04 September, 2016

Pertolongan pertama mengatasi keracunan herbisida

    Profesi sebagai seorang petani tidak dapat dipisahkan dari pestisida dari golongan herbisida.
Herbisida adalah racun pembasmi rumput atau gulma.
Biasanya petani menggunakan herbisida untuk mengurangi jangka waktu pembersihan lahan dari gulma yang dianggap sebagai pengganggu dan dianggap sebagai penghambat pertumbuhan tanaman.

    Herbisida dibuat dengan berbagai macam sifat yaitu glifosat, kontak dan sistemik.
Pada umumnya perbedaan tersebut disebabkan oleh sifat dari sasaran gulma itu sendiri.
Akibatnya banyak dari sahabat petani kurang memperhatikan masalah ini dan kecerobohan dalam aplikasinya pun kurang memperhatikan standar keamanan dalam penggunaannya.

     Semakin majunya teknologi informasi pertanian. Maka semakin banyak produk dari brand-brand herbisida dijumpai di toko-toko pertanian.
Setiap produknya memiliki zat kimia yang berbeda-beda dan mempunyai tingkat akurasi kematian gulma bervariasi.

    Herbisida terdapat dua yaitu herbisida menurut aplikasinya adalah herbisida pra tumbuh (preemergence herbicide) dan herbisida pasca tumbuh (postemergence herbicide).
Pada umumnya herbisida bekerja dengan mengganggu proses anabolisme senyawa penting seperti pati, asam lemak atau asam amino melalui kompetisi dengan senyawa yang "normal" dalam proses tersebut. Herbisida menjadi kompetitor karena memiliki struktur yang mirip dan menjadi kosubstrat yang dikenali oleh enzim yang menjadi sasarannya.
Cara kerja lainnya adalah dengan mengganggu keseimbangan produksi bahan-bahan kimia yang diperlukan tumbuhan.

     Herbisida adalah jenis racun pembasmi rumput yang berbahaya bagi penggunanya. Karena jika tidak mengikuti standar keamanan, maka dapat mengakibatkan keracunan herbisida.
Biasanya kepala menjadi pusing dan jika tidak cepat ditangani kondisi tubuh akan semakin lemah, tidak bisa makan minum karena lidah dan tenggorokan melepuh. Fungsi ginjal mulai terganggu, bahkan sampai harus cuci darah. Hatipun mengalami gangguan, mata makin kuning dan enzim hati makin tinggi. Timbul infeksi paru-paru dan sesak nafas, gagal nafas dan berakhir dengan kematian.

     Saat terjadi keracunan herbisida harus dibawa kerumah sakit terdekat. Jika tidak segera ditolong. Maka yang terjadi akan seperti penjelasan diatas.
Kemudian pertolongan pertama dilapangan dapat menggunakan metode dibawah ini.
Karena metode dibawah ini berfungsi untuk mengeluarkan racun yang telah terhirup tanpa sengaja ataupun terminum.
Efek samping yang akan ditimbulkan adalah muntah-mutah saat beberapa waktu di minumkan dan kemudian tubuh menjadi lemas.
Berikut adalah cara melakukan pertolongan pertama saat keracunan herbisida.

Bahan utama;
• Tanah liat putih secukupnya.
• Air.

Cara membuat dan aplikasinya;
    Tanah liat putih / lempung putih di campur menggunakan air, kemudian di saring lalu diminumkan.
Tanda-tanda keluarnya racun adanya tanda muntah-muntah.
Setelah beberapa jam minum susu putih dengan diberi garam secukupnya.

Catatan;
Setelah menggunakan metode ini, sebaiknya korban segera dibawa keklinik atau rumah sakit terdekat, supaya mendapatkan perawatan medis yang cukup untuk pemulihan kondisi tubuh yang telah terkontaminasi bahan aktif herbisida.
Untuk menghindari terjadinya efek samping keracunan herbisida gunakan lah standar keamanan yang baik dan minum air kelapa muda atau minum 1 buah perasan air jeruk nipis dicampur 1 sendok makan madu murni setiap habis menyiang gulma atau menyemprot gulma.

   Demikianlah sedikit informasi mengenai pertolongan pertama saat keracunan herbisida.
Semoga bermanfaat dan sukses serta memberikan solusi bagi sahabat petani.
Sekian dan terimakasih.

Cara membuat vitamin B3 untuk tanaman

     Metabolisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu “metabolismos” yang berarti “perubahan“.
Secara umum pengertian “metabolisme” adalah semua proses atau reaksi kimia yang terjadi didalam organisme hidup atau makhluk hidup dan termasuk yang terjadi ditingkat selular.
Metabolisme tidak hanya terjadi pada manusia dan hewan, namun tumbuhan juga mengalami metabolisme tersebut.
Proses metabolisme sebenarnya selalu menggunakan enzim sebagai katalisatornya, oleh sebab itu metabolisme  juga disebut dengan reaksi enzimatis. Reaksi-reaksi tersebut adalah dasar dari kehidupan makhluk hidup (dalam hal ini adalah tumbuhan atau tanaman), yang membuat sel dapat tumbuh serta bereproduksi, mempertahankan strukturnya dan merespon lingkungannya. Metabolisme berpengaruh terhadap kondisi kesehatan tanaman, laju pertumbuhan, kesuburan dan kemampuan tumbuhan untuk berproduksi.
Metabolisme sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan tumbuhan , laju pertumbuhan, kesuburan dan kemampuan tumbuhan untuk berproduksi.

