26 April, 2016

Cara menanam kuyit /Teknik budidaya kunyit

      Kunyit merupakan salah satu tanaman rempah dan termasuk dari deretan obat tradisional dan tanaman asli dari Asia tenggara, khususnya di negara kesatuan Republik Indonesia.
Kunyit dalam bahasa latin dikenal dengan nama Curcuma loga dan penyebarannya meliputi Indonesia, Malaysia, Australia dan Afrika. Setiap orang yang tinggal di daratan Asia, Khususnya Bangsa Indonesia dan India, pada umumnya pernah mengonsumsi tanaman rempah-rempah jenis ini, karena rempah ini banyak ditemukan pada makanan dan minuman tradisionalnya, contohnya digunakan sebagai pelengkap bumbu masakan dan jamu (minuman obat), karena dipercaya dapat menjaga kesehatan tubuh dan untuk kecantikan.

      Kunyit tergolong dalam kelompok jahe-jahean (Zingiberaceae). Di negara kesatuan republik Indonesia, kunyit dikenal dengan bahasa daerah atau lokal dengan sebutan janar (Banjar), kunir (Jawa), koneng (Sunda) dan konyet (Madura).
Sedangkan dibelahan bumi yang lain kunyit dikenal dengan nama turmeric (Inggris), kurkuma (Belanda) dan kunyit untuk (Malaysia), karena negara Malaysia termasuk negara serumpun melayu dengan bangsa Indonesia dan dikenal memiliki tata bahasa yang hampir sama dengan bahasa Indonesia. Berikut adalah klasifikasi ilmiahnya;

      Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Plantae
(tidak termasuk): Angiosperms
(tidak termasuk): Monocots
(tidak termasuk): Commelinids
Ordo: Zingiberales
Famili: Zingiberaceae
Genus: Curcuma
Spesies: C. longa
Nama binomial; Curcuma longa L.

      Curcuma loga atau kunyit merupakan salah satu tanaman rempah paling terkenal di dunia. Karena produk farmasi dari bahan baku curcuma mampu bersaing dengan obat-obatan berpaten, contohnya produk peradangan sendi (arthritis-rheumatoid) atau osteo-arthritis berbahan aktif natrium deklofenak, piroksikam dan fenil butason dengan harga relatif mahal atau suplemen makanan (Vitamin-plus) dalam bentuk kapsul.
Produk berbahan baku dari ekstrak kunyit yaitu berupa suplemen makanan dalam bentuk kapsul (Vitamin-plus), pasar dan industrinya telah berkembang dengan pesat. Karena suplemen tersebut diberi tambahan vitamin B1, B2, B6, B12, Vitamin E, Lesitin, Amprotab, Mg-stearat, Nepagin dan Kolidon 90. Penambahan vitamin tersebut diharapkan mampu memberikan kontribusi positif bagi kesehatan tubuh konsumennya.

      Teknik budidaya kunyit.

      Menanam kunyit pada dasarnya sangat mudah dilakukan, kunyit akan tumbuh dengan baik dan akan menghasilkan panen melimpah, bila menggunakan teknik budidaya yang baik dan benar.
Sebenarnya kunyit dapat tumbuh dengan dengan di Indonesia, karena tumbuhan kunyit berupa tanaman semak dan bersifat tahunan (perenial).
Penghasil kunyit terbesar di Indonesia saat ini terletak di provinsi jawa tengah,

      Kunyit sangat menyukai tanah yang subur dan gembur, jenis tanah ideal untuk penanaman adalah tanah yang banyak mengandung unsur hara, kontur ringan, lempung berpasir, bebas dari genangan air dan sedikit basah.

1. Pemilihan Bibit;
Bibit kunyit yang baik berasal dari pemecahan rimpang, karena akan tumbuh lebih mudah dan mengurangi resiko gagal tumbuh.
Bibit berasal dari tanaman yang tumbuh subur, segar, sehat, kokoh, berdaun banyak dan hijau.
Terhindar dari serangan penyakit.
Cukup umur atau berasal dari rimpang yang telah berumur ±7 - 12 bulan.
Memiliki bentuk, ukuran dan warna seragam.
Cukup memiliki kadar air.
Benih telah mengalami masa istirahat (dormansi) yang cukup.
Terbebas dari benda asing seperti biji tanaman lain, kulit, kerikil).

2. Teknik Penyemaian Bibit;
Pertumbuhan tunas rimpang kunyit dapat dirangsang dengan cara mengangin-anginkan rimpang di tempat teduh atau lembab selama 1 - 1,5 bulan dengan penyiraman 2 kali sehari (pagi dan sore hari). Bibit akan tumbuh dengan baik, bila disimpan dalam suhu kamar (25 - 28 Derajat Celcius).
Selain itu menempatkan rimpang diantara jerami pada suhu udara sekitar 25 - 28 Derajat Celcius atau merendam bibit pada larutan ZPT (zat pengatur tumbuh) selama 3 jam. ZPT yang sering digunakan adalah larutan atonik (1 cc/1,5 liter air) dan larutan G-3 (500-700 ppm). Rimpang yang akan direndam larutan ZPT harus dikeringkan dahulu selama 42 jam pada suhu udara 35 Derajat Celcius. Jumlah anakan atau berat rimpang dapat ditingkatkan dengan cara direndam pada larutan pakloburazol sebanyak 250 ppm.

3. Pengolahan Media Tanam;
Persiapan Lahan; Lokasi penanaman dapat berupa lahan kering (tanah darat / tegalan), perkebunan atau di sekitar pekarangan. Penyiapan lahan untuk kebun kunyit sebaiknya dilakukan 30 hari sebelum tanam.

Pembukaan Lahan;  Lahan yang akan ditanami dibersihkan dari gulma dan dicangkul secara manual atau menggunakan alat mekanik guna menggemburkan lapisan top soil dan sub soil juga sekaligus mengembalikan kesuburan tanah. Tanah dicangkul pada kedalaman 20 - 30 cm kemudian diistirahatkan selama 1 - 2 minggu agar gas-gas beracun yang ada didalam tanah dapat menguap dan bibit penyakit/hama yang ada akan mati, karena terkena sinar matahari.

Pembuatan Bedengan; Buat bedengan selebar 60 - 100 cm dan tinggi 25 - 45 cm dengann jarak antar bedengan 30 - 50 cm.

Pemberian pupuk dasar (sebelum tanam); untuk mempertahankan kegemburan tanah, meningkatkan unsur hara dalam tanah, drainase, dan aerasi yang lancar, harus dilakukan dengan menaburkan pupuk dasar (pupuk kandang) ke dalam lahan/dalam lubang tanam dan dibiarkan 1 minggu. Tiap lubang tanam membutuhkan pupuk kandang 2,5 - 3 kg.

4. Penanaman bibit;
Kebutuhan bibit kunyit dengan luas lahan 1 hektar, membutuhkan 0,50-0,65 ton. Maka diharapkan akan diperoleh produksi rimpang sebesar 20 - 30 ton/ha.

Pola Tanam; Bibit kunyit yang telah disiapkan, kemudian ditanam ke dalam lubang berukuran 5 - 10 cm dengan arah mata tunas mengarah ke atas. Tanaman kunyit ditanam dengan 2 pola, yaitu penanaman di awal musim hujan dengan pemanenan di awal musim kemarau (7 - 8 bulan) atau penanaman di awal musim hujan dan pemanenan dilakukan dengan didua kali musim kemarau (12 - 18 bulan). Kedua pola tersebut dilakukan pada masa tanam yang sama, yaitu pada awal musim penghujan. Perbedaannya hanya terletak pada masa panennya.

Pembutan Lubang Tanam; Lubang tanam dibuat di atas bedengan/petakan dengan ukuran lubang 30 x 30 cm dengan kedalaman 60 cm dengan jarak antar lubang adalah 60 x 60 cm.

Cara Penanaman; Teknik penanaman dengan perlakuan stek rimpang dalam nitro aromatik sebanyak 1 ml/liter pada media yang diberi plastik mulsa, ternyata berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan vegetatif kunyit, sedangkan penggunaan zat pengatur tumbuh IBA (indolebutyric acid), sebanyak 200 mg/liter pada media yang sama berpengaruh nyata terhadap pembentukan rimpang kunyit.

Periode Tanam; Masa tanam kunyit yaitu pada awal musim hujan sama seperti tanaman rimpang-rimpangan lainnya. Hal ini dimungkinkan karena tanaman muda akan membutuhkan air cukup banyak untuk pertumbuhannya. Walaupun rimpang tanaman ini nantinya dipanen muda yaitu antara 7 - 8 bulan, akan tetapi masa tanam selanjutnya akan tetap berada diawal musim penghujan.

5. Perawatan;
Penyisipan; Penyisipan dapat dilakukan ketika adanya rimpang kunyit yang mati atau tidak tumbuh. Sehingga diperlukan melakukan penyisipan atau menganti tanaman lama ketanaman baru, di saat rimpang yang lama telah mati.

Penyiangan: Proses penyiangan perlu dilakukan untuk menghilangkan gulma atau tanaman yang tidak dikehendaki. Penyiangan dilakukan agar gulma tidak mengganggu proses penyerapan unsur hara dan penyerapan air di dalam tanah. Kegiatan penyiangan dapat dilakukan 3 hingga 5 kali bersamaan dengan proses penggemburan dan pemupukan tanaman. Penyiangan tahap pertama dapat dilakukan pada saat rimpang kunyit berumur 15 hari. Proses penyiangan dapat diseragamkan dengan kegiatan penimbunan untuk merangsang rimpang kunyit agar dapat tumbuh maksimal.

Penimbunan; Proses penimbunan wajib dilakukan setiap 3 sampai 4 bulan sekali. Proses ini berguna untuk menimbun kembali tanah di sekitar perakaran yang terbawa air. Nah jika perakaran dan sekitarnya baik, maka pertumbuhan kunyit tersebut akan dapat tumbuh dengan maksimal atau sesuai harapan petani.

