29 October, 2017

Cara menyemprot rumput yang baik dan benar / Takaran penggunaan herbisida

    Menyemprot rumput atau gulma di lahan perkebunan atau pertanian menjadi solusi untuk meringankan beban pengerjaan.
Sekarang ini penyemprotan gulma banyak digandrungi dan sudah terbukti mempersempit masa operasional.
Namun yang terjadi dilapangan banyak dijumpai petani menggunakan takaran / dosis tidak sesuai standart.
Maka dari kebiasaan dan pola kerja petani seperti ini harus dapat dirubah, supaya kedepan populasi tumbuh-tumbuhan tidak punah, karena ulah manusia.

      Pada dasarnya gulma yang dianggap sebagai pengganggu bukan tidak memiliki manfaat sama sekali.
Namun setiap spesies tertentu ada yang dapat digunakan sebagai bio ethanol, kosmetika, keperluan farmasi, bahan baku kimia dan pupuk.
   Mulai saat ini gunakanlah pembasmi gulma / herbisida secara baik dan bijaksana.

      Cara kerjanya harus laksanakan pada waktu cuaca cerah dan melihat kondisi arah angin.
Jika menyemprot saat angin bertiup. Maka jangan menyemprotkan herbisida melawan / menghadap arah angin. Namun harus mengikuti arah angin bertiup.
    Untuk takaran / dosis harus ditinjau dari kondisi gulma di kebun dan herbisida disesuaikan dengan sifat gulma.

     Berikut adalah nama produk herbisida serta penggunaan takaran herbisida bersifat glifosat, sistemik dan kontak.
A. Produk herbisida bersifat glifosat seperti Roundup, Rambo dsb.
B. Produk herbisida bersifat sistemik seperti Garlon, Starlon dsb.
C. Produk herbisida bersifat kontak Gramoxone, Noxone dsb.

      Kemudian kondisi gulma dibagi menjadi tiga yaitu ;

1. Gulma ringan.
- Dosis gulma ringan seperti jenis rumput - rumputan, takaran yang dapat diterapkan antara 50 - 70 cc per 15 - 20 liter air.

2. Gulma sedang.
- Dosis gulma sedang seperti jenis gulma berdaun sempit dan gulma berdaun lebar, untuk umur gulma antara 3 - 5 bulan dengan ketinggian 30 - 50 cm. Takaran yang dapat diterapkan antara ±100 cc per 15 - 20 liter air.

3. Gulma berat.
- Dosis berat sedang seperti gulma berdaun sempit dan gulma berdaun lebar, untuk umur yang sangat tua dengan ketinggian mencapai bahu dan kepala orang dewasa. Takaran yang tepat di terapkan antara 120 - 150 cc per 15 - 20 liter air.
Menyemprot gulma berat tidak efektif dilakukan, sebab kerugian  yang paling menonjol adalah kematian gulma  yang tidak maksimal.
Jika di paksakan. Maka penyemprotan ulang hingga 2 sampai 4 kali.

     Jika ingin mendapatkan hasil maksimal dalam penyemprotan.
Maka pencampuran herbisida harus diperhatikan.
Bila menggunakan herbisida bersifat glifosat,kontak dan sistemik.
Semua itu tergantung dari merk dan jenis herbisida itu sendiri.
Pencampuran ini pun terbagi menjadi 2 metode dan perbandingan hasil kematian gulma cukup jauh.
Berikut adalah langkah pelaksanaannya?

1.  Caranya masukkan kurang lebih 2 gelas air bersih kedalam tanki semprotan.
Kemudian masukkan herbisida kedalam tanki semprot.
Setelah semua selasai, tambahkan  lagi air sampai penuh tanki.

2. Cara kedua ini memang lebih rumit . Namun sangat membantu untuk medan berbukit.
Gunakan galon / jerigen ukuran 20 liter.
Masukkan sedikit air kedalam jerigen. Tujuannya untuk memecah 2 jenis herbisida yang akan digunakan.
Kemudian masukkan kedua herbisida yang bersifat glifosat dan kontak secara terpisah kedalam jerigen.
Setelah itu isi jerigen dengan air sampai penuh.
Cara pengerjaannya tinggal tuangkan air herbisida dari jerigen kedalam tanki semprot.

    Keunggulan dari pencampuran kedua sifat herbisida ini sangat efektif membasmi gulma pakis, ilalang dan anak kayu sekaligus.
Kemudian keuntungannya dapat menekan biaya operasional dan upah pekerja.