     Pada dasarnya tumbuhan memiliki kemampuan untuk menghasilkan metabolit sekundernya sendiri.
Metabolit tersebut berguna sebagai perlindungan diri dari serangan bakteri dan patogen (jamur).
Selain itu tumbuhan juga dapat menghasilkan vitamin dan hormonnya.
Vitamin dan hormon tersebut berperan penting dalam mengendalikan dan mengkoordinasikan perkembangan dan pertumbuhan.

    Metabolisme pada tumbuhan terdiri dari 2 proses diantaranya adalah anabolisme dan katabolisme.

a. Anabolisme adalah semua proses (reaksi kimia) penyusunan zat kompleks dari zat yang lebih sederhana. Anabolisme meliputi pembentukan senyawa yang lebih besar dari molekul-molekul yang lebih kecil. Molekul tersebut terdiri dari protein, pati, selulosa, lemak dan asam lemak. Proses anabolisme membutuhkan energi.

b. Katabolisme adalah kebalikan dari anabolisme, yaitu semua proses (reaksi kimia) pemecahan zat kompleks menjadi zat lebih sederhana. Pada proses katabolisme akan menghasilkan energi yang berupa adenosin triphosphate.

     Ketika proses metabolisme pada tumbuhan / tanaman berjalan dengan tidak baik dan tanaman tidak mampu lagi menghasilkan vitamin untuk dirinya sendiri, maka dapat memfaatkan vitamin untuk manusia yang dapat dibeli diapotik-apotik terdekat.
Vitamin B3 dapat dimanfaatkan secara baik, untuk meningkatkan metabolisme tanaman dan untuk menunjang enzim-enzim menjadi protein.
Secara umum Vitamin B3 mengandung niasinamida yang sangat dibutuhkan oleh berbagai sel jaringan tumbuhan atau tanaman. Karena salah satu fungsi vitamin B3 adalah menghasilkan NAD atau dikenal dengan subtrat enzim, maka  subtrat enzim dapat memodifikasi protein  yang berguna untuk semua organisme hidup (makhluk hidup) termasuk juga tumbuh-tumbuhan atau tanaman.
Mikroba yang ada didalam tanah juga dapat mensintesis NAD, untuk transformasi energi dan pembentukan selnya. Semakin besar kadar niasin, maka mikroba dapat dengan mudah mensintesis kebutuhan tanaman berupa asam amino golongan asam aspartat dan triftopan. Kedua asam amino tersebut sifatnya menyusun protein bagi jaringan tanaman yang menyerapnya.

    

Terdapat dua cara dalam menggunakan vitamin B3 untuk meningkatkan metabolisme pada tanaman. Cara pertama adalah cara instan yaitu digunakan secara langsung tanpa fermentasi dan cara kedua adalah dengan difermentasi terlebih dahulu. Berikut caranya memanfaatkan vitamin B3;

1. Penggunaan vitamin B3 cara instan.
      Bahan-bahan;
1). Vitamin B3    1 tablet
2). Air cucian beras (leri)  1 liter

Cara membuat;
1 tablet vitamin B3 ditumbuk sampai halus, kemudian larutkan dengan 1 liter air cucian beras atau air leri. Kemudian diaduk-aduk sampai tercampur rata.

Cara aplikasi;
Kocorkan 200 ml untuk setiap tanaman dan disemprotkan kedaun atau seluruh bagian batang tanaman.

2. Penggunaan Vitamin B3 dengan cara fermentasi.
Fermentasi dilakukan secara anaerob karena vitamin B3 bisa larut dalam proses ester (fermentasi etanol) tertutup. Berikut ini cara fermentasinya;
     Bahan-bahan;
1). Vitamin B3    1 tablet
2). Air leri    100 ml
3). Air kumur-kumur  (air mulut) 280 ml
4). Air gula merah/pasir  20 ml
5). Botol bekas air mineral ukuran 600 ml

Cara membuat;
Haluskan vitamin B3 sampai lembut, lalu masukkan semua bahan kedalam botol bekas air mineral, simpan ditempat teduh dan terhindar dari sinar matahari. Setiap 2 hari sekali kocok-kocok sebentar. Setelah 5 - 7 hari, larutan tersebut baru dapat digunakan.

Cara Aplikasi;
Campurkan 2 tutup botol cairan fermentasi dengan 3 liter air. Kemudian semprotkan pada daun dan seluruh bagian tanaman. Untuk kocor, siramkan 200 ml larutan untuk setiap tanaman.

     Demikian sedikit informasi mengenai metabolisme dan pengaruhnya terhadap tanaman. Serta cara memanfaatkan vitamin B3 untuk membantu proses metabolisme pada tanaman.
Semoga bermanfaat dan sukses.