Pemupukan;
Pemupukan organik;
Pemupukan organik adalah penggunaan pupuk tanpa campuran zat kimia. Pupuk organik biasanya terbuat dari limbah organik seperti kotoran hewan. Salah satunya adalah pupuk kandang. Penggunaan pupuk kandang bisa meningkatkan jumlah daun, anak dan luas area daun kunyit dengan nyata. Pencampuran pupuk kandang dengan dosis 45 ton per hektar dengan jumah tanaman 160.000 per hektar, maka dapat menghasilkan produk mencapai 29,93 ton per hektar.

Pemupukan konvensional;
Selain pemberian pupuk dasar, pada saat awal penanaman perlu juga adanya tambahan pemupukan susulan. Yaitu pada saat umur tanaman mencapai usia 2 hingga 4 bulan.
Penggunaan pupuk kedua yaitu pupuk buatan dan pupuk kandang (TSP 10 gram tiap pohon; urea 20 gram tiap pohon; ZK 10 gram tiap pohon dan penambahan K20 dengan dosis 112 kg per hektar). Dengan adanya pemupukan lanjutan diharapkan terjadi peningkatan hasil produksi sebesar 38% atau setara dengan 7,5 ton rimpang segar per hektarnya.

Pupuk nitrogen juga diberikan dengan dosis 60 kg per hektar, K2O sebanyak 75 kg per hektar dan P2O5 sebanyak 50 kg per hektar. Pemberian pupuk P diberikan pada awal tanam yaitu 1/3 dosis dan sisanya 2/3 dosis. Pemberian pupuk ini diberikan pada saat umur tanaman telah mencapai 2 bulan dan 4 bulan. Pengaplikasian pupuk ini dengan cara di tebar secara merata pada sekitar tanaman tersebut. Pempupukan adalah tahapan cara budidaya kunyit yang sangat penting untuk mendongkrak hasil produksi.

Pengairan dan penyiraman; Tanaman kunyit pada dasarnya merupakan tanaman yang tidak tahan terhadap air. Pengaturan drainase atau pengairan perlu dicermati dengan baik. Jika kebun tergenang air, maka akan mengakibatkan rimpang membusuk.

Masa penyemprotan pestisida; Untuk mengantisipasi serangan hama dan penyakit, maka perlu adanya penyemprotan pestisida dengan skala yang teratur. Penggunaan dosis mengikuti rekomandasi dari label pada kemasan penggunaan pestisida.

Pemberian mulsa; Pada awal tanam sebaiknya dilakukan pemulsaan dengan jerami. Pemulsaan dilakukan agar tanaman tidak mengalami kekeringan pada tanah dan menghindari rusaknya struktur tanah. Pemulsaan bisa menghindari pertumbuhan gulma secara cepat. Pemulsaan dengan jerami dilakukan dengan cara ditebar secara merata pada permukaan tanah dan diantara lubang tanam.

6. Hama dan Peyakit
A. Hama

Hama yang sering menyerang kunyit adalah ulat penggerek akar yang memiliki nama latin Dichcrosis Puntifera.
Biasanya serangan ini ditandai dengan gejala tunas daun akan terlihat layu dan lambat laun mengering hingga akhirnya mengalami pembusukan. Pengendalian jenis hama ini dapat dilakukan dengan cara menyemprotkan atau menaburkan insektisida furadan G-3.

B. Penyakit

Busuk bakteri rimpang.
Gejala: kulit akar tanaman menjadi keriput dan mengelupas, kemudian rimpang lama kelamaan membusuk dan keropos.

Pengendalian: mencegah terjadi genangan air pada lahan, mencegah terlukanya rimpang, penyemprotan fungisida dithane M-45.

Karat daun kunyit.
Penyebab: Taphrina macullans Bult dan Colletothrium capisici atau oleh kutu daun yang disebut Panchaetothrips.

Gejala: timbulnya warna coklat (karat) pada tiap helai daun, bila penyakit ini menyerang tanaman dewasa atau daun yang tua, maka tidak akan mempengaruhi produksinya sebaliknya jika menyerang tanaman atau daun muda, maka akan menyebabkan tanaman tersebut menjadi mati.

Pengendalian: Dilakukan dengan mengurangi kelembaban, Penyemprotan insektisida, seperti dengan agrotion 2 cc/liter atau dengan fungisida dithane M-45 secara teratur selama seminggu sekali.

Gulma;
Gulma sangat berpotensi mengganggu proses budidaya kunyit. Dimana gulma pada umumnya merupakan tanaman yang pertumbuhannya tidak dikehendaki. Untuk menekan pertumbuhan gulma, dapat dilakukan dengan menggunakan pengendalian secara organik. Pengendalian ini tidak menggunakan zat kimia yang dapat merusak lingkungan. Pengendalian secara organik juga dikenal sebagai pegendalian hama terpadu (PHT). Komponen PHT diantaranya;

Pemilihan bibit unggul yang sehat dan terbebas dari hama penyakit.
Memanfaatkan secara maksimal musuh - musuh alami.
Penggunaan varietas - varietas unggul yang bisa tahan terhadap serangan hama dan penyakit.
Penggunaan pengendalian fisik ataupun mekanik dengan memanfaatkan tenaga manusia.

7. Masa panen
Cara budidaya kunyit selanjutnya adalah tahapan panen. Adapun hal - hal yang harus diperhatikan dalam proses pemanenan kunyit adalah sebagai berikut;

Ciri-ciri dan umur panen;
Tanaman kunyit dapat dipanen pada saat umur sudah mencapai 8 hingga 18 bulan. Tapi waktu yang paling baik adalah umur tanaman sudah mencapai 11 hingga 12 bulan. Hal tersebut akan ditandai dengan gugurnya daun kedua. Pada waktu tersebut hasil produksi akan lebih besar dan lebih banyak dibanding umur panen 7 hingga 8 bulan. Ciri - ciri tanaman yang dapat dipanen dilihat dari berakhirnya pertumbuhan vegetatif, seperti halnya terjadi layu pada daun serta batang yang awalnya hijau berubah kuning (tanaman terlihat mati).

Cara panen;
Cara pemanenan bisa dilakukan dengan membongkar rimpang. Caranya dengan memakai cangkul atau garpu. Sebelum dilakukan pencangkulan, lebih baik batang dan daun dibongkar terlebih dahulu. Setelah pencangkulan, rimpang dibersihkan dari tanah dan dimasukkan kedalam karung supaya tidak rusak. Lakukan panen secara hati - hati.

Periode panen;
Panen kunyit dapat juga dilakukan pada musim kemarau. Hal tersebut dikarenakan pada waktu tersebut sari atau zat yang terkandung mengumpul. Disisi lain, kadar air pada rimpang sudah sedikit sehingga mempermudah Anda dalam proses pengeringan.

Perkiraan hasil panen;
Hasil panen dapat di taksir hingga 0,71 kg per rimpang. Berat tersebut adalah berat bersih. Sehingga hasil produksi tersebut adalah 20 hingga 30 ton per hektarnya.

        Demikian sedikit informasi mengenai cara budidaya kunyit. Semoga bermanfaat dan sukses.
Sekian dan terima kasih.

20 April, 2016

Cara membuat POC Rotan sendiri (Rotan 1)

       POC atau lebih dikenal dengan singkatan dari Pupuk organik cair, sedangkan Rotan dikenal dengan singkatan dari Ramuan organik tanaman.
Rotan atau Ramuan organik tanaman berfungsi sebagai pupuk cair berbasis organik yang ramah lingkungan, selain itu Rotan juga dapat diaplikasikan sebagai perawatan dan dapat diterapkan keberbagai  jenis tanaman.
Pengaplikasiannya dapat dicampur dengan pupuk kimia, pestisida sintetis/pembasmi hama, pestisida berbasis pungisida dan lain sebagainya.
Berikut adalah cara membuat poc rotan tersebut.
         Bahan-bahan;
1. Buah Pisang : 5 buah
2. Buah Pepaya : 1 buah
3. Buah Nanas : 1 buah
4. Buah Mangga : 2 buah
5. Buah Melon/semangka : 1 buah
6. Kangkung air : 3 ikat
7. Kacang panjang : 3 ikat
8. Jagung muda : 2 buah
9. Ragi : 3 butir
10. Air kelapa : 5 liter
11. Air cucian beras (leri) : 3 liter
12. Gula merah (gula kelapa) : 1 kg
13. Usus ikan : 2 ons

Cara membuat :
Giling/blender bahan nomor 1 sampai nomor 8 hingga halus.
Kemudian gula dimasak menggunakan 1 liter air sampai mendidih, lalu diamkan hingga dingin.
Campur semua bahan menjadi satu dan diaduk-aduk hingga tercampur rata.
Simpan larutan kedalam wadah kaca/bumbung bambu dan ditutup rapat, hindari penyimpanan dari wadah yang terbuat plastik dan logam.
Setelah itu diamkan selama 10-14 hari dan setiap 2 hari sekali aduk larutan selama 5 menit, kemudian ditutup kembali, tujuannya agar fermentasi menjadi sempurna.
Ciri-ciri selesainya batas waktu fermentasi dapat dilihat dari tidak adanya gas yang terkandung.
Ciri-ciri bahwa pembuatan rotan telah berhasil, maka larutan tersebut akan mengeluarkan aroma masam seperti aroma tape.
Kemudian saring airnya dan ampasnya jangan dibuang, karena didalam ampas.tersebut masih mengandung mikroba yang sangat baik bagi tanaman.

      Kandungan POC Rotan buatan ini mengandung mikroba Azotobacter sp, Pseudomonas sp, Azospirillium sp, Rhizobium sp, Lactobacillius sp, dan Streptomyces sp.
POC Rotan buatan ini disebut dengan Rotan 1.

     Cara memperbanyak POC ROTAN hingga mencapai 100 liter dengan kualitas seperti aslinya diatas;
     Bahan-bahan;
1. Air bersih ( air sumur/mata air) : 100 liter
2. Dedak : 10 kg
3. Gula kelapa : 5 kg
4. Air kelapa : 10 liter
5. POC ROTAN : 1 liter

Cara membuat;
Panaskan air, dedak dan gula, setelah dingin campurkan dengan dengan air kelapa dan ROTAN, kemudian masukan ke dalam drum plastic dan kemudian di tutup hingga rapat selama 7 hari.