    Keterangan ;
Untuk mengatasi gulma berdaun sempit seperti ilalang, paitan, tempuyung dll. Herbisida yang digunakan bersifat glifosat seperti round up atau sejenisnya.
Untuk mengatasi gulma berdaun lebar seperti senggani, pakis, kutu babi, anak kayu. Herbisida yang digunakan bersifat kontak atau sistemik, seperti gramoxone, noxone atau sejenisnya dan garlon atau sejenisnya.
Namun hanya gulma kentangan yang paling baik dibasmi oleh herbisida bersifat sistemik.

     Untuk pencampuran herbisida bersifat glifosat bisa juga menggunakan herbisida bersifat sistemik seperti aly dan garlon.
Namun kelemahan dari herbisida bersifat sistemik seperti garlon,  tidak bisa dicampur secara langsung kedalam herbisida bersifat glifosat seperti round up.
Cara pencampurannya harus sendiri-sendiri kedalam tanki semprot.
Contohnya;  masukkan round up, air, lalu garlon kedalam tanki semprot atau pun jerigen sesuai dosis.

Catatan ;
   Untuk penggunaan herbisida kimia harus baca aturan pakai dan menggunakan alat pendukung seperti masker dan pakaian tertutup.
Tanki semprot tidak boleh bocor, karena kulit akan terkelupas / cedera, bila menggunakan herbisida kimia bersifat kontak.

   Demikian sedikit informasi mengenai menyemprotkan herbisida kimia dan mengulas sedikit tentang dosis atau takaran yang baik.

   Gunakan kemajuan teknologi pertanian pada tempatnya, terlebih menggunakan herbisida kimia.
   Jika potret kerusakan alam dimasa depan itu terjadi, maka itu adalah warisan dari tangan-tangan kita sekarang.

Baca informasi lain;
Pertolongan pertama keracunan herbisida.
Panduan budidaya ikan.
Cara mengatasi gulma anak kayu.
Cara membasmi pakis.
Cara membasmi ilalang yang bandel.

   Semoga bermanfaat dan membantu.
            Sekian dan terimakasih.
                

21 October, 2017

Cara membuat Mikoriza

      Mikoriza adalah suatu bentuk simbiosis antara cendawan (fungi) dengan tumbuhan tingkat tinggi (tumbuhan berpembuluh, Tracheophyta), khususnya pada sistem perakaran.
Namun ada juga cendawan yang bersimbiosis dengan cendawan lainnya,
Sedangkan mikoriza adalah sebutan untuk cendawan yang menginfeksi akar tumbuhan.
Simbiosis tersebut adalah bentuk simbiosis mutualisme, meskipun demikian terdapat juga beberapa kasus berupa simbiosis parasitisme lemah.
Mikoriza merupakan gejala umum pada perakaran tumbuhan. Sekitar 90% suku tumbuhan (mencakup sekitar 80% spesies tumbuhan) memiliki asosiasi simbiotik ini. Catatan fosil menunjukkan asosiasi ini telah ada sejak Zaman Karbon.
Nama "mikoriza" adalah serapan dari istilah bahasa Inggris, mycorrhiza, yang juga bentukan dari dua kata bahasa Yunani Kuno: μύκης mýkēs, "jamur", dan ῥίζα rhiza ‚"akar".

      Mikoriza memerlukan akar pada tumbuhan untuk melengkapi daur hidupnya. Sebaliknya, beberapa tumbuhan bahkan ada yang tergantung pertumbuhannya dengan mikoriza. Beberapa jenis tumbuhan tidak dapat tumbuh atau terhambat pertumbuhannya tanpa kehadiran mikoriza di akarnya adalah semaian pinus, biasanya akan gagal tumbuh bila setelah pemindahan tidak ada terbentuknya jaringan mikoriza di sekitar akar. Namun hanya sedikit kelompok tumbuhan yang tidak menjadi simbion yaitu seperti Brassicaceae, Commelinaceae, Juncaceae, Proteaceae, Capparaceae, Cyperaceae, Polygonaceae, Resedaceae, Urticaceae, dan Caryophyllales.
Mikoriza dapat diinokulasi secara buatan. Namun inokulasi mikoriza asing memerlukan bantuan mikoriza lokal, misalnya dengan menambahkan tanah dari tempat asal tumbuhan.
Terdapat dua kelompok mikoriza yaitu ektomikoriza (EcM) dan endomikoriza (EM).

