28 January, 2017

Cara mengatasi bercak daun pada tanaman kelapa sawit

      Penyakit bercak daun disebabkan oleh beberapa jenis spesies jamur yaitu jamur Curvularia eragrostidis, Curvularia sp, Drechslera halodes, Cochliobolus carbonus, Cochliobolus sp dan Pestalotiopsis sp.
Jamur/patogen tersebut menyebar melalui spora yang terbang di bawa angin atau percikan air.

   Pada umumnya penyakit tersebut menyerang bibit (tanaman muda) kelapa sawit.
Faktor penyebab utamanya adalah kelembaban udara yang terlalu tinggi, sehingga spora mudah tumbuh dan berkembang.
Selain itu banyaknya gulma yang tumbuh pada lokasi  persemaian. Karena gulma dari keluarga gramineae merupakan inang sementara potensial bagi jamur/patogen tersebut. Oleh sebab itu, kebersihan pada lokasi persemaian menjadi penentu berkembangnya patogen tersebut.

  Jika terdapat indikasi bibit terinfeksi jamur tersebut, maka penyiraman harus menghindarkan air mengenai daunnya secara langsung dan usahakan langsung mengenai permukaan tanah didalam polibag.
Kemudian penyiraman harus dikurangi dalam jangka waktu tertentu.
Penjarangan bibit pada persemaian harus dilakukan. Jika kondisi penyebaran patogen telah mencapai diambang batas, maka bibit yang terinfeksi harus segera dimusnahkan atau dipisahkan jauh dari persemaian.
Jika yang terinfeksi hanya sedikit, maka daun pada bibit kelapa sawit tersebut cukup diambil dan dimusnahkan dengan cara dibakar.
Selain itu pengendalian jamur tersebut dapat dilakukan dengan cara penyemprotan pestisida dari golongan fungisida dengan kosentrasi sebagai berikut.

Aplikasi :

Fungisida merk thibenzol, captan atau thiram dengan konsentrasi 0,1-0,2% setiap 10-14 hari sekali.

    Semoga bermanfaat dan sukses.

Cara mengatasi karat daun pada tanaman kelapa sawit.

     Penyakit karat daun adalah penyakit yang paling umum dijumpai di perkebunan kelapa sawit.
Penyakit ini menyerang tanaman produktif dan tidak produktif.
Penyakit ini disebabkan oleh sejenis alga yaitu alga Cephaleuros virescen.
Ciri-ciri gejala penyakit ini berupa pembentukan karat berwarna kemerahan pada pelepah-pelepah tua (pelepah penyangga buah). Oleh sebab itu seluruh daun pada pelepah-pelepah penyangga menjadi kering dan kemudian mati.

     Penyakit karat daun diketahui dapat mengganggu kemunculan tandan buah baru dan mengurangi hasil produksi buah kelapa sawit.
Selain itu tindakan pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara penyemprotan fungisida tembaga, seperti fungisida Kurproxat 345SC dengan dosis 2,5- 5 gram / 2 liter air bersih dan dengan interval penyemprotan satu minggu sekali.

    Semoga bermanfaat dan sukses.

26 January, 2017

Cara mengatasi penyakit tajuk pada tanaman kelapa sawit

      Penyakit tajuk atau lebih dikenal dengan penyakit Crown disease adalah penyakit pada tanaman kelapa sawit yang disebabkan oleh gen keturunan tanaman induk. Penyakit ini merupakan penyakit merupakan penyakit yang berbahaya dan sangat perlu penanganan yang serius.
Jika tidak dilakukan, maka sudah dapat dipastikan tanaman kelapa sawit yang berasal dari induk berpenyakit produktifitasnya sangat rendah, karena tanaman tidak dapat membentuk buah dengan maksimal.

      Penyakit ini tergolong penyakit turunan dan secara umum sangat terlihat pada tanaman kelapa sawit berusia 2-4 tahun setelah tanaman.
Tanaman bergen penyakit tajuk dapat diketahui pada pelepah yang bengkok-bengkok dan tidak memiliki helai daun seperti tanaman pada umumnya.
Ciri lain terlihat pada daun pertengahan hingga keujung pelepah yaitu daun kecil-kecil, sobek atau tidak memiliki helai daun sama sekali.

     Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk menanggulangi penyakit ini adalah sebagai berikut ;
1). Menggunakan bibit yang sehat dan berkualitas dan jelas asal – usulnya.
2). Menggunakan bibit bersertifikat yang sudah terbukti kualitasnya,
3). Menyingkirkan tanaman-tanaman yang memiliki gen panyakit tajuk.
4). Pastikan piringan selalu bersih dari gulma pengganggu.

     Penyakit ini bisa dikatakan cacat bawaan atau bisa dikatakan sifat dari genetik yang diturunkan dari tanaman induk.
Hingga saat ini belum ditemukan secara pasti untuk mengatasi dan mengendalikan penyakit ini.
Oleh sebab itu harus dilakukan seleksi terlebih dahulu pada tanaman yang akan dijadikan induk, karena akan bersifat beregenerasi  terhadap penyakit ini atau bisa dikatakan indukan yang terinfeksi penyakit ini tidak boleh dijadikan indukan.
Kemudian dari beberapa kasus dilapangan, hanya terdapat beberapa pohon saja yang dapat sembuh dan normal. Namun hanya kondisi fisik dari pohon tersebut terindikasi lemah dan dapat terserang kembali sewaktu-waktu.

       Semoga bermanfaat dan sukses.

21 January, 2017

Cara mengatasi Penyakit Akar / Busuk Akar Sawit (Blast disease) pada tanaman kelapa sawit.

      Penyakit akar adalah salah satu dari deretan penyakit yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan kelapa sawit.
Penyakit ini disebut dengan Blast disease yang disebabkan oleh cendawan/jamur Rhizoctonia lamellifera dan Phytium sp.
Cendawan ini selalu menyerang sistem perakaran tanaman kelapa sawit yang berada didalam tanah dan menyebabkan akar tanaman membusuk. Pada umumnya Akar tanaman yang terinfeksi akan membusuk dan rusak, sehingga fungsinya sebagai penyerap nutrisi dan air akan terhenti.
Akibatnya akan mengganggu pertumbuhan dan pada akhirnya tanaman akan menjadi mati.

    Ciri-ciri tanaman kelapa sawit yang terinfeksi jamur Rhizoctonia lamellifera dan Phytium sp, biasanya pertumbuhan tanaman menjadi tidak normal, kerdil, kondisi tanaman menjadi lemah dan menjadi nekrosis (daun berubah warna dari hijau menjadi kuning) pada daun tanaman.
Perubahan warna daun (nekrosis) ini dimulai dari ujung daun dan hanya dalam waktu beberapa hari saja tanaman akan mati.
Penyakit ini bisa menyerang mulai dari pembibitan, tanaman muda hingga tanaman dewasa.
Namun penyakit ini sering ditemukan pada masa pembesaran bibit dan sangat jarang di temui pada tanaman usia produktif.

     Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara pencegahan yaitu dengan melakukan budidaya yang baik dan benar sesuai dengan prosedur budidaya yang dianjurkan.
Biasanya cara ini dapat dilakukan dengan mengikuti berbagai program penyuluhan dari petugas Dinas terkait dan Mitra perkebunan rakyat.
Selain itu tindakan yang paling efesien untuk mencegah penyakit akar sebaiknya dilakukan sejak dini yaitu sejak pemilihan bibit dan persemaian.
Berikut adalah cara sederhana untuk melakukan pencegahan sejak dini untuk mengendalikan Blast disease.
• Menggunakan benih dari varietas bersertifikat yang sudah teruji kualitasnya.
• Menggunakan media semai yang baik dan tidak terinfeksi jamur Rhizoctonia lamellifera dan Phytium sp.
• Mencegah perkembangbiakan jamur dengan mengkondisikan media semai pada pH yang ideal.
• Melakukan penyemaian dengan baik agar bibit sehat dan kuat.
• Pemberian naungan pada bibit dimusim kemarau.
• Pemberian air yang cukup dan tidak berlebihan.
• Mengaplikasikan fungisida sejak dini untuk pencegahan.

    Jika pengendalian penyakit akar pada tanaman produktif, maka dapat dilakukan dengan cara penyemprotan menggunakan fungisida secara berkala,berikut adalah langkah yang dapat dilakukan.
Bahan-bahan;
• Fungisida.
• Air.

Aplikasi;
Masukkan fungisida kedalam tanki semprot dengan dosis 20 gr atau 20 cc untuk fungisida berjenis cair.
Kemudian tambahkan 15 L air bersih dan semprotkan pada batang pohon beserta piringan.