      Cara meningkatkan kualitas rotan hingga mencapai kualitas terbaik adalah sebagai berikut;
Tambahkan ZPT Auxin 1 Liter, Sitokinin 1 liter kedalam 100 liter tersebut, fungsinya sebagai pupuk vegetatif.
Tambahkan ZPT Sitokini ½ liter, Giberelin 1.5 liter kedalam 100 liter tersebut, fungsinya sebagai pupuk generatif.

Dosis untuk aplikasi pada tanaman;
Untuk tanaman padi : 250 ml campur dengan air 14 liter dan gunakan 1 minggu sekali.
Untuk palawija : 100 ml campur dengan air 14 liter dan gunakan 1 minggu sekali.

       Cara menambah dan mencukupi kebutuhan unsur hara makro dan mikro pada pupuk organik padat/bokashi;
       Bahan-bahan;
1. Kohe domba : 1 ton
2. Dolomit : 100 kg
3. Dedak : 50 kg
4. Sekam : 300 kg
5. Jerami : 1 ton
6. ROTAN : 4 liter
7. Air kelapa : secukupnya

Cara membuat;
Lakukan Fermentasi semua bahan selama 5-7 hari.
Keunggulan kandungan terdapat 16 unsur hara untuk mencukupi 1 hektare lahan pertanian.

      Demikian sedikit informasi mengenai cara membuat dan memperbanyak POC ROTAN.
Semoga bermanfaat dan sukses.

Peranan Pestisida dan Dampaknya

    Pestisida atau lebih dikenal dengan sebutan racun pembasmi hama dan pada umumnya memiliki nilai ekonomis terutama bagi para petani.
Pestisida mempunyai kemampuan membasmi organisme selektif atau target organisme, namun dari beberapa prakteknya penggunaan pestisida dapat menimbulkan bahaya pada organisme non target.
Selain dampak negatif terhadap organisme non target, dampak utamanya meliputi sebuah pencemaran lingkungan dan menimbulkan keracunan, bahkan dapat menimbulkan kematian bagi manusia itu sendiri.

    Latar belakang dari pestisida berasal dari kata pest ("hama") dan diberi akhiran -cide ("pembasmi"). Sasarannya beraneka ragam seperti serangga, tikus, keong, burung, mamalia, ikan, mikroba, bakteria, pungi, virus dan plantae yang dianggap mengganggu.
Penggunaan pestisida didalam dunia pertanian dimaksudkan untuk memperbaiki kwalitas hasil panen dan meningkatkan produksi pangan.
Meningkatnya frekuensi serta intensitas hama penyakit, banyak mendorong petani tidak dapat menghindari pestisida.
Penggunaan pestisida didalam dunia kesehatan merupakan salah satu cara dalam pengendalian vektor penyakit.
Pengendalian vektor penyakit sangat efektif untuk diterapkan, jika intensitas populasi vektor penyakit melonjak tinggi, maka gunanya untuk menanggulangi beberapa kasus penyakit menular yang telah diambang menghawatirkan dalam penyebarannya.

    Pestisida diketahui telah digunakan manusia pada tahun 2000 SM untuk melindungi tanaman pertanian dari hama dan penyakit.
Sekitar 4500 tahun yang lampau pestisida pertama berupa sulfur dalam aplikasinya ditebarkan diatas lahan pertanian di Sumeria.
Senyawa seperti arsenik, raksa dan timbal sejak abad ke 15 telah diterapkan di lahan pertanian untuk membunuh hama.
Hal ini berlanjut pada abad ke 17 yaitu penggunaan nikotin sulfat diekstraksi dari daun tembakau untuk dijadikan insektisida.
Abad ke 19, piretrum dari bunga krisan dan rotenon dari akar sayuran mulai dikembangkan dan hingga tahun 1950an, pestisida berbahan dasar arsenik masih dominan.
Paul Herman Müller menemukan DDT yang sangat efektif digunakan sebagai insektisida, Organoklorin menjadi dominan. Pada tahun 1960an bahwa DDT menjadi penyebab berbagai macam jenis burung pemakan ikan tidak bereproduksi dan menjadi masalah serius bagi keanekaragaman hayati.
Penggunaan DDT dalam pertanian kini dilarang dalam Konvensi Stockholm, namun masih digunakan di beberapa negara berkembang untuk mencegah malaria dan penyakit tropis lainnya dengan menyemportkannya ke dinding untuk mencegah kehadiran nyamuk.
Padahal sejak tahun 1975 di negara maju segera digantikan oleh organofosfat dan karbamat.
Herbisida berkembang dan mulai digunakan secara luas pada tahun 1960an dengan triazin dan senyawa berbasis nitrogen lainnya, asam karboksilat dan glifosat.

        Petani adalah kelompok pekerja terbesar di Indonesia, Namun akhir-akhir ini keberadaannya cenderung menurun.
Jumlah petani di Indonesia diperkirakan hanya berjumlah 40% serta penyebarannya terbagi di dua sektor pertanian dan perkebunan.
Adapun untuk meningkatkan hasil pertanian secara optimal didalam paket intensifikasi pertanian telah diterapkan berbagai teknologi yaitu adanya penggunan agrokimia (bahan kimia sintetik).
Penggunaannya telah diperkenalkan secara besar-besaran (massive) untuk menggantikan kebiasan atau teknologi lama yaitu baik dalam hal pengendalian hama maupun dalam hal pemupukan tanaman.
Pestisida holtikultura cederung memakai pestisida bukan atas dasar indikasi, melainkan menjalankan cara cover blanket system yaitu tidak adanya hama pada tanaman akan tetap disemprot menggunakan pestisida.

     Akibat penggunaan pestisida tidak terkendali, pada umumnya akan berdampak buruk terhadap lingkungan dan kesehatan petani itu sendiri.
Beberapa faktor resiko keracunan pestisida organofosfat disebabkan oleh usia, jenis kelamin, pengetahuan, pengalaman, keterampilan, pendidikan, pemakaian Alat Pelindung Diri, status gizi dan praktek penanganan pestisida.
Namun fase kritis yang harus diperhatikan adalah penyimpanan pestisida, pencampuran pestisida, penggunaan pestisida dan pasca penggunaan pestisida.
Pestisida organofosfat adalah salah satu jenis pestisida yang banyak digunakan dan dampak negatifnya menimbulkan berat badan menurun, anorexia, anemia, tremor, sakit kepala, pusing, gelisah, gangguan psikologis, sakit dada dan lekas marah.
Selain itu keluhan yang sering ditemukan adalah muntah-muntah, ludah terasa lebih banyak, mencret, namun gejala-gejala ini dianggap oleh petani sebagai sakit biasa.

    Pestisida dikenalkan kepada petani bermacam-macam jenisnya, karena mempunyai sifat fisik dan kimia berbeda.
Pestisida di golongkan tergantung pada  sasaran kepentingannya yaitu berdasarkan struktur kimianya, asal dan sifat kimia, berdasarkan bentuk dan pengaruh fisiologisnya.
Jenis Pestisida Menurut Sasaran Dan Pengaruh fisiologisnya adalah sebagai berikut.
Akarisida;
Akarisida berasal dari kata akari atau bahasa latinnya berarti tungau atau kutu. Akarisida sering juga disebut Mitesida. Fungsinya untuk membunuh tungau atau kutu.

Algasida;
Algasida berasal dari kata alga atau bahasa latinnya berarti ganggang laut, berfungsi untuk membunuh algae.
Contohnya Dimanin.

Alvisida;
Alvisida berasal dari kata avis bahasa latinnya berarti burung, fungsinya sebagai pembunuh atau penolak burung. Contohnya Avitrol untuk burung kakak tua.

Bakterisida;
Bakterisida berasal dari kata bacterium atau kata Yunani bakron, berfungsi untuk membunuh bakteri. Contohnya Agrept, Agrimycin, Bacticin, Tetracyclin, Trichlorophenol Streptomycin.

Fungsida;
Fungsida, berasal dari kata fungus atau  bahasa yunaninya spongos yang berarti jamur, berfungsi untuk membunuh jamur atau cendawan. Dapat bersifat fungitoksik (membunuh cendawan) atau fungistatik (menekan pertumbuhan cendawan).
Contohnya Benlate, Dithane M-45 80P, Antracol 70 WP, Cupravit OB 21, Delsene MX 200, Dimatan 50 WP.

Herbisida;
Herbisida berasal dari bahasa latin herba, artinya tanaman setahun, berfungsi untuk membunuh gulma.
Contohnya Gramoxone, Basta 200 AS, Basfapon 85 SP, Esteron 45 P

Insektisida;
Insektisida berasal dari bahasa latin insectum, artinya potongan, keratan segmen tubuh, berfungsi untuk membunuh serangga.
Contohnya Lebaycid, Lirocide 650 EC, Thiodan, Sevin, Sevidan 70 WP, Tamaron.

Molluskisida;
Molluskisida berasal dari bahasa Yunani molluscus, artinya berselubung tipis atau lembek, berfungsi untuk membunuh siput.
Contohnya Morestan, PLP, Brestan 60.

Nematisida;
Nematisida berasal dari bahasa latin nematoda, atau bahasa Yunani nema berarti benang, berfungsi untuk membunuh nematoda.
Contohnya Nemacur, Furadan, Basamid G, Temik 10 G, Vydate.

Ovisida;
Ovisida berasal dari bahasa latin ovum berarti telur, berfungsi untuk merusak telur.

Pedukulisida;
Pedukulisida berasal dari bahasa latin pedis, berarti kutu, tuma, berfungsi untuk membunuh kutu atau tuma.

Piscisida;
Piscisida berasal dari bahasa Yunani Piscis, berarti ikan, berfungsi untuk membunuh ikan.
Contohnya Sqousin untuk Cypirinidae, Chemish 5 EC.

Predisida;
Predisida berasal dari bahasa Yunani Praeda berarti pemangsa, berfungsi sebagai pembunuh predator.

Rodentisida;
Rodentisida berasal dari bahasa Yunani rodere, berarti pengerat berfungsi untuk membunuh binatang pengerat. Contohnya Dipachin 110, Klerat RMB, Racumin, Ratikus RB, Ratilan, Ratak, Gisorin.