      Endomikoriza terutama akan didominasi oleh mikoriza arbuskular (arbuscular mycorrhizae, AM), selain itu akan ditambah dengan sekelompok mikoriza erikoid dan mikoriza arbutoid yang menginfeksi tumbuhan kelompok Ericoidae.
Semua endomikoriza termasuk ke dalam filum Glomeromycota, misalnya genus Gigaspora, Scultellospora, Acaulospora, Entrophospora, Glomus, dan Sclerocystis. Terdapat sekitar 150 jenis (spesies) spora cendawan AM yang telah dideskripsi. AM tergolong dalam kelompok khusus dari populasi mikoriza yang sangat banyak mengkolonisasi rizosfer yaitu di dalam akar, permukaan akar dan di daerah sekitar akar. Hifa eksternal yang berhubungan dengan tanah dan struktur infeksi seperti arbuskula di dalam akar menjamin adanya perluasan penyerapan unsur-unsur hara dari tanah dan peningkatan transfer hara (khususnya fosfor) ke tumbuhan, sedangkan cendawan memperoleh karbon organik dari tumbuhan inangnya.

      Mikoriza arbuskular (AM, dahulu disebut mikoriza vesikular-arbuskular, VAM) tumbuh dari luar perakaran lalu masuk ke dalam jaringan perakaran dan pada gilirannya memasuki sel-sel perakaran. AM di dalam jaringan akan membentuk arbuskula yaitu meliputi jaringan hifa yang menembus sela-sela sel dan bahkan menembus sel melalui plasmalema. Di dalam sel, hifa akan membentuk vesikula, suatu gelembung-gelembung kecil di sitoplasma. AM sulit ditumbuhkan secara aksenik (media buatan) sehingga MVA dianggap merupakan simbionobligat (wajib).

      Pada dasarnya Mikoriza berfungsi membantu penyerapan unsur hara tanah oleh tanaman. Menurut penelitian adanya mikoriza dapat meningkatkan penyerapan unsur P hingga 25%. Selain itu mikoriza juga berfungsi untuk menghasilkan hormon dan zat pengatur tumbuh seperti auksin, sitokinin dan giberelin.
Fungsi lain dari mikoriza adalah menghasilkan zat antibiotik yang melindungi tanaman dari pathogen akar. Mikoriza juga bisa merangsang aktivitas mikroorganisme tanah yang menguntungkan dan memperbaiki struktur dan agregasi tanah, ada pun fungsi lainnya untuk membangun tanaman agar lebih tahan terhadap kekeringan dengan menginfeksi akar dan memperpanjang hyfa dalam mencari air di dalam tanah.

Cara membuat stater/isolat Mikoriza;
Ambil akar tanaman (boleh apa saja) yg sudah terkontaminasi Micoriza. Biasanya banyak terdapat di lahan yg gersang/tandus/miskin unsur hara. Yang paling banyak sewaktu musim kemarau panjang. Gali tanahnya sedalam 30-40 cm atau jika digali lebih dalam lebih bagus.
Ciri-ciri akar yang terkontaminasi Micoriza akar diselimuti hypa jamur dan akarnya panjang.
Jika sudah dapat sebaiknya Biang Micoriza tersebut di masukan dalam wadah/tempat yang terhindar dari sinar matahari langsung.

Cara memperbanyak Mikoriza;
Pasir/tanah/arang sekam dipanaskan selama 1 – 2 jam, tujuannya agar steril dan miskin unsur hara.
Kemudian masukkan ke dalam pot/polibag/bak plastik sampai ¾ volumenya.
Siapkan benih (apa saja, boleh jagung/cabe/tomat dll) yang sekiranya memiliki akar panjang, baiknya yang sudah berkecambah atau tumbuh 2-3 daun.
Lalu biarkan benih tumbuh sampai berumur 2 minggu dengan melakukan penyiraman secara teratur di tambahkan pupuk organik sedikit.
Kemudian masukkan starter/isolat mikoriza yang berupa akar bermikoriza/spora MVA di sekitar perakaran sebanyak 0,5 – 1 gram.
Pelihara selama 2 bulan, sambil di siram dan boleh diberi pupuk cair yang berkadar P rendah.
Saat masuk bulan ke 3, hentikan penyiraman selama 1 bulan.
Simpan semua biakan/pot/polybag di tempat yang terkena sinar matahari penuh
Potong tumbuhan inangnya, sisakan batangnya saja kurang lebih 1/3 nya
2-3 minggu kemudian Micoriza dan sudah siap di panen.
Pemanenan dilakukan dengan cara membongkar tanaman inang dan mengambil bagian akarnya. Akar lalu dipotong kecil-kecil (± 0,5 cm) dan dicampur dengan media tanamnya. Masukan dalam kantong plastik.
Jika tidak langsung di aplikasikan simpan di tempat yang teduh, lebih bagus di lemari es.

