi Mn.
Mn merupakan penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polimerase, sintesis protein, karbohidrat.
Berperan sebagai activator bagi
sejumlah enzim utama dalam siklus krebs,
dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang normal dalam kloroplas, ada indikasi dibutuhkan dalam sintesis klorofil.
Defisiensi unsure Mn antara
lain : pada tanaman berdaun lebar, interveinal chlorosis pada daun muda mirip kekurangan Fe, tapi lebih banyak menyebar sampai ke daun yang lebih tua, pada serealia bercak-bercak warna keabu-abuan sampai kecoklatan dan garis-garis pada bagian tengah dan pangkal daun muda, split seed pada tanaman lupin.
C. Seng (Zn)
Zn diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Zn++ dan dalam tanah alkalis mungkin diserap dalam bentuk monovalen Zn(OH)+.
Di samping itu, Zn diserap dalam bentuk kompleks khelat, misalnya Zn-EDTA.
Seperti unsure mikro lain, Zn dapat
diserap lewat daun.
Kadar Zn dalam tanah berkisar antara 16-300 ppm, sedangkan kadar Zn dalam tanaman berkisar antara 20-70 ppm.
Mineral Zn yang ada dalam tanah antara lain sulfida (ZnS), spalerit [(ZnFe)S], smithzonte (ZnCO3), zinkit (ZnO), wellemit (ZnSiO3 dan ZnSiO4).
Fungsi Zn antara lain :
pengaktif enzim anolase, aldolase,
asam oksalat dekarboksilase, lesitimase, sistein desulfihidrase, histidin deaminase, super okside demutase (SOD), dehidrogenase, karbon anhidrase, proteinase dan peptidase.
Zn juga berperan dalam biosintesis auxin, pemanjangan sel dan ruas batang.
Ketersediaan Zn menurun dengan naiknya pH, pengapuran yang berlebihan sering menyebabkan ketersediaaan Zn menurun.
Tanah yang mempunyai pH tinggi sering menunjukkan adanya gejala defisiensi Zn, terutama pada tanah berkapur.
Adapun gejala defisiensi Zn antara lain :
-Tanaman kerdil.
-Ruas-ruas batang memendek.
-Daun mengecil dan mengumpul (resetting) dan klorosis pada daun-daun muda dan intermedier serta adanya nekrosis.
D. Tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) diserap dalam bentuk ion Cu++ dan mungkin dapat diserap dalam bentuk senyawa kompleks organik, misalnya Cu-EDTA (Cu-ethilen diamine tetra acetate acid) dan Cu-DTPA (Cu diethilen triamine penta acetate acid).
Dalam getah tanaman bik dalam xylem maupun floem hampir semua Cu membentuk kompleks senyawa
dengan asam amino.
Cu dalam akar tanaman dan
dalam xylem > 99% dalam bentuk kompleks.
Dalam tanah, Cu berbentuk senyawa dengan S, O, CO3 dan SiO4 misalnya kalkosit (Cu2S), kovelit (CuS), kalkopirit (CuFeS2), borinit (Cu5FeS4), luvigit (Cu3AsS4), tetrahidrit [(Cu,Fe)12SO4S3)],
kufirit (Cu2O), sinorit (CuO), malasit [Cu2(OH) 2CO3], adirit [(Cu3(OH)2(CO3)], brosanit [Cu
4(OH)6SO4].
Kebanyakan Cu terdapat dalam kloroplas (>50%) dan diikat oleh plastosianin.
Senyawa ini mempunyai berat molekul sekitar 10.000 dan masing-masing molekul mengandung satu atom Cu.
Unsur Hara mikro Cu berpengaruh pada klorofil, karotenoid, plastokuinon dan plastosianin.
Fungsi dan peranan Cu antara lain : mengaktifkan enzim sitokrom-oksidase, askorbit-oksidase, asam butirat-fenolase dan laktase.
Berperan dalam metabolisme protein dan karbohidrat, berperan terhadap perkembangan tanaman generatif,
berperan terhadap fiksasi N secara
simbiotis dan penyusunan lignin.
Adapun gejala defisiensi / kekurangan Cu antara lain :
-pembungaan dan pembuahan terganggu.
-warna daun muda kuning dan kerdil, daun-daun lemah.
-layu dan pucuk mengering serta batang dan tangkai daun lemah.
E. Molibden (Mo)
Molibden diserap dalam bentuk ion MoO4-.
Variasi antara titik kritik dengan toksis relatif besar.
Bila tanaman terlalu tinggi, selain toksis bagi tanaman juga berbahaya bagi hewan yang memakannya.
Hal ini sedikit berbeda dengan sifat
hara mikro yang lain.