Termisida;
Termisida berasal dari bahasa Yunani termes, artinya serangga pelubang kayu berfungsi untuk membunuh rayap. Contohnya Agrolene 26 WP, Chlordane 960 EC, Sevidol 20/20 WP, Lindamul 10 EC, Difusol CB.

Silvisida;
Silvisida berasal dari bahasa latin silva berarti hutan, berfungsi untuk membunuh pohon atau pembersih pohon.

Larvasida;
Larvasida berasal dari bahasa Yunani lar, berfungsi membunuh ulat (larva). Contohnya Fenthion, Dipel (Thuricide).

   Jika dilihat dari cara kerjanya, maka peran pestisida dapat dibedakan menjadi tiga kelompok dalam peranannya membunuh hama yaitu racun perut, racun kontak dan racun gas.
Racun perut.
Artinya mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran memakan pestisida.
Jenis pestisida dari kelompok ini pada umumnya dipakai untuk membasmi serangga-serangga pengunyah, penjilat dan penggigit. Daya bunuhnya melalui perut. Contoh: Diazinon 60 EC.

Racun kontak.
Artinya mempunyai daya bunuh setelah tubuh jasad terkena pestisida.
Jenis pestisida dari kelompok ini pada umumnya Organisme tersebut terkena pestisida secara kontak langsung atau bersinggungan dengan residu pada permukaan yang terkena pestisida. Contoh: Mipcin 50 WP.

Racun gas.
Artinya mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran terkena uap atau gas. Jenis pestisida dari kelompok ini disebut juga dengan fumigant dan digunakan terbatas pada ruangan-ruangan tertutup.

    Struktur kimia pestisida pada umumnya dibagi atas tiga jenis diantaranya adalah sebagai berikut.
Orgahochlorine.
Pestisida jenis ini mengandung unsur-unsur Carbon, Hidrogen, dan Chlorine. Misal : DDT, Dieldrin, Endrin dan lain-lain.
Umumnya golongan ini mempunyai sifat: merupakan racun yang universal, degradasinya berlangsung sangat lambat larut dalam lemak.
Orgahoposphate.
Pestisida jenis ini mengandung unsur : P, C dan H.
Misal : tetra ethyl phyro posphate (TEPP ), Diazonin dan Basudin.
Golongan ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : merupakan racun yang tidak selektif degradasinya berlangsung lebih cepat atau kurang persisten di lingkungan, menimbulkan resisten pada berbagai serangga dan memusnahkan populasi predator dan serangga parasit, lebih toksik terhadap manusia dari pada organokhlor.
Carbamate.
Pestisida jenis ini mengandung gugus Carbamate.
Misal : Baygon, Sevin dan Isolan.
Golongan ini mempunyai sifat sebagai berikut : mirip dengan sifat pestisida organophosfat, tidak terakumulasi dalam sistem kehidupan, degradasi tetap cepat diturunkan dan dieliminasi namun pestisida ini aman untuk hewan, tetapi toksik yang kuat untuk tawon.

Pyretroid.
Salah satu insektisida tertua di dunia, merupakan campuran dari beberapa ester yang disebut pyretrin yang diekstraksi dari bunga dari genus Chrysanthemum. Jenis pyretroid yang relatif stabil terhadap sinar matahari adalah : deltametrin, permetrin, fenvalerate. Sedangkan jenis pyretroid yang sintetis yang stabil terhadap sinar matahari dan sangat beracun bagi serangga adalah : difetrin, sipermetrin, fluvalinate, siflutrin, fenpropatrin, tralometrin, sihalometrin, flusitrinate.

Petroleum.
Minyak bumi yang dipakai sebagai insektisida dan miksida. Minyak tanah yang juga digunakan sebagai herbisida.

Dinitrofenol.
Dinitrofenol misalnya morocidho 40EC.
Salah satu pernafasan dalam sel hidup melalui proses pengubahan ADP (Adenesone-5-diphosphate) dengan bantuan energi sesuai dengankebutuhan dan diperoleh dari rangkaian pengaliran elektronik potensial tinggi ke yang lebih rendah sampai dengan reaksi proton dengan oksigen dalam sel. Berperan memacu proses pernafasan sehingga energi berlebihan dari yang diperlukan akibatnya menimbulkan proses kerusakan jaringan.

Fumigant.
Fumigant adalah senyawa atau campuran yang menghasilkan gas atau uap atau asap untuk membunuh serangga , cacing, bakteri, dan tikus. Biasanya fumigant merupakan cairan atau zat padat yang mudah menguap atau menghasilkan gas yang mengandung halogen yang radikal (Cl, Br, F), misalnya chlorofikrin, ethylendibromide, naftalene, metylbromide, formaldehid, fostin.

Antibiotik.
Misalnya senyawa kimia seperti penicillin yang dihasilkan dari mikroorganisme ini mempunyai efek sebagai bakterisida dan fungisida.

      Pada umumnya pestisida bersifat kontak dan petani dianjurkan untuk menghindari kontak secara langsung saat melakukan penyemprotan dilapangan.
Karena sifat dari jenis racun tertentu dapat berpotensi menimbulkan keracunan yang sangat cepat.
Oleh sebab itulah menggunakan perlengkapan penyemprotan sangat dianjurkan.
Karena dapat mengurangi risiko iritasi pada kulit dan terhirupnya embun pestisida.
Jenis pelengkapan pelindung diri yang dibutuhkan adalah sebagai berikut.
1).      Alat pelindung kepala dengan topi atau helm kepala.
2).      Alat pelindung mata, kacamata diperlukan untuk melindungi mata dari percikan, partikel melayang, gas-gas, uap, debu yang berasal dari pemaparan pestisida.
3).      Alat pelindung pernafasan adalah alat yang digunakan untuk melindungi pernafasan dari kontaminasi yang berbentuk gas, uap, maupun partikel zat padat.
4).      Pakaian pelindung, dikenakan untuk melindungi tubuh dari percikan bahan kimia yang membahayakan.
5).      Alat pelidung tangan, alat ini biasanya berbentuk sarung tangan, untuk keperluan penyemprotan sarung tangan yang digunakan terbuat dari bahan yan kedap air serta tidak bereaksi dengan bahan kimia yang terkandung dalam pestisida.
6).      Alat pelindung kaki, biasanya berbentuk sepatu dengan bagian atas yang panjang sampai dibawah lutut, terbuat dari bahan yang kedap air, tahan terhadap asam, basa atau bahan korosif lainnya.

Kesimpulan.
Pestisida yang termasuk ke dalam golongan organofosfat antara lain : Azinophosmethyl, Chloryfos, Demeton Methyl, Dichlorovos, Dimethoat, Disulfoton, Ethion, Palathion, Malathion, Parathion, Diazinon, Chlorpyrifos.
Gejala keracunan organofosfat sangat bervariasi. Setiap gejala yang timbul sangat bergantung pada adanya stimulasi asetilkholin persisten atau depresi yang diikuti oleh stimulasi saraf pusat maupun perifer. Gejala awal seperti salivasi, lakrimasi, urinasi dan diare (SLUD) terjadi pada keracunan organofosfat secara akut karena terjadinya stimulasi reseptor muskarinik sehingga kandungan asetil kholin dalam darah meningkat pada mata dan otot polos.
Hasil pemeriksaan aktifitas kholinesterase darah dapat digunakan sebagai penegas (konfirmasi) terjadinya keracuan pestisida pada seseorang. Sehingga dengan demikian dapat dinyatakan pula bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya keracunan juga merupakan faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya aktifitas kholenisterase darah. Faktor yang berpengaruh terhadap kejadian keracunan pestisida adalah faktor dalam tubuh (internal) dan faktor dari luar tubuh (eksternal). Pengetahuan tentang pestisida yang disertai dengan praktek penyemprotan akan dapat menghindari petani saat menyemprot dari keracunan.

Saran.
Pada saat pelaksanaan penyemprotan  banyak terjadi kasus keracunan, oleh sebab itu petani di wajibkan memakai alat pelindung diri yang lengkap setiap melakukan penyemprotan, agar tidak melawan arah angin atau tidak melakukan penyemprotan sewaktu angin kencang, hindari kebiasaan makan-minum serta merokok di waktu sedang menyemprot, setiap selesai menyemprot dianjurkan untuk mandi pakai sabun dan berganti pakaian serta pemakaian alat semprot yang baik dapat menghindari terjadinya keracunan.

    Demikianlah sedikit informasi mengenai pestisida.
Semoga bermanfaat dan sukses.
Sekian dan terimakasih.

Umpan ikan Tapah

     Tapah adalah salah satu spesies ikan air tawar dan termasuk dari keluarga Siluridae. Ikan ini dapat ditemukan di benua Asia tropika yaitu Pakistan, Vietnam, Malaysia, dan Indonesia.
Di Indonesia sendiri dapat ditemukan di hampir seluruh aliran sungai di pulau Sumatra yaitu di sungai kampar dan siak (Riau), sungai batanghari, (Jambi) sungai musi (Sumsel) sungai wampu (Sumut) dan terdapat di beberapa aliran sungai di pulau Kalimantan.
Ikan tapah menyukai tinggal di aliran sungai yang berlumpur dan bersembunyi di dalam lubang di tebing-tebing tepian sungai untuk mempertahankan diri di dasar sungai.

      Ikan tapah adalah jenis ikan predator handal. Ikan dewasa akan memangsa krutasia, moluska, serangga dan ikan-ikan yang lebih kecil dari berat badan tubuhnya. Berikut adalah klasifikasi ilmiahnya.

        Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Siluriformes
Famili : Siluridae
Genus : Wallago
Nama bional Wallago mcropogon.

     Ikan tapah memiliki fisik panjang dan padat, berkepala lebar, bermulut besar berlekuk, berwarna hitam, bergigi tajam, bermata kecil dan berkumis. Ikan ini dapat mencapai 2.5 meter panjangnya. Ikan ini memiliki taji (patil) beracun serta terdapat di antara kedua siripnya dan satu diatas punggungnya.
Nama tapah diambil dari bahasa melayu dan dikenal dengan nama yang sama di negara serumpun.
Berikut ini adalah trik jitu umpan tapah yang sangat sederhana dan mudah didapat.