Cara aplikasi ke media tanam;
Caranya membuat lubang tanam sedalam 5-10 cm, kemudian ambil tanahnya dan campurkan dengan mikoriza.
Untuk lahan yang cukup luas bisa langsung di campurkan dengan lahan sewaktu pengolahan tanah ( seminggu sebelum tanam.
Dosis yang digunakan minimal 15 – 20 gram/bibit atau untuk 1 m².
Aplikasi sebaiknya dilakukan pada waktu sore hari (pukul 16.00 – 18.00 WIB).

Catatan;
Sebaiknya pembiakan dibuat sebanyak mungkin dan disesuaikan dengan lahan/media tanam yang akan di tanami.
Aplikasinya hanya digunakan sekali untuk seumur hidup, selama tidak memakai pestisida kimia.

      Demikian sedikit informasi mengenai mengenai cara membuat dan memperbanyak mikoriza.
Semoga bermanfaat dan sukses.

04 October, 2017

Mengenal Bakteria

      Bakteri bersifat kosmopolitan, karena merupakan makhluk hidup yang  paling banyak jumlahnya dan tersebar luas hampir di semua tempat seperti di makanan , tanah, air, udara, dalam tubuh makhluk hidup dan bahkan di tempat yang sangat ekstrim seperti di dalam magma. Bakteri merupakan mikroorganisme uniseluler prokariotik atau inti selnya tidak memiliki membran/selaput inti yang mempunyai diding sel seperti tumbuhan namun umumnya tidak berklorofil.

  Ciri-ciri bakteri;
1. Tubuhnya terdiri atas satu sel (uniselluler).
2. Tidak memiliki membran inti sel (Prokariot).
3. Ukuran tubuhnya rata-rata 1 - 5 mikron.
4. Pada umumnya tidak memiliki klorofil.
5. Memiliki bentuk bermacam-macam.
6. Parasit atau hidup bebas.
7. Hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dan dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan.
8. Dapat hidup di lingkungan keras / ekstrim seperti pada mata air panas, kawah/magma.

Struktur bakteri; 
Struktur bakteri dibagi menjadi dua bagian yaitu;

1. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri).
Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan.
2. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu).
Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora.

Struktur Dasar Bakteri;
1. Dinding sel tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein dan polisakarida (ketebalan peptidoglikan membagi bakteri menjadi bakteri gram positif bila peptidoglikannya tebal dan bakteri gram negatif bila peptidoglikannya tipis).

2. Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan fosfolipid dan protein. Di bagian dalam membran plasma terdapat lekukan-lekukan yang disebut mesosom.

3. Mesosom daerah atau  bagian dalam membran plasma yang mengalami lipatan. Fungsinya diduga sebagai organel respirasi sel. berarti mesosom menggantikan peranan organel mitikondria pada sel eukariotik. Namun keberadaan mesosom itu sendiri masih diperdebatkan sampai sekarang.

4. Sitoplasma adalah cairan sel.  di dalam sitoplasma terdapat organel-organel dari sel seperti ribosom, mitokondria, retikulum endoplasma dan lain sebagainya.

5. Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma berbentuk bulat-bulat kecil, tersusun atas protein dan RNA. Fungsinya untuk sintesa protein.

6. Granula penyimpanan, untuk menyimpan cadangan makanan yang dibutuhkan.

Struktur tambahan bakteri; 
1. Kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan di luar dinding sel pada jenis bakteri tertentu, bila lapisannya tebal disebut kapsul dan bila lapisannya tipis disebut lapisan lendir. Kapsul dan lapisan lendir tersusun atas polisakarida dan air.

2. Flagelum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel. Bentuknya mirip cambuk

3. Pilus dan fimbria adalah struktur berbentuk seperti rambut halus yang menonjol dari dinding sel, pilus mirip dengan flagelum tetapi lebih pendek, kaku dan berdiameter lebih kecil dan tersusun dari protein dan hanya terdapat pada bakteri gram negatif. Fimbria adalah struktur sejenis pilus tetapi lebih pendek daripada pilus.

