25 July, 2019

Minyak daun cengkeh Pengendali kutu putih/kebul

         Minyak Atsiri yang dihasilkan dari penyulingan tanaman cengkeh, merupakan salah satu dari jenis minyak atsiri  yang mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi.  Seluruh bagian tanaman cengkeh mengandung  minyak,  namun kandungan minyak terbanyak terdapat pada bunga. Penyulingan minyak cengkeh biasanya petani menggunakan metode sangat sederhana,  yakni dengan mengumpulkan runtuhan  daun dan ranting.  

        Pada abad ke 16 Philippus Aureolus Paracelsus seorang pembaharu ilmu kedokteran asal Swiss,  memperkirakan bahwa tanaman cengkeh  bau harumnya didapatkan dari kandungan senyawa tertentu.  Philip menyebutnya Quinta essential.  Hipotesanya menjadi dasar lahirnya industri minyak atsiri di Eropa.  Sejarah penjajahan bangsa Belanda di Indonesia berpengaruh besar terhadap perkembangan minyak atsiri dan menjadi dasar produksi untuk pertama kalinya. Ketika itu di Eropa,  minyak atsiri yang paling populer adalah minyak hasil penyulingan dari bunga lavender.  Kehadiran minyak cengkih ke Eropa menjadi dasar penyulingan tanaman yang berbau harum untuk diambil minyaknya. 

       Minyak cengkeh digunakan diberbagai industri farmasi, parfum, penyedap rasa,  anti jamur, anti bakteri dan racun.  Minyak cengkeh juga dapat digunakan sebagai bius ikan atau sebagai pengganti sianida,  sehingga tindakan penangkapan ikan hidup dapat lebih ramah terhadap lingkungan. Sebuah studi yang dilakukan di University Kuwait menemukan bahwa minyak cengkeh memiliki aktivitas setara dengan benzocain sebagai pereda rasa nyeri dalam mulut. 

‌         Minyak cengkih mengandung eugenol sebanyak 78 - 98%.  Zat tersebut dihasilkan dari kelenjar minyak yang terdapat pada permukaan tubuh bunga cengkih. Secara keseluruhan daun dan ranting cengkih mengandung eugenol dengan konsentrasi lebih banyak dibandingkan bunga cengkih. Pada minyak yang dihasilkan dari daun cengkih terdapat 82 - 88% eugenol dan pada ranting mencapai 90-95%. Dibandingkan minyak dari bunga cengkih yang hanya mengandung 60-90% eugenol, sisanya adalah eugenyl asetat, caryophyllene, dan senyawa minor lainnya. S‌ekarang ini Indonesia dan Madagaskar merupakan produsen utama minyak cengkih.

           Menurut Balai penelitian tanaman obat dan aromatik,  bogor,  menunjukkan minyak daun cengkih dapat mengendalikan serangan kutu kebul / putih atau yang bernama latin planococcus minor.  Kutu kebul merupakan vektor penyakit kerdil pada tanaman lada.  
Penyemprotan pada bibit  dengan minyak daun sirih dengan konsentrasi 5% dengan frekuensi  2 kali dalam seminggu dapat menyebabkan kematian pada kutu kebul hingga mencapai 90%. Karena minyak  daun cengkeh mengandung senyawa eugenol yang bersifat toksik bagi kutu kebul.  Dengan begitu lada dapat tumbuh dengan sebutan hingga 100℅. 

‌          Minyak cengkih dimuat dalam novel Perfume karangan Patrick Süskind. Dalam novel tersebut, disebutkan bahwa minyak cengkih merupakan salah satu campuran untuk menghasilkan minyak wangi beraroma kuat hingga mampu membangunkan orang yang pingsan.