      Ikan seluang adalah jenis ikan pemakan tumbuhan dan daging. Ikan ini adalah sekelompok ikan terbawah di dalam susunan rantai makanan.
Oleh sebab itu ikan menjadi makanan utama ikan tapah, sebarau(ampala), baung dan toman.

     Demikian sedikit informasi mengenai umpan tapah. Semoga bermanfaat dan sukses.

Cara membuat rotan 3

      Rotan 3 merupakan inovasi teknologi pertanian ramah lingkungan dan penerapannya sangat baik bagi tanaman.
Bakteri aerob dan bakteri anaerob serta fungi atau jamur dapat digabung menjadi sebuah komposisi yang sangat berguna bagi tanaman, pengembangan ini dikenal dalam ilmu berbasis microbiologi. Komposisi bahan baku membuat rotan 3 adalah rotan 2 + trichoderma + micoriza + Bakteri nitrifikasi.
Arti Rotan 3 itu sendiri adalah ramuan organik tanaman atau bahasa kerennya petani adalah probiotik generasi ketiga. Yaitu pengembagan dari pembuatan probiotik organik sebelumnya yang dapat dibuat sendiri dengan mudah dan sangat sederhana.
Berikut adalah Cara memperbanyak rotan 3.
      Bahan-bahan;
1.Gula; 1/4 kg
2.Dedak/ Bekatul; 1 kg
3.Tepung ikan; 2 s/d 3 sdm
4.Kentang; 1/4 kg

Cara membuat;
1. Campur gula dan dedak dengan 3 liter air, kemudian di rebus. (Tambahkan lagi air, agar sisa air setelah direbus jadi 3 liter)
2. Rebus dan haluskan kentang sampai benar lembut, kemudian haluskan dengan 1 liter air.
3. Campurkan semua bahan dalam keadaan benar-benar dingin.
4. Masukkan Rotan 3.
5. Campur sampai benar-benar merata.
6. Tutup wadah dengan kain tebal.
7. Sisakan ruang dalam wadah kurang dari 10% (tidak boleh lebih dari 10%).
8. Simpan di tempat yang teduh dan terhindar dari paparan sinar matahari secara langsung.

    Demikian sedikit informasi mengenai cara membuat dan memperbanyak rotan 3. Semoga bermanfaat dan sukses.

17 April, 2016

Umpan jitu ikan patin


     Patin adalah sekelompok ikan berkumis dari ordo Siluriformes yang termasuk dalam genus Pangasius, familia Pangasiidae. Nama "patin" juga disematkan pada salah satu anggotanya, P. nasutus.
Kelompok ikan ini adalah kelompok ikan yang banyak dibudidayakan oleh petani.
Kelompok patin secara umum bernilai ekonomi, seperti patin siam (P. hypophthalmus. P. sutchi. Dari beberapa anggotanya ditemukan hidup di aliran Sungai Mekong dan ditemukan berukuran sangat besar hingga mencapai panjang dua meter lebih.

     Patin siam atau disebut dengan Pangasius hypophthalmus adalah ikan budidaya dan akuarium paling populer. Ikan ini dikenal juga dengan sebutan jambal siam, lele bangkok, dan hiu bangkok. Dalam bahasa perdagangan internasional dikenal sebagai siamese shark, sutchi catfish, atau pangasius.
Secara taksonomi, Pangasius hypophthalmus dan patin raksasa Mekong (P. gigas), dimasukkan ke dalam marga Pangasianodon. Pangasianodon dapat pula dianggap sebagai marga tersendiri, sehingga penyebutan Pangasianodon hypophthalmus juga dapat diterima.
Berikut adalah klasifikasi ilmiahnya.

Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Siluriformes
Famili : Pangasiidae
Genus : Pangasius
Spesies : P. hypophthalmus
Nama binomial
Pangasius hypophthalmus

     Ikan patin dan keluarganya pada umumnya ditemukan dibeberapa sungai besar di Indocina, seperti DAS Mekong dan Chao Phraya, namun sekarang telah banyak dibudidayakan dibeberapa negara seperti Indonesia digunakan sebagai ikan konsumsi. Perdagangan filet patin dikenal cukup tinggi kuantitasnya. Mereka dikenal sebagai omnivora, dengan memakan krustasea kecil, ikan lain dan dari sisa-sisa tanaman.

     Di Indonesia sendiri penyebarannya cukup luas dan hampir banyak ditemukan dialiran sungai di pulau Sumatera.
Ikan patin paling banyak menginfansi aliran sungai Batang Hari dan sungai Musi.
Karena banyak ditemukannya tambak dan kolam milik petani yang pecah akibat banjir.
Oleh sebab itu para pemancing banyak yang memburu ikan ini dengan berbagai jenis alat tangkap dan salah satunya menggunakan alat pancing.
Berikut adalah cara sederhana untuk membuat umpan kail sebagai alat untuk menangkap.
     Bahan-bahan;
  • Tepung Aci/kanji/tapioka ½ gelas.
  • Tepung Terigu ½ gelas
  • Telur 1 butir
  • Pelet patin 781 = 1 genggam
  • Pelet udang = setengah genggam.
  • Bawang goreng di gerus / ditumbuk.
  • Terasi ½ kemasan abc

Cara membuat;
Campur semua bahan kecuali telur kedalam wadah, kemudian pisahkan telur dari cangkangnya, lalu masukan kedalam wadah yang sama, setelah itu di remas-remas sampai membentuk adonan, setelah semua selesai digoreng sampai matang (cara menggorengnya seperti membuat bakwan).
Cara penggunaan;
Ambil sedikit umpan dan kaitkan kekail hingga menutupi semua kail.

   Demikian sedikit informasi mengenai cara membuat umpan jitu untuk Patin.
Semoga bermanfaat dan sukses.

Cara membuat umpan ikan baung

     Memancing ikan adalah hobi yang sangat menyenangkan. Karena hobi ini dapat melatih kesabaran seseorang.
Bagi petani yang ingin melepaskan penat karena seharian bekerja diladang. Maka petani bisa memancing disungai.
Berikut ini adalah penjelasan dan beberapa ramuan untuk membuat umpan ikan baung.

     Ikan baung bersifat noktural. Artinya hampir segala aktivitas kegiatan dalam hidupnya (mencari makan) lebih banyak dilakukan pada malam hari.

Selain itu, ikan baung memiliki sifat suka bersembunyi di dalam liang-liang (lubang) di tepi-tepi sungai tempat habitat hidupnya. Di alam bebas ikan baung termasuk dalam golongan ikan pemakan segala (omnivora).
Namun ada persepsi lain  yang menggolongkan ikan baung kekelompok carnivora, sebab ikan ini lebih dominan memakan hewan-hewan kecil seperti ikan-ikan kecil .

     Ikan baung adalah jenis ikan air tawar dan berhabitat dari muara sungai sampai ke bagian hulu sungai.
Bahkan disumatera bagian selatan, ikan baung ditemukan sampai ke muara sungai yang airnya sedikit payau.
Selain itu, ikan ini juga banyak ditemui di tempat-tempat yang letaknya di daerah banjir.
Secara umum, baung berhabitat sebagai ikan yang hidup di perairan umum seperti sungai, rawa, situ, danau, dan waduk.
Berikut adalah klasifikasi ilmiah ikan baung.

    Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Siluriformes
Famili : Bagridae
Genus : Hemibagrus
Species : Mystus nemurus
Bagrus nemurus.

    Ikan baung adalah nama ikan air tawar dan termasuk ke dalam marga Hemibagrus, suku Bagridae.
Ikan baung menyebar luas di Cina Selatan, India dan Asia Tenggara termasuk wilayah Indonesia bagian tengah dan barat.
Ikan baung dikenal luas di Indonesia dengan banyak nama daerah dan kearifan lokal setempat seperti;
Ikan duri, baong, baon ( Suku Melayu), Ikan bawon (Suku Betawi),
Ikan senggal atau singgah (Suku Sunda),
Ikan tagih atau tageh (Suku Jawa.),
Ikan niken, siken, tiken, tiken bato (Provinsi Kalimantan tengah), dan lain-lain.

    Ikan baung masih sekerabat dengan lele atau dari bangsa Siluriformes dan dari marga Hemibagrus serta berasal dari bahasa Latin hemi yang berarti “setengah” atau “separuh”, dan bagrus diambil dari kata bagre berasal dari kata  yunani pagros, yaitu nama ikan dari laut.

   Ikan baung dari spesies H. hoeveni banyak ditemukan di Sungai-sungai di Indonesia yaitu terdapat di sungai Kapuas dan Baram (Kalimantan bagian barat), Musi dan Batanghari (Sumatra bagian selatan), serta lembah sungai Muar, Semenanjung Malaya.
Namun ikan baung dari spesies H. velox juga pernah ditemukan di sungai-sungai di Sumatra tengah.

     Nama Baung juga digunakan untuk menyebut ikan lain dari bantuk serupa yaitu dari suku Bagridae dan tergolong bukan dari marga Hemibagrus seperti;
Baung burai : Pseudomystus stenomus
Baung duri : Leiocassis poecilopterus
Baung layar : Bagrichthys hypselopterus
Baung lebang :  Pseudomystus fuscus
Baung tikus : Bagroides melapterus

Cara membuat umpan pancing ikan baung :

  Resep umpan ikan baung 1;
      Bahan-bahan;
  Siapkan usus ayam sesuai kebutuhan
2 Butir telur itik (yang akan di ambil kuningnya)
Lemak (lemak sapi, lemak kambing)
Kapas secukupnya.

     Cara membuat :
   Masukkan beberapa usus kedalam suatu wadah.
Campur dengan kuning telor bebek.
Tambahkan Lemak sapi atau kambing.
Tutup wadah dan timbun kedalam tanah.
Biarkan kurang lebih 3 hari 3 malam.
Gunakan kapas tersebut untuk membuat umpan dengan cara : masukan kapas kedalam ramuan umpan tadi bertujuan untuk mengambil aroma umpan atau bisa juga usus langsung di kaitkan di mata kail.