4. Klorosom adalah struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan fotosintesis.

5. Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis.

6. Endospora adalah bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis bakteri gram positif yang terbentuk jika kondisi lingkungan tidak menguntungkan bagi kehidupan bakteri. Endospora mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik, dan ribosom. Dinding endospora yang tebal tersusun atas protein dan menyebabkan endospora tahan terhadap kekeringan, radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat kimia. Jika kondisi lingkungan menguntungkan endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri baru.

Bentuk Bakteri
Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang (basil),dan spiral (spirilia) serta terdapat bentuk antara kokus dan basil yang disebut kokobasil. Berbagai macam bentuk bakteri :

1. Bakteri Kokus :

a.Monokokus yaitu berupa sel bakteri bulat tunggal.

b.Diplokokus yaitu dua sel bakteri bulat yang berdempetan.

c.Tetrakokus yaitu empat sel bakteri bulat yang berdempetan berbentuk segi empat.

d.Sarkina yaitu delapan sel bakteri bulat yang berdempetan membentuk kubus.

e. Streptokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri bulat berdempetan membentuk rantai.

f. Stapilokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan seperti buah anggur.

2. Bakteri Basil :

a. Monobasil yaitu berupa sel bakteri batang tunggal.

b. Diplobasil yaitu berupa dua sel bakteri batang yang berdempetan.

c. Streptobasil yaitu beberapa sel bakteri basil berdempetan membentuk rantai.

3. Bakteri Spirilia :

a. Spiral yaitu bentuk sel bergelombang.

b. Spiroseta yaitu bentuk sel seperti sekrup

c. Vibrio yaitu bentuk sel seperti tanda baca koma.

Alat Gerak Bakteri

Alat gerak pada bakteri berupa flagellum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel. Flagellum memungkinkan bakteri bergerak menuju kondisi lingkungan yang menguntungkan dan menghindar dari lingkungan yang merugikan bagi kehidupannya. Flagellum memiliki jumlah yang berbeda-beda pada bakteri dan letak yang berbeda-beda pula yaitu :

A. Monotrik B. Lofotrik C. Lofotrik D. Peritrik

a. Atrik, tidak mempunyai flagel.
b. Monotrik, mempunyai satu flagel pada salah satu ujungnya.
c. Lofotrik, mempunyai sejumlah flagel pada salah satu ujungnya.
d. Amfitrik, mempunyai flagel pada kedua ujungnya.
e. Peritrik, mempunyai flagel pada seluruh permukaan tubuhnya.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri

Pertumbuhan pada bakteri mempunyai arti perbanyakan sel dan peningkatan ukuran populasi. Faktor–faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri atau kondisi untuk pertumbuhan optimum adalah :

1. Suhu
2. Derajat keasaman atau pH
3. Konsentrasi garam
4. Sumber nutrisi
5. Zat-zat sisa metabolisme
6. Zat kimia

Hal tersebut diatas bervariasi menurut spesies bakterinya.misalnya berdasarkan kisaran suhu tempat hidupnya bakteri dibagi menjadi 4 golongan :

a. Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0°– 30 °C
b. Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15° – 55 °C
c. Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah suhu tinggi antara 40° – 75 °C
d. Bakteri hipertermofil, yaitu bakteri yang hidup pada kisaran suhu 65 - 114 °C

Penggolongan bakteri berdasarkan sumber oksigen yang diperlukan dalam proses respirasi. Bakteri itu dikelompokan sebagai berikut :

a. Bakteri aerob, yaitu bakteri yang menggunakan oksigen bebas dalam proses respirasinya. Misal: Nitrosococcus, Nitrosomonas dan Nitrobacter.
b. Bakteri anaerob, yaitu bakteri yang tidak menggunakan oksigen bebas dalam proses respirasinya. Misal: Streptococcus lactis
c. Bakteri aerob obligat, yaitu bakteri yang hanya dapat hidup dalam suasana mengandung oksigen. Misal: Nitrobacter dan Hydrogenomonas.
d. Bakteri anaerob obligat, yaitu bakteri yang hanya dapat hidup dalam suasana tanpa oksigen. Misal: Clostridium tetani.  Bakteri ini penyebab penyakit tetanus, oleh karena itu orang yang terkena tetanus diberikan udara yang kaya oksigen untuk mempercepat proses penyembuhannya.
e. Bakteri anaerob fakulatif, yaitu bakteri yang dapat hidup dengan atau tanpa oksigen. Misal: Escherichia coli, Salmonella thypose dan Shigella.