     Semoga bermanfaat dan sukses.

Cara mengatasi busuk kuncup pada tanaman kelapa sawit

     Penyakit busuk kuncup atau lebih dikenal dengan sebutan Spear rot merupakan penyakit tanaman kelapa sawit yang menyerang bagian kuncup atau pupus tanaman.
Penyakit ini menyebabkan pertumbuhan tanaman tumbuh tidak normal, kerdil, pertumbuhan menjadi sangat lambat dan tidak mampu membentuk buah. Penyakit busuk kuncup sering menyerang tanaman muda atau sebelum tanaman mampu berproduksi.
Gejala awal penyakit ini dapat ditandai dengan adanya rizomorf jamur berwarna putih pada permukaan buah terutama dibagian pangkal, mula-mula pada tandan terbawah (bila telah berbuah).
Penyakit ini biasanya mulai menyerang buah berumur 2-4 bulan, tetapi kadang- kadang tandan dan bungapun terserang.
Jika tandan buah terserang, maka tandan buah menjadi rusak sebagian atau seluruhnya menjadi busuk, perikarp menjadi lembek berwarna coklat, kemudian menghitam menyebabkan naiknya kadar asam lemak bebas dalam minyak yang dihasilkan.

     Penyakit ini disebabkan oleh jamur Marasmius palmavorus.
Pada umumnya menyerang pupus janur yang membusuk.
Hingga saat ini belum ditemukan secara pasti fungisida atau biopestisida yang dapat mengendalikan jenis patogen/jamur marasmus palmavorus ini.
Namun biasanya petani hanya memotong kuncupnya (pupus) yang terinfeksi jamur ini.
Namun hal ini tidak cukup untuk membantu.

Pengendalian;
1). Mengurangi kelembaban.
2). Melakukan kastrasi.
3). Membuang bunga dan buah yang busuk.
4). Penunasan dan penyiangan gulma tepat waktu.
5). Pastikan piringan selalu bersih dari gulma.
6). Melakukan aplikasi fungisida sikloheksimid, kaptafol, fenilmerkuri asetat atau tebukonazol dengan konsentrasi 0,1-0,2%, 300 l/ha.

      Semoga bermanfaat dan sukses.

08 January, 2017

Cara membuat insektisida nabati

     Ageratum conyzoides adalah tumbuhan dari keluarga Asteraceae.
Tumbuhan ini merupakan gulma disekitar lahan pertanian maupun terdapat pada lahan perkebunan.
Selain dari sifat merugikannya bagi tanaman disekitar hidupnya,
Ageratum conyzoides dapat dimanfaatkan menjadi pestisida nabati.
Penggunaan pestisida nabati diketahui lebih aman dan ramah bagi lingkungan dan dapat menjadi solusi untuk mengurangi penggunaan pestisida kimia untuk mengendalikan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT).
Selain itu dapat menekan penggunaan pestisida kimia berlebihan, mengurangi biaya produksi dan dampak buruk bagi kesehatan petani dan pencemaran lingkungan.

   Ageratum conyzoides adalah sejenis gulma pertanian dari anggota suku Asteraceae. Terna semusim ini berasal dari Amerika tropis khususnya wilayah Brasil. Namun di Indonesia disebut dengan nama wedusan (Jw), babandotan (Snd), balam (Ptk) dan tombak (sumatra) serta dalam bahasa Inggris disebut Billygoat-weed, Goatweed, Chick weed, atau Whiteweed.
Tumbuhan ini mendapatkan namanya karena baunya hampir mirip dengan kambing.
Berikut adalah klasifikasi ilmiahnya.


Klasifikasi ilmiah;
Kerajaan : Plantae
(tidak termasuk) : Angiospermae
(tidak termasuk) : Eudikotil
(tidak termasuk) : Asterids
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Bangsa : Eupatorieae
Genus : Ageratum
Spesies : A. conyzoides
Nama binomial
Ageratum conyzoides L.
   Genus Ageratum ini termasuk herba menahun, tegak bulat, berbulu, dan bercabang dengan ketinggian antara 30 - 80 cm serta memiliki daya adaptasi tinggi.
Ciri daun saling berhadapan serta memiliki bentuk bulat telur
Bentuk bunganya bulat mangkuk berwarna putih keunguan dan berkembang biak melalui biji serta dapat hidup  ketinggian 2.100 mdpl.