Resep umpan ikan baung 2;   
    Bahan-bahan;
Tepung Ikan 1 bungkus
2 Butir Kunig telur itik (sudah direbus)
Pelet udang 25 gram
2 bungkus terasi
Kapas secukupnya
Air Secukupnya

       Cara membuat :
    Masukan semua bahan dan campur jadi satu, tambahkan air secukupnya, dan lumatkan hingga semua bahan tercampur rata. Gunakan kapas untuk umpan agar umpan tidak hancur ketika di pakai.

       Resep umpan ikan baung 3;
Tepung kanji (aci) ½ gelas.
Terigu ½ gelas.
Telur 1 butir.
Pelet patin 781 = 1 genggam + pelet udang = setengah genggam.
Bawang goreng di gerus / ditumbuk.
Terasi (belacan) ½ kemasan abc

    Cara membuat ;
Campur semua bahan sampai merata dan kalis.
Setelah itu goreng matang.

Penjelasan resep ke 3.
Pembuatan pakan. Buatlah seperti bagaimana membuat kue bakwan.

    Umpan alternatif ikan baung alami  
     Pada dasarnya semua ikan suka dengan makanan alami, karena habitat mereka sebenarnya di alam bebas tidak ada ramuan umpan apapun.
Nah untuk itu petani dapat memanfaatkan umpan alami sebagai umpan mancing ikan baung seperti.
Cacing Tanah.
Ikan-ikan kecil.
Udang-udang kecil.
Jangkrik.
Ulat Daun Pisang.
Kroto.
Laron.
Remis.
Insekta.
Molusca dan rumput.

     Demikianlah sedikit informasi mengenai beberapa penjelasan dan umpan ikan baung.
Semoga bermanfaat dan sukses.
Sekian dan terimakasih.

14 April, 2016

Cara mengatasi berang-berang pada kolam

       Berang-berang merupakan hewan mamalia semi-akuatik atau akuatik dan termasuk jenis hewan pemakan ikan, kerang-kerangan dan hewan invertebrata.

    Hewan ini memiliki 13 spesies dan penyebarannya terdapat hampir diseluruh belahan dunia kecuali kawasan Australasia termasuk sebagian wilayah indonesia bagian timur.

Berikut adalah klasifikasi ilmiahnya.
Klasifikasi ilmiah berang-berang.

Kerajaan :  Animalia
Filum  :    Chordata
Kelas. :  Mammalia
Ordo  :  Carnivora
Famili  :  Mustelidae
Upafamili  :  Lutrinae

Genera :
Amblonyx
Aonyx
Enhydra
Lontra
Lutra
Lutrogale
Pteronura

  

Hewan ini memiliki kemampuan menyelam yang cukup lama didalam air.
Tentu hal ini sangat menyulitkan bagi petani untuk menangkapnya di dalam kolam.
Namun sekarang ada cara sederhana untuk mengusirnya sebelum hewan ini mendekat disekitar kolam.

Berikut adalah langka-langkah yang harus ditempuh.
   Bahan utama ;
Pandan wangi

    Cara penggunaan ;
Pandan wangi ditanam di sekitar bibir kolam sebanyak 2 sampai 3 pohon dan itu tergantung dari luasnya kolam.

Penjelasan dan tujuannya ;
Hewan ini sangat takut dengan binatang musang dialamnya. Oleh sebab itu, setelah pandan wangi ditanam disekitar kolam.
Secara otomatis berang-berang tersebut akan menghindari aroma wangi musang yang dikeluarkan oleh tanaman pandan.

    Demikianlah sedikit informasi mengenai cara mengatasi / cara mengusir berang-berang dari kolam dan kami harap para pembaca mau memberitahukan kepada sahabat petani kita yang lain.
Kami yakin, jika kita mau saling membantu. Maka masa depan peternakan dan perikanan di indonesia akan maju dan dapat bersaing serta dapat menghargai lingkungan.
   Semoga bermanfaat dan sukses.
Sekian dan terimakasih.

Cara budidaya tanaman Jahe Zingiber officinale

     Jahe adalah tanaman rempah yang digunakan sebagai bumbu dapur dan memiliki khasiat sebagai obat.
Jahe juga termasuk dari suku Zingiberaceae atau temu-temuan dan dikenal dengan nama latin Zingiber officinale. Nama ilmiah jahe diberikan oleh William Roxburgh berasal dari kata Yunani yang disebut zingiberi dan dari bahasa Sanskerta disebut singaberi.
Rimpang jahe berbentuk seperti jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah rimpang dan rasanya cenderung pedas yang disebabkan oleh adanya kandungan senyawa keton bernama zingeron.

     Asal usul Jahe diduga berasal dari India dan dugaan lain menyimpulkan dari Negeri Republik Rakyat Tiongkok Selatan.
Dari India, jahe dibawa sebagai rempah perdagangan hingga Asia Tenggara, Tiongkok, Jepang, hingga Timur Tengah. Kemudian pada zaman kolonialisme, jahe menjadi komoditas populer di Eropa, karena jahe dapat memberikan rasa hangat dan pedas pada makanan.
Jahe diketahui memiliki beberapa jenis yaitu jahe gajah atau kahe badak, jahe emprit dan jahe merah. Keunggulan dari jahe gajah adalah dari segi rimpang yang cenderung berwarna kuning muda, serat yang halus, lembut dan rimpang besar. Sedangkan jahe merah cenderung sebaliknya berwarna merah, ukuran rimpang kecil dan keunggulan rasa lebih pedas.
Berikut adalah klasifikasi ilmiahnya;

     Klasifikasi
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Spesies : Zingiber officinale

    Indonesia adalah sebuah negara yang memanfaatkan jahe sebagai bahan baku minuman, bumbu masakan dan obat-obatan.
Selain itu di negara ini memiliki sebutan lain yaitu diantara adalah halia (Aceh), beeuing (Gayo), bahing (Batak Karo), sipodeh (Minangkabau), jahi (Lampung), jahe (Sunda), jae (Jawa & Bali), jhai (Madura), melito (Gorontalo), geraka (Ternate), dan kata umum yang digunakan adalah Jahe.

   Deskripsi umum
Terna berbatang semu, tinggi 30 cm sampai 1 m, rimpang bila dipotong berwarna kuning atau jingga. Daun sempit, panjang 15 – 23 mm, lebar 8 – 15 mm ; tangkai daun berbulu, panjang 2 – 4 mm ; bentuk lidah daun memanjang, panjang 7,5 – 10 mm dan tidak berbulu; seludang agak berbulu. Perbungaan berupa malai tersembul dipermukaan tanah, berbentuk tongkat atau bundar telur yang sempit, 2,75 – 3 kali lebarnya, sangat tajam ; panjang malai 3,5 – 5 cm, lebar 1,5 – 1,75 cm ; gagang bunga hampir tidak berbulu, panjang 25 cm, rahis berbulu jarang ; sisik pada gagang terdapat 5 – 7 buah, berbentuk lanset, letaknya berdekatan atau rapat, hampir tidak berbulu, panjang sisik 3 – 5 cm; daun pelindung berbentuk bundar telur terbalik, bundar pada ujungnya, tidak berbulu, berwarna hijau cerah, panjang 2,5 cm, lebar 1 – 1,75 cm ; mahkota bunga berbentuk tabung 2 – 2,5 cm, helainya agak sempit, berbentuk tajam, berwarna kuning kehijauan, panjang 1,5 – 2,5 mm, lebar 3 – 3,5 mm, bibir berwarna ungu, gelap, berbintik-bintik berwarna putih kekuningan, panjang 12 – 15 mm ; kepala sari berwarna ungu, panjang 9 mm ; tangkai putik 2.

   Jenis Tanaman
Jahe dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan ukuran, bentuk dan warna rimpangnya. Umumnya dikenal 3 varietas jahe, yaitu :
Jahe putih/kuning besar atau disebut juga jahe gajah atau jahe badak : Rimpangnya lebih besar dan gemuk, ruas rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas lainnya. Jenis jahe ini bisa dikonsumsi baik saat berumur muda maupun berumur tua, baik sebagai jahe segar maupun jahe olahan.
Jahe putih/kuning kecil atau disebut juga jahe sunti atau jahe emprit : Ruasnya kecil, agak rata sampai agak sedikit menggembung. Jahe ini selalu dipanen setelah berumur tua. Kandungan minyak atsirinya lebih besar dari pada jahe gajah, sehingga rasanya lebih pedas, disamping seratnya tinggi. Jahe ini cocok utk ramuan obat-obatan, atau untuk diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya.
Jahe merah : Rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil dari pada jahe putih kecil. sama seperti jahe kecil, jahe merah selalu dipanen setelah tua dan juga memiliki kandungan minyak atsiri yang sama dengan jahe kecil, sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan.

   Manfaat Tanaman
Rimpang jahe dapat digunakan sebagai bumbu masak, pemberi aroma dan sensasi rasa pada makanan seperti roti, kue, biskuit, kembang gula dan berbagai aneka ragam minuman. Jahe juga dapat digunakan pada industri obat, minyak wangi, industri jamu tradisional, diolah menjadi asinan jahe, dibuat acar, lalap, bandrek, sekoteng dan sirup.
Dewasa ini para petani cabe menggunakan jahe sebagai pestisida alami. Dalam perdagangan jahe dijual dalam bentuk segar, kering, jahe bubuk dan awetan jahe. Disamping itu terdapat hasil olahan jahe seperti: minyak astiri dan koresin yang diperoleh dengan cara penyulingan yang berguna sebagai bahan pencampur dalam minuman beralkohol, es krim, campuran sosis dan lain-lain.
Adapun manfaat secara pharmakologi antara lain adalah sebagai karminatif (peluruh kentut), anti muntah, pereda kejang, anti pengerasan pembuluh darah, peluruh keringat, anti inflamasi, anti mikroba dan parasit, anti piretik, anti rematik, serta merangsang pengeluaran getah lambung dan getah empedu.