Penggolongan bakteri berdasarkan cara mendapatkan makanan :

a. Bakteri heterotrof
yaitu bakteri yang tidak dapat membuat makanan sendiri. Bakteri heterotrof dibagi lagi menjadi 2 yaitu bakteri saprofit dan parasit. Bakteri saprofit adalah bakteri yang mendapatkan makanan dari sisa-sisa makhluk hidup seperti kotoran, sampah dan bangkai makhluk hidup. Sedangkan bakteri parasit memperoleh makanan dari mengambil makanan makhluk hidup inangnya.

b. Bakteri autotrof
yaitu bakteri yang dapat menyusun zat makanan sendiri dari zat anorganik yang ada. Dari sumber energi yang digunakannya, bakteri autotrof  dibedakan menjadi dua golongan, yaitu: bakteri  fotoautotrof dan kemoautotrof.
Bakteri fotoautrotof  yaitu bakteri yang memanfaatkan cahaya sebagai energi untuk mengubah zat anorganik menjadi zat organik melalui proses fotosintesis. Contoh bakteri ini adalah: bakteri hijau, bakteri ungu.
Bakteri kemoautrotof adalah bakteri yang menggunakan energi kimia yang diperolehnya pada saat terjadi perombakan zat kimia dari molekul yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan melepaskan hidrogen. Contoh bakteri ini adalah: Nitrosomonas , Nitrosocoocus, Nitrobacter

Cara Perkembangbiakan bakteri

Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau berkembang biak secara aseksual (vegetatif = tak kawin) dengan membelah diri. Pembelahan sel pada bakteri adalah pembelahan biner yaitu setiap sel membelah menjadi dua.

Reproduksi bakteri secara seksual yaitu dengan pertukaran materi genetik antara bakteri satu dengan bakteri lainnya. Pertukaran materi genetik disebut rekombinasi genetik atau rekombinasi DNA.

Rekombinasi genetik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:

1. Transformasi
adalah perpindahan materi genetik berupa DNA dari sel bakteri yang satu ke sel bakteri yang lain tanpa kontak langsung. Pada proses transformasi saat sel bakteri donor mengalami lisis/hancur akan menyebarkan materi genetik ke lingkungan sebagian dari materi genetik akan bergabung dengan materi genetik bakteri penerima. Diguga transformasi ini merupakan cara bakteri menularkan sifatnya ke bakteri lain. Misalnya pada bakteri Pneumococci yang menyebabkan Pneumonia dan pada bakteri patogen yang semula tidak kebal antibiotik dapat berubah menjadi kebal antibiotik karena transformasi.

2. Transduksi
adalah pemindahan materi genetik bakteri ke bakteri lain dengan perantaraan virus. Selama transduksi, sel bakteri donor terinfeksi oleh virus bakteri / bakteriofage sehinggga bakteri mengalami siklis litik yang diakhiri dengan pecahnya sel bakteri/lisis dan mengeluarkan virus-virus baru hasil reproduksi virus dalam sel bakteri dan virus-virus baru ini juga membawa materi genetik dari bakteri. Virus-virus baru/bakteriofage yang nonvirulen (menimbulkan siklus lisogen) memindahkan materi genetik/DNA yang dibawanya dan bersatu dengan DNA bakteri inangnya. Materi genetik/DNA dari virus ini disebut profag.

3. Konjugasi
adalah pemindahan materi genetik berupa plasmid secara langsung melalui kontak sel dengan membentuk struktur seperti jembatan diantara dua sel bakteri yang berdekatan yang disebut pilus. Umumnya terjadi pada bakteri gram negatif.

Peranan Bakteri Dalam kehidupan manusia

bakteri mempunyai peranan yang menguntungkan maupun yang merugikan.

Bakteri yang menguntungkan adalah sebagai berikut :

1. Pembusukan/penguraian sisa-sisa mahluk hidup contohnya Escherichia colie

2. Pembuatan makanan dan minuman hasil fermentasi contohnya :
Acetobacter pada pembuatan asam cuka
Lactobacillus bulgaricus pada pembuatan yoghurt
Acetobacter xylinum pada pembuatan nata de coco
Lactobacillus casei pada pembuatan keju yoghurt.
3. Berperan dalam siklus nitrogen sebagai bakteri pengikat nitrogen yaitu Rhizobium leguminosarum yang hidup bersimbiosis dengan akar tanaman kacang-kacangan dan Azotobacter chlorococcum.