Pada daun kapas, kadar Mo sering sekitar 1500 ppm.
Umumnya tanah mineral cukup mengandung Mo.
Mineral lempung yang terdapat di dalam tanah antara lain molibderit (MoS), powellit (CaMo)3,8H2O.
Molibdenum (Mo) dalam larutan sebagai kation ataupun anion.
Pada tanah gambut atau tanah organik sering terlihat adanya gejala defisiensi Mo.
Walaupun demikian dengan senyawa organik Mo membentuk senyawa khelat yang melindungi Mo dari pencucian air.
Tanah yang disawahkan menyebabkan kenaikan ketersediaan Mo dalam tanah. Hal ini disebabkan karena dilepaskannya Mo dari ikatan Fe (III) oksida menjadi Fe (II) oksida hidrat.
Fungsi Mo dalam tanaman adalah mengaktifkan enzim nitrogenase, nitrat reduktase dan xantine oksidase.
Gejala yang timbul karena kekurangan Mo hampir menyerupai kekurangan N.
Kekurangan Mo dapat menghambat pertumbuhan tanaman, daun menjadi pucat dan mati dan pembentukan bunga terlambat. Gejala defisiensi Mo dimulai dari daun tengah dan daun bawah. Daun menjadi kering kelayuan, tepi daun menggulung dan daun umumnya sempit. Bila defisiensi berat, maka lamina hanya terbentuk sedikit sehingga kelihatan tulang-tulang daun lebih dominan.
F. Boron (B)
Boron dalam tanah terutama sebagai asam borat (H2BO3) dan kadarnya berkisar antara 7-80 ppm.
Boron dalam tanah umumnya berupa ion borat hidrat B(OH)4-.
Boron yang tersedia untuk tanaman hanya sekitar 5%dari kadar total boron dalam tanah.
Boron ditransportasikan dari larutan tanah ke akar tanaman melalui proses aliran masa dan difusi.
Selain itu, boron sering terdapat dalam bentuk senyawa organik. Boron juga banyak terjerap dalam kisi mineral lempung melalui proses
substitusi isomorfik dengan Al3+ dan atau Si4+.
Mineral dalam tanah yang mengandung boron antara lain turmalin (H2MgNaAl3(BO)2Si4O2)O20
yang mengandung 3%-4% boron. Mineral tersebut terbentuk dari batuan asam dan sedimen yang
telah mengalami metomorfosis.
Mineral lain yang mengandung boron adalah kernit (Na2B4O7.4H2O), kolamit (Ca2B6O11.5H2O),
uleksit (NaCaB5O9.8H2O) dan aksinat.
Boron diikat kuat oleh mineral tanah, terutama seskuioksida (Al2O3 + Fe2O3).
Fungsi boron dalam tanaman antara lain berperanan dalam metabolisme asam nukleat, karbohidrat, protein, fenol dan auksin.
Di samping itu boron juga berperan dalam pembelahan,
pemanjangan dan diferensiasi sel, permeabilitas membran, dan perkecambahan serbuk sari.
Gejal defisiensi hara mikro ini antara lain :
pertumbuhan terhambat pada jaringan meristematik (pucuk akar), mati pucuk (die back),
mobilitas rendah, buah yang sedang berkembang sangat rentan, mudah terserang penyakit.
G.Klor(Cl)
Klor merupakan unsur yang diserap dalam bentuk ion Cl- oleh akar tanaman dan dapat diserap pula berupa gas atau larutan oleh bagian atas tanaman, misalnya daun. Kadar Cl dalam tanaman sekitar 2000-20.000 ppm berat tanaman kering.
Kadar Cl yang terbaik pada tanaman adalah antara 340-1200 ppm dan dianggap masih dalam kisaran hara mikro.
Klor dalam tanah tidak diikat
oleh mineral, sehingga sangat mobil dan mudah tercuci oleh air draiinase.
Sumber Cl sering berasal dari air hujan, oleh karena itu,
hara Cl kebanyakan bukan menimbulkan defisiensi, tetapi justru menimbulkan masalah keracunan tanaman.
Klor berfungsi sebagai pemindah hara tanaman, meningkatkan osmose sel, mencegah kehilangan
air yang tidak seimbang, memperbaiki penyerapan
ion lain, untuk tanaman kelapa dan kelapa sawit dianggap hara makro yang penting.
Juga berperan dalam fotosistem II dari proses fotosintesis,
khususnya dalam evolusi oksigen.
Adapun defisiensi klor adalah antara lain :
-Pola percabangan akar abnormal,
-gejala wilting (daun lemah dan layu).
-Warna keemasan (bronzing) pada daun.
-Pada tanaman kol daun berbentuk mangkuk.