   Sentra tanaman
Jahe terdapat di seluruh Indonesia, ditanam di kebun dan disekitar pekarangan. Pada saat ini jahe telah banyak dibudidayakan di Australia, Srilangka, Cina, Mesir, Yunani, India, Indonesia, Jamaika, Jepang, Meksiko, Nigeria, Pakistan. Jahe dari Jamaika mempunyai kualitas tertinggi, sedangkan India merupakan negara produsen jahe terbesar, yaitu lebih dari 50 % dari total produksi jahe dunia.

  Syarat pertumbuhan
Iklim;
Tanaman jahe membutuhkan curah hujan relatif tinggi yaitu antara 2.500-4.000 mm/tahun.
Pada umur 2,5 sampai 7 bulan atau lebih, tanaman jahe memerlukan sinar matahari. Dengan kata lain penanaman jahe dilakukan di tempat yg terbuka sehingga mendapat sinar matahari sepanjang hari.
Suhu udara optimum untuk budidaya tanaman jahe antara 20-35°C.

Media Tanam
Tanaman jahe paling cocok ditanam pada tanah yang subur, gembur dan banyak mengandung humus.
Tekstur tanah yang baik adalah lempung berpasir, liat berpasir dan tanah laterik.
Tanaman jahe dapat tumbuh pada keasaman tanah (pH) sekitar 4,3-7,4. Tetapi keasaman tanah (pH) optimum untuk jahe gajah adalah 6,8-7,0.
Ketinggian Tempat
Jahe tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian 0-2.000 m dpl..
Di Indonesia pada umumnya ditanam pada ketinggian 200 - 600 m dpl.

  Pedoman budidaya
Pembibitan;
Persyaratan Bibit Jahe : Bibit berkualitas adalah bibit yang memenuhi syarat mutu genetik, mutu fisiologik (persentase tumbuh yang tinggi) dan mutu fisik. yang dimaksud dengan mutu fisik adalah bibit yang bebas hama dan penyakit. Oleh karena itu kriteria yang harus dipenuhi antara lain:
Bahan bibit diambil langsung dari kebun (bukan dari pasar).
Dipilih bahan bibit dari tanaman yang sudah tua (berumur 9-10 bulan).
Dipilih pula dari tanaman yg sehat & kulit rimpang tidak terluka atau lecet.
Teknik Penyemaian Bibit : untuk pertumbuhan tanaman yang serentak atau seragam, bibit jangan langsung ditanam sebaiknya terlebih dahulu dikecambahkan. Penyemaian bibit dapat dilakukan dengan peti kayu atau dengan bedengan.
Penyemaian pada peti kayu : Rimpang jahe yang baru dipanen dijemur sementara (tidak sampai kering), kemudian disimpan sekitar 1-1,5 bulan. Patahkan rimpang tersebut dengan tangan dimana setiap potongan memiliki 3-5 mata tunas dan dijemur ulang ½-1 hari. Selanjutnya potongan bakal bibit tersebut dikemas ke dalam karung beranyaman jarang, lalu dicelupkan dalam larutan fungisida dan zat pengatur tumbuh sekitar 1 menit kemudian keringkan. Setelah itu dimasukkan kedalam peti kayu. Lakukan cara penyemaian dengan peti kayu sebagai berikut: pada bagian dasar peti kayu diletakkan bakal bibit selapis, kemudian di atasnya diberi abu gosok atau sekam padi, demikian seterusnya sehingga yg paling atas adalah abu gosok atau sekam padi tersebut. Setelah 2-4 minggu lagi, bibit jahe tersebut sudah disemai.
Penyemaian pada bedengan : Buat rumah penyemaian sederhana ukuran 10 x 8 m untuk menanam bibit 1 ton (kebutuhan jahe gajah seluas 1 ha). Di dalam rumah penyemaian tersebut dibuat bedengan dari tumpukan jerami setebal 10 cm. Rimpang bakal bibit disusun pada bedengan jerami lalu ditutup jerami, & di atasnya diberi rimpang lalu diberi jerami pula, demikian seterusnya, sehingga didapatkan 4 susunan lapis rimpang dengan bagian atas berupa jerami. Perawatan bibit pada bedengan dapat dilakukan dengan penyiraman setiap hari dan sesekali disemprot dengan fungisida. Setelah 2 minggu, biasanya rimpang sudah bertunas. Bila bibit bertunas dipilih agar tidak terbawa bibit berkualitas rendah. Bibit hasil seleksi itu dipatah-patahkan dengan tangan dan setiap potongan memiliki 3-5 mata tunas & beratnya 40-60 gram.
Penyiapan Bibit Jahe : Sebelum ditanam, bibit harus dibebaskan dari ancaman penyakit dengan cara bibit tersebut dimasukkan ke dalam karung dan dicelupkan ke dalam larutan fungisida sekitar 8 jam. Kemudian bibit dijemur 2-4 jam, barulah ditanam.

   Media Tanam
Persiapan Lahan : untuk mendapatkan hasil panen yang optimal harus diperhatikan syarat-syarat tumbuh yang dibutuhkan tanaman jahe. Bila keasaman tanah yang ada tidak sesuai dengan keasaman tanah yang dibutuhkan tanaman jahe, maka harus ditambah atau dikurangi keasaman dengan kapur.
Pembukaan Lahan : Pengolahan tanah diawali dengan dibajak sedalam kurang lebih dari 30 cm dengan tujuan untuk mendapatkan kondisi tanah yang gembur atau remah dan membersihkan tanaman pengganggu. Setelah itu tanah dibiarkan 2-4 minggu agar gas-gas beracun menguap serta bibit penyakit dan hama akan mati terkena sinar matahari. Apabila pada pengolahan tanah pertama dirasakan belum juga gembur, maka dapat dilakukan pengolahan tanah yang kedua sekitar 2-3 minggu sebelum tanam dan sekaligus diberikan pupuk kandang dengan dosis 1.500-2.500 kg.
Pembentukan Bedengan : Pada daerah-daerah yang kondisi air tanahnya jelek dan sekaligus utk encegah terjadinya genangan air, sebaiknya tanah diolah menjadi bedengan-bedengan engan ukuran tinggi 20-30 cm, lebar 80-100 cm, sedangkan anjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan.
Pengapuran : Pada tanah dengan pH rendah, sebagian besar unsur-unsur hara didalamnya, Terutama fosfor (p) dan calcium (Ca) dalam keadaan tidak tersedia atau sulit diserap. Kondisi tanah yang masam ini dapat menjadi media perkembangan beberapa cendawan penyebab penyakit fusarium sp dan pythium sp. Pengapuran juga berfungsi menambah unsur kalium yang sangat diperlukan tanaman untuk mengeraskan bagian tanaman yang berkayu, merangsang pembentukan bulu-bulu akar, mempertebal dinding sel buah dan merangsang pembentukan biji.
Derajat keasaman < 4 (paling asam): kebutuhan dolomit > 10 ton/ha.
Derajat keasaman 5 (asam): kebutuhan dolomit 5.5 ton/ha.
Derajat keasaman 6 (agak asam): kebutuhan dolomit 0.8 ton/ha.
Teknik Penanaman Jahe.
Penentuan Pola Tanaman : Pembudidayaan jahe secara monokultur pada suatu daerah tertentu memang dinilai cukup rasional, karena mampu memberikan produksi dan produksi tinggi. Namun di daerah, pembudidayaan tanaman jahe secara monokultur kurang dapat diterima karena selalu menimbulkan kerugian. Penanaman jahe secara tumpangsari dengan tanaman lain mempunyai keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
Mengurangi kerugian yang disebabkan naik turunnya harga.
Menekan biaya kerja, seperti: tenaga kerja pemeliharaan tanaman.
Meningkatkan produktivitas lahan.
Memperbaiki sifat fisik dan mengawetkan tanah akibat rendahnya pertumbuhan gulma (tanaman pengganggu). Praktek di lapangan, ada jahe yang di tumpangsarikan dengan sayur-sayuran, seperti ketimun, bawang merah, cabe rawit, buncis dan lain-lain. Ada juga yang ditumpangsarikan dengan palawija, seperti jagung, kacang tanah dan beberapa kacang-kacangan lainnya.
Pembutan Lubang Tanam : untuk menghindari pertumbuhan jahe yang jelek, karena kondisi air tanah yang buruk, maka sebaiknya tanah diolah menjadi bedengan-bedengan. Selanjutnya buat lubang-lubang kecil atau alur sedalam 3-7,5 cm untuk menanam bibit.
Cara Penanaman : Cara penanaman dilakukan dengan cara melekatkan bibit rimpang secara rebah ke dalam lubang tanam atau alur yang sudah disiapkan.
Perioda Tanam : Penanaman jahe sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan sekitar bulan September dan Oktober. Hal ini dimungkinkan karena tanaman muda akan membutuhkan air cukup banyak untuk pertumbuhannya.