4. Penyubur tanah contohnya Nitrosococcus, Nitrosomonas dan Nitrobacter yang berperan dalam proses nitrifikasi mengikat Nitrogen bebas di udara dalam bentuk akhir ion nitrat yang dibutuhkan tanaman. Proses nitrifikasi sebenarnya terdiri dari dua tahap yaitu :
Nitritasi : oksidasi amonia (NH3) menjadi nitrit (NO2-) oleh bakteri nitrit. Proses ini dilakukan oleh kelompok bakteri Nitrosomonas dan Nitrosococcus.
Nitratasi : oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat (NO3-) oleh bakteri nitrat. Proses ini dilakukan oleh kelompok bakteri Nitrobacter
5. Penghasil antibiotik contohnya adalah :
Bacillus polymyxa penghasil antibiotik untuk pengobatan infeksi bakteri gram negatif
Bacillus subtilis penghasil antibiotik untuk pengobatan infeksi bakteri gram positif
Streptomyces griseus penghasil antibiotik streptomisin untuk pengobatan TBC
6. Pembuatan zat kimia misalnya aseton dan butanol oleh Clostridium acetobutylicum

7. Berperan dalam proses pembusukan sampah dan kotoran hewan sehinggga menghasilkan energi alternatif metana berupa biogas. Contohnya methanobacterium

8. Penelitian rekayasa genetika dalam berbagai bidang.sebagai contoh dalam bidang kedokteran dihasilkan obat-obatan dan produk kimia bermanfaat yang disintesis oleh bakteri, misalnya enzim, vitamin dan hormon.

Bakteri yang merugikan sebagai berikut :

1. Pembusukan makanan contohnya Clostridium botulinum

2. Penyebab penyakit pada manusia contohnya :
Mycobacterium tuberculosis penyebab penyakit TBC 
Vibrio cholerae penyebab kolera atau muntaber
Clostridium tetani penyebab penyakit tetanus
Mycobacterium leprae penyebab penyakit lepra
3. Penyebab penyakit pada hewan contohnya Bacilluc antrachis penyebab penyakit antraks pada sapi

4. Penyebab penyakit pada tanaman budidaya contohnya :
Pseudomonas solanacearum penyebab penyakit pada tanaman tomat, lombok, terungdll
Agrobacterium tumafaciens penyebab tumor pada tumbuhan

Cara budidaya Kentang (Solanum tuberosum L)

       Kentang atau dikenal dengan nama latin Solanum tuberosum L merupakan tumbuhan dari suku Solanaceae.
Tumbuhan ini berumbi dan menjadi salah satu makanan pokok penting bagi penduduk negara-negara di Eropa.
Namun bukan berarti asal tumbuh kentang berasal dari daratan eropa.
Pada awalnya kentang didatangkan dari Amerika Selatan oleh penjelajah asal Spanyol dan Portugis, kemudian tumbuhan ini ditanam dan hingga berkembang dengan baik di daratan Eropa.
Tumbuhan ini dari tempat asalnya telah di budidayakan sejak ribuan tahun silam dan merupakan tumbuhan herba atau berbatang pendek.
Tumbuhan ini dapat tumbuh dengan baik di daratan beriklim sejuk dan dapat ditanam di daratan tinggi du negara-negara tropis seperti Negara Indonesia.
Berikut adalah klasifikasi ilmiahnya.

   Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : S. tuberosum
Nama binomial : Solanum tuberosum L.

       Kentang diduga masuk ke Indonesia pada tahun 1794 dan di tanam pertama kali di daerah Cimahi di provinsi Jawa barat. Sejak itu lah kentang ditemukan di wilayah Priangan dan kawasan Gunung Tengger.
Pada tahun 1812 kentang sudah dikenal dan di jual di Kedu, namun penduduk di pulau Sumatera sudah mengenalnya pada tahun 1811.
Kentang mengandung vitamin A, B-kompleks, C, asam folat mineral, protein, karbohidrat, karotenoid dan polifenol. Dalam pohon kentang juga diketahui memiliki zat solanin yang berguna sebagai obat penenang, anti kejang, anti jamur dan pestisida.
Kompresan air kentang ini dikenal sangat membantu untuk pengobatan luka pada kulit, terlebih di negara miskin yang sulit mendapatkan fasilitas cangkok kulit (skin graft).
Namun bila kentang terpapar cahaya, umbi pada tanaman kentang akan membuat senyawa glikoalkaloid atau lebih dikenal dengan sebutan solanin, maka akan berbahaya bila dikonsumsi. Akibatnya akan menimbulkan terganggunya sistem saraf, terbakar tenggorokan, sakit kepala, paralisis/lumpuh tungkai dan badan mendingin. Apabila dosis yang dikonsumsi sudah mencapai 3-6 mg, akibat bisa fatal. Pengobatan yang bisa dilakukan ialah memberi arang aktif/norit, cuci lambung dan diberi cairan infus. Sebab itu, untuk pencegahan terjadinya solanin pada kentang yang hendak dikonsumsi itu, maka letakkan kentang di tempat yang gelap. Memasak solanin pada suhu tinggi dapat menghancurkan sebagian solanin.
Hindari mengonsumsi kentang yang sudah berkecambah dan berwarna hijau di bagian bawah kulit, karena alkaloid solaninnya sudah tinggi dan sudah sangat beracun.

