Ageratum conyzoides adalah tumbuhan dari keluarga Asteraceae.
Tumbuhan ini merupakan gulma disekitar lahan pertanian maupun terdapat pada lahan perkebunan.
Selain dari sifat merugikannya bagi tanaman disekitar hidupnya,
Ageratum conyzoides dapat dimanfaatkan menjadi pestisida nabati.
Penggunaan pestisida nabati diketahui lebih aman dan ramah bagi lingkungan dan dapat menjadi solusi untuk mengurangi penggunaan pestisida kimia untuk mengendalikan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT).
Selain itu dapat menekan penggunaan pestisida kimia berlebihan, mengurangi biaya produksi dan dampak buruk bagi kesehatan petani dan pencemaran lingkungan.
Ageratum conyzoides adalah sejenis gulma pertanian dari anggota suku Asteraceae. Terna semusim ini berasal dari Amerika tropis khususnya wilayah Brasil. Namun di Indonesia disebut dengan nama wedusan (Jw), babandotan (Snd), balam (Ptk) dan tombak (sumatra) serta dalam bahasa Inggris disebut Billygoat-weed, Goatweed, Chick weed, atau Whiteweed.
Tumbuhan ini mendapatkan namanya karena baunya hampir mirip dengan kambing.
Berikut adalah klasifikasi ilmiahnya.
Klasifikasi ilmiah;
Kerajaan : Plantae
(tidak termasuk) : Angiospermae
(tidak termasuk) : Eudikotil
(tidak termasuk) : Asterids
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Bangsa : Eupatorieae
Genus : Ageratum
Spesies : A. conyzoides
Nama binomial
Ageratum conyzoides L.
Genus Ageratum ini termasuk herba menahun, tegak bulat, berbulu, dan bercabang dengan ketinggian antara 30 - 80 cm serta memiliki daya adaptasi tinggi.
Ciri daun saling berhadapan serta memiliki bentuk bulat telur
Bentuk bunganya bulat mangkuk berwarna putih keunguan dan berkembang biak melalui biji serta dapat hidup ketinggian 2.100 mdpl.
Daun Ageratum conyzoides dapat diekstrak menjadi insektisida organik serta mengandung dua senyawa aktif yaitu precocene I dan precocene II, selain itu Ageratum conyzoides mengandung saponin, flavanoid, polifenol dan minyak atsiri.
Precocene I dan precocene II dikenal sebagai senyawa anti hormon juvenil, hormon ini diperlukan oleh serangga selama metamorfosis dan reproduksi.
Senyawa precocene diduga mengalami reaksi kimia dalam tubuh serangga, sehingga menjadi reaktif dan menyebabkan terjadinya kerusakan protein sel dan kematian sel.
Kematian sel-sel tersebut adalah sel-sel kelenjar corpora allata yang dapat menghasilkan hormon juvenil.
Saat pemberian senyawa precocene akan menyebabkan turunnya titer hormon juvenil, sehingga serangga dapat menjadi metamorfosis dini, imago menjadi steril, diapause dan mengganggu produksi feromon.
Kandungan precocene pada Ageratum conyzoides dapat bekerja sebagai racun kontak serta berfungsi sebagai racun perut.
Kemudian cukup efektif untuk mengendalikan serangga-serangga hama pertanian diantaranya adalah Aphis craccivora, Bombyx mori, Oncopeltus fasciatus, Dysdercus cingulatus, Heliothis armigera, dan H. talaca.
Menurut penelitian Ageratum conyzoides dapat digunakan sebagai pestisida golongan herbisida alami yaitu jika dilihat dari populasinya yang lebih dominan dibandingkan dengan tanaman liar lain didalam suatu lahan pertanian maupun perkebunan dan diduga kuat memiliki alelopati yaitu suatu keadaan di mana tanaman/bahan tanaman mengeluarkan eksudat kimia yang dapat menekan pertumbuhan tanaman lainnya.
Penggunaan daun Ageratum conyzoides dengan dosis 2 ton/ha dapat menekan sampai 75% pertumbuhan beberapa gulma pada tanaman padi seperti Aeschynomene indica, Monochoria vaginalis dan Echinochloa crusgalli var. Formosensis Ohwi.
Karena pada daunnya mengandung alelopati yang diidentifikasi memiliki 3 jenis phenolic acid yaitu gallic acid, coumalic acid dan protocatechuic acid, yang berguna untuk menghambat pertumbuhan beberapa jenis gulma pada tanaman padi.
Cara membuat bio pestisida atau pestisida golongan insektisida organik adalah sebagai berikut.
Bahan-bahan;
• Daun Ageratum conyzoides 5 kg.
• Deterjen 1 gram.
Sebagai perekat.
Cara membuat;
Tumbuk atau giling Ageratum conyzoides sampai benar-benar halus.
Setelah itu larutkan deterjen dengan air.
Lalu campurkan kedua bahan dan aduk-aduk sampai benar-benar tercampur rata.
Kemudian diamkan selama 1 malam sebelum digunakan.
Dosis pemakaian;
25-30 cc / tanki 15 liter.
Ageratum conyzoides dikenal luas sebagai obat luka baru maupun lama dengan cara ditumbuk dan dicampur menggunakan minyak goreng atau kapur dan digunakan untuk obat luar.
Rebusan dari daun juga digunakan untuk obat sakit dada, sementara ekstrak daunnya untuk obat mata panas.
Tumbukan akar digunakan sebagai obat demam dan ekstraknya dapat diminum.
Namun pada tahun 1987 telah laporkan bahwa kandungan zat pada Ageratum conyzoides adalah minyak esensial, alkaloid dan kumarin.
Selain dikenal memiliki fungsi sebagai obat, tumbuhan ini mempunyai kekuatan racun serta efek samping yang ditimbulkan dapat menyebabkan luka-luka pada hati dan menumbuhkan bibit tumor.
Tumbuhan ini juga mengandung alkaloid pirolizidina.
Dikutip dari jurnal;
• Fakultas Pertanian, Universitas Miyazaki, Jepang, (Crop Protection, 2004, 23: (915 - 922), 2004.
• Ditjebun thn 1994.
• Heyne thn 1987.
Demikian sedikit informasi mengenai cara membuat insektisida organik atau insektisida alami.
Semoga bermanfaat dan sukses.
Sekian dan terimakasih.
No comments:
Post a Comment