     Daun Ageratum conyzoides dapat diekstrak menjadi insektisida organik serta mengandung dua senyawa aktif yaitu precocene I dan precocene II, selain itu Ageratum conyzoides mengandung saponin, flavanoid, polifenol dan minyak atsiri.
Precocene I dan precocene II dikenal sebagai senyawa anti hormon juvenil, hormon ini diperlukan oleh serangga selama metamorfosis dan reproduksi.
Senyawa precocene diduga mengalami reaksi kimia dalam tubuh serangga, sehingga menjadi reaktif dan menyebabkan terjadinya kerusakan protein sel dan kematian sel. 
Kematian sel-sel tersebut adalah sel-sel kelenjar corpora allata yang dapat menghasilkan hormon juvenil.
Saat pemberian senyawa precocene akan menyebabkan turunnya titer hormon juvenil, sehingga serangga dapat menjadi metamorfosis dini, imago menjadi steril, diapause dan  mengganggu produksi feromon.
Kandungan precocene pada Ageratum conyzoides dapat bekerja sebagai racun kontak serta berfungsi sebagai racun perut.
Kemudian cukup efektif untuk mengendalikan serangga-serangga hama pertanian diantaranya adalah Aphis craccivora, Bombyx mori, Oncopeltus fasciatus, Dysdercus cingulatus, Heliothis armigera, dan H. talaca.

    Menurut penelitian Ageratum conyzoides dapat digunakan sebagai pestisida golongan herbisida alami yaitu jika dilihat dari populasinya yang lebih dominan dibandingkan dengan tanaman liar lain didalam suatu lahan pertanian maupun perkebunan dan diduga kuat memiliki alelopati yaitu suatu keadaan di mana tanaman/bahan tanaman mengeluarkan eksudat kimia yang dapat menekan pertumbuhan tanaman lainnya.
Penggunaan daun Ageratum conyzoides  dengan dosis 2 ton/ha dapat menekan sampai 75% pertumbuhan beberapa gulma pada tanaman padi seperti Aeschynomene indica, Monochoria vaginalis dan Echinochloa crusgalli var. Formosensis Ohwi.
Karena pada daunnya mengandung alelopati yang diidentifikasi memiliki 3 jenis phenolic acid yaitu gallic acid, coumalic acid dan protocatechuic acid, yang berguna untuk menghambat pertumbuhan beberapa jenis gulma pada tanaman padi.

    Cara membuat bio pestisida atau pestisida golongan insektisida organik adalah sebagai berikut.
Bahan-bahan;
• Daun Ageratum conyzoides 5 kg.
• Deterjen 1 gram.
   Sebagai perekat.

Cara membuat;
Tumbuk atau giling Ageratum conyzoides sampai benar-benar halus.
Setelah itu larutkan deterjen dengan air.
Lalu campurkan kedua bahan dan aduk-aduk sampai benar-benar tercampur rata.
Kemudian diamkan selama 1 malam sebelum digunakan.
Dosis pemakaian;
25-30 cc / tanki 15 liter.

    Ageratum conyzoides dikenal luas sebagai obat luka baru maupun lama dengan cara ditumbuk  dan dicampur menggunakan minyak goreng atau kapur dan digunakan untuk obat luar.
Rebusan dari daun juga digunakan untuk obat sakit dada, sementara ekstrak daunnya untuk obat mata panas.
Tumbukan akar digunakan sebagai obat demam dan ekstraknya dapat diminum.
Namun pada tahun 1987 telah laporkan bahwa kandungan zat pada Ageratum conyzoides adalah minyak esensial, alkaloid dan kumarin.
Selain dikenal memiliki fungsi sebagai obat, tumbuhan ini mempunyai kekuatan racun serta efek samping yang ditimbulkan dapat menyebabkan luka-luka pada hati dan menumbuhkan bibit tumor.
Tumbuhan ini juga mengandung alkaloid pirolizidina.

Dikutip dari jurnal;
• Fakultas Pertanian, Universitas Miyazaki, Jepang, (Crop Protection, 2004, 23: (915 - 922), 2004.
• Ditjebun thn 1994.
• Heyne thn 1987.

    Demikian sedikit informasi mengenai cara membuat insektisida organik atau insektisida alami.
Semoga bermanfaat dan sukses.
Sekian dan terimakasih.