Teknik Budidaya

       Kentang akan tumbuh sempurna di dataran tinggi yaitu berkisar antara 1.600 hingga 3.000 meter diatas permukaan laut.
Kelembaban udara tinggi antara 80% hingga 90%.
Curah hujan yang baik.

Pemilihan Bibit Unggul
Terdapat tunas pada umbi dan memiliki daya tahan yang baik pada umbi, setelah 4 bulan pasca panen.
Mata tunas setidaknya memiliki panjang ±2 cm dan memiliki 4-5 mata tunas pada tiap umbi kentang. Usahakan permukaan kulit umbi tidak memiliki cacat dan penyakit.

Media tanam
Pemilihan dan pengolahan lahan yang baik adalah modal utama dalam melakukan budidaya kentang yang baik.
Tahap awal adalah menggemburkan tanah dan diamkan selama ±3 hari, supaya bibit penyakit dalam media tanam dapat mati terkena paparan sinar matahari secara langsung.
Setelah itu berikan pupuk kompos pada lahan yang berguna sebagai pupuk dasar, kemudian diamkan selama ± 7 hari.
Lalu buatlah bedengan-bedengan pada lahan dan usahakan bedengan tersebut menghadap ke arah timur dan barat,
Lebar bedengan tersebut antara 70-75 cm dan tinggi 30-35 cm serta jarak  bedengan dengan bedengan yang lain antara 40 cm.

Jarak tanam
Buatlah lubang tanam di atas bedengan dengan jarak antar lubang tanam kira – kira 20cm hingga 25 cm.
Tahap selanjutnya adalah menanam umbi kentang yang telah dipersiapkan. Sebaiknya awal tanam dimulai pada saat musim penghujan agar tanaman baru langsung mendapatkan suplay air yang cukup.

Pemupukan
Penggunaan pupuk dapat dilakukan dengan rotasi setiap 20 hari dan pemupukan harus dilakukan secara rutin.
Cara aplikasinya ditaburkan di tengah-tengah antara jarak tanam.
Pupuk dan dosis yang digunakan adalah sebagai berikut;
Pupuk Urea 500kg/h.
Pupuk ZA 150kg/h.
Pupuk KCL 100kg/h.
Pupuk SP36 400kg/h.

Penyiangan
Pembersihan gulma merupakan hal penting yang harus dilakukan.
Gulma adalah tumbuhan asing yang dapat mengganggu pertumbuhan dan hasil produksi tanaman.
Penyiangan dapat dilakukan bersamaan saat waktu pemupukan yaitu setiap 20 hari sekali atau dapat juga lakukan pada saat umur tanaman telah mencapai 30 hari dan dapat juga dimulai pada saat umur 50 hari.

Penyiraman
Penyiraman dilakukan 1 hari sekali atau bisa juga dilakukan pada waktu kondisi tanah terlihat kering.
Usahakan waktu penyiraman jangan terlalu banyak (tergenang), karena dapat menghambat pertumbuhan tanaman yang disebabkan terlalu banyak air.

Masa panen
Pada umumnya kentang sudah dapat dipanen telah mencapai usia 3-4 bulan dan usahakan waktu pemanenan waktu kondisi cuaca cerah.
Setelah kentang dipanen, diamkan di lahan sekitar 1 jam supaya terpapar sinar matahari secara langsung. Karena kulit umbi akan mengering dan kotoran tanah akan terlepas semua.

      Demikian sedikit informasi mengenai kentang, semoga bermanfaat dan sukses.