  Pemeliharaan Tanaman
Penyulaman (penyisipan) : Sekitar 2-3 minggu setelah tanam, hendaknya diadakan untuk melihat rimpang yang mati. Bila demikian harus segera dilaksanakan penyulaman agar pertumbuhan bibit sulaman itu tidak jauh tertinggal dengan tanaman lain, maka sebaiknya dipilih bibit rimpang yg baik serta pemeliharaan yang benar.
Penyiangan : Penyiangan pertama dilakukan ketika tanaman jahe berumur 2-4 minggu kemudian dilanjutkan 3-6 minggu sekali. Tergantung pada kondisi tanaman pengganggu yg tumbuh.
Namun setelah jahe berumur 6-7 bulan, sebaiknya tidak perlu dilakukan penyiangan lagi, sebab pada umur tersebut rimpangnya mulai besar.
Pembubunan : Tanaman jahe memerlukan tanah yang peredaran udara dan air dapat berjalan dengan baik, maka tanah harus digemburkan. Disamping itu tujuan pembubunan untuk menimbun rimpang jahe yang kadang-kadang muncul ke atas permukaan tanah. Apabila tanaman jahe masih muda, cukup tanah dicangkul tipis di sekeliling rumpun dengan jarak kurang lebih 30 cm. Pada bulan berikutnya dapat diperdalam dan diperlebar setiap kali pembubunan akan berbentuk gubidan dan sekaligus terbentuk sistem pengairan yang berfungsi untuk menyalurkan kelebihan air.
Pertama kali dilakukan pembumbunan pada waktu tanaman jahe berbentuk rumpun yang terdiri atas 3-4 batang semu, umumnya pembubunan dilakukan 2-3 kali selama umur tanaman jahe. Namun tergantung kepada kondisi tanah dan banyaknya hujan.
Pemupukan :
Pemupukan Organik : Pada pertanian organik yang tidak menggunakan bahan kimia termasuk pupuk buatan dan obat-obatan, maka pemupukan secara organik yaitu dengan menggunakan pupuk kompos organik atau pupuk kandang dilakukan lebih sering, dibanding kalau kita menggunakan pupuk buatan. Adapun pemberian pupuk kompos organik ini dilakukan pada awal pertanaman pada saat pembuatan guludan sebagai pupuk dasar sebanyak 60 – 80 ton per hektar yg ditebar dan dicampur tanah olahan. untuk menghemat pemakaian pupuk kompos dapat juga dilakukan dengan jalan mengisi tiap-tiap lobang tanam di awal pertanaman sebanyak 0.5 – 1kg per tanaman. Pupuk sisipan selanjutnya dilakukan pada umur 2 – 3 bulan, 4 – 6 bulan dan 8 – 10 bulan. Adapun dosis pupuk sisipan sebanyak 2 – 3 kg per tanaman. Pemberian pupuk kompos ini biasanya dilakukan setelah kegiatan penyiangan dan bersamaan dengan kegiatan pembubunan.
Pemupukan Konvensional : Selain pupuk dasar (pada awal penanaman), tanaman jahe perlu diberi pupuk susulan kedua (pada saat tanaman berumur 2-4 bulan). Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk organik 15-20 ton/ha. Pemupukan tahap kedua digunakan pupuk kandang dan pupuk buatan (urea 20 gram/pohon; TSP 10 gram/pohon; & ZK 10 gram/pohon), serta K2O (112 kg/ha) pada tanaman yg berumur 4 bulan. Pemupukan juga dilakukan dengan pupuk nitrogen (60 kg/ha), P2O5 (50 kg/ha) dan K2O (75 kg/ha). Pupuk P diberikan pada awal tanam, pupuk N dan K diberikan pada awal tanam (1/3 dosis) dan sisanya (2/3 dosis) diberikan pada saat tanaman berumur 2 bulan dan 4 bulan. Pupuk diberikan dengan ditebarkan secara merata di sekitar tanaman atau dalam bentuk alur dan ditanam di sela-sela tanaman.
Pengairan dan Penyiraman : Tanaman Jahe tidak memerlukan air yang terlalu banyak untuk pertumbuhannya, akan tetapi pada awal masa tanam diusahakan penanaman pada awal musim hujan sekitar bulan September;
Waktu Penyemprotan Pestisida : Penyemprotan pestisida sebaiknya dilakukan mulai dari saat penyimpanan bibit yang untuk disemai dan pada saat pemeliharaan. Penyemprotan pestisida pada fase pemeliharaan biasanya dicampur dengan pupuk organik cair atau vitamin-vitamin yang mendorong pertumbuhan jahe.

   Hama dan penyakit
Hama Tanaman;
Hama yang dijumpai pada tanaman jahe adalah:
Kepik, menyerang daun tanaman hingga berlubang-lubang.
Ulat penggesek akar, menyerang akar tanaman jahe hingga menyebabkan tanaman jahe menjadi kering dan mati.
Kumbang.

Penyakit Tanaman;
Penyakit layu bakeri
Gejala; Mula-mula helaian daun bagian bawah melipat dan menggulung kemudian terjadi perubahan warna dari hijau menjadi kuning dan mengering. Kemudian tunas batang menjadi busuk dan akhirnya tanaman mati rebah. Bila diperhatikan, rimpang yang sakit itu berwarna gelap dan sedikit membusuk, kalau rimpang dipotong akan keluar lendir berwarna putih susu sampai kecoklatan. Penyakit ini menyerang tanaman jahe pada umur 3-4 bulan dan yang paling berpengaruh adalah faktor suhu udara yang dingin, genangan air dan kondisi tanah yang terlalu lembab.
Pengendalian:
jaminan kesehatan bibit jahe;
karantina tanaman jahe yang terkena penyakit;
pengendalian dengan pengolahan tanah yang baik;
pengendalian fungisida dithane M-45 (0,25%), Bavistin (0,25%)
Penyakit busuk rimpang
Penyakit ini dapat masuk ke bibit rimpang jahe melalui lukanya. Ia akan tumbuh dengan baik pada suhu udara 20-25 derajat C dan terus berkembang akhirnya menyebabkan rimpang menjadi busuk.
Gejala: Daun bagian bawah yang berubah menjadi kuning lalu layu dan akhirnya tanaman mati.
Pengendalian:.
penggunaan bibit yang sehat;
penerapan pola tanam yang baik;
penggunaan fungisida.
Penyakit bercak daun
Penyakit ini dapat menular dengan bantuan angin, akan masuk melalui luka maupun tanpa luka.
Gejala: Pada daun yang bercak-bercak berukuran 3-5 mm, selanjutnya bercak-bercak itu berwarna abu-abu dan ditengahnya terdapat bintik-bintik berwarna hitam, sedangkan pinggirnya busuk basah. Tanaman yang terserang bisa mati.
Pengendalian: baik tindakan pencegahan maupun penyemprotan penyakit bercak daun sama halnya dengan cara-cara yang dijelaskan di atas.

   Gulma
Gulma potensial pada pertanaman temu lawak adalah gulma kebun antara lain adalah rumput teki, alang-alang, ageratum dan gulma berdaun lebar lainnya.

Pengendalian hama/penyakit secara organik;
Dalam pertanian organik yang tidak menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya melainkan dengan bahan-bahan yang ramah lingkungan, biasanya dilakukan secara terpadu yaitu sejak awal pertanaman untuk menghindari serangan hama dan penyakit tersebut, metode ini  dikenal dengan PHT (Pengendalian Hama Terpadu) yang komponennya adalah sbb:
Mengusahakan pertumbuhan tanaman yang sehat yaitu memilih bibit unggul yang sehat bebas dari hama dan penyakit serta tahan terhadap serangan hama dari sejak awal pertanaman.
Memanfaatkan semaksimal mungkin musuh-musuh alami.
Menggunakan varietas-varietas unggul yang tahan terhadap serangan hama dan penyakit.
Menggunakan pengendalian fisik/mekanik yaitu dengan tenaga manusia.
Menggunakan teknik-teknik budidaya yang baik, misalnya budidaya tumpang sari dengan pemilihan tanaman yang saling menunjang serta rotasi tanaman pada setiap masa tanamnya untuk memutuskan siklus penyebaran hama dan penyakit potensial.
Penggunaan pestisida, insektisida, herbisida alami yang ramah lingkungan dan tidak menimbulkan residu toksik baik pada bahan tanaman yang dipanen maupun pada tanah. Disamping itu penggunaan bahan ini hanya dalam keadaan darurat berdasarkan aras kerusakan ekonomi yang diperoleh dari hasil pengamatan.
Beberapa tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati dan digunakan dalam pengendalian hama antara lain adalah:.
Tembakau (Nicotiana tabacum) yang mengandung nikotin untuk insektisida kontak sebagai fumigan atau racun perut. Aplikasi untuk serangga kecil misalnya Aphids.
Piretrum (Chrysanthemum cinerariaefolium) yang mengandung piretrin yang dapat digunakan sebagai insektisida sistemik yang menyerang urat syaraf pusat yang aplikasinya dengan semprotan. Aplikasi pada serangga seperti lalat rumah, nyamuk, kutu, hama gudang dan lalat buah.
Tuba (Derris elliptica dan Derris malaccensis) yang mengandung rotenone untuk insektisida kontak yang diformulasikan dalam bentuk hembusan dansemprotan.
Neem tree atau mimba (Azadirachta indica) yang mengandung azadirachtin yang bekerjanya cukup selektif. Aplikasi racun ini terutama pada serangga penghisap seperti wereng dan serangga pengunyah seperti hama penggulung daun (Cnaphalocrocis medinalis). Bahan ini juga efektif untuk menanggulangi serangan virus RSV, GSV dan Tungro.
Bengkuang (Pachyrrhizus erosus) yang bijinya mengandung rotenoid yaitu pakhirizida yang dapat digunakan sebagai insektisida dan larvasida.
Jeringau (Acorus calamus) yang rimpangnya mengandung komponen utama asaron dan biasanya digunakan untuk racun serangga dan pembasmi cendawan serta hama gudang Callosobrocus.

   Masa panen
Ciri dan Umur Panen Jahe: Pemanenan dilakukan tergantung dari penggunaan jahe itu sendiri. Bila kebutuhan untuk bumbu penyedap masakan, maka tanaman jahe sudah bisa ditanam pada umur kurang lebih 4 bulan dengan cara mematahkan sebagian rimpang dan sisanya dibiarkan sampai tua. Apabila jahe untuk dipasarkan maka jahe dipanen setelah cukup tua. Umur tanaman jahe yang sudah bisa dipanen antara 10-12 bulan dengan ciri-ciri warna daun berubah dari hijau menjadi kuning dan batang semua mengering. Misal tanaman jahe gajah akan mengering pada umur 8 bulan dan akan berlangsung selama 15 hari atau lebih.
Cara Panen : Cara panen yang baik, tanah dibongkar dengan hati-hati menggunakan alat garpu atau cangkul, diusahakan jangan sampai rimpang jahe terluka. Selanjutnya tanah dan kotoran lainnya yang menempel pada rimpang dibersihkan dan bila perlu dicuci. Sesudah itu jahe dijemur di atas papan atau daun pisang kira-kira selama 1 minggu. Tempat penyimpanan harus terbuka, tidak lembab dan penumpukannya jangan terlalu tinggi melainkan agak disebar.
Periode Panen. : Waktu panen sebaiknya dilakukan sebelum musim hujan yaitu diantara bulan Juni – Agustus. Saat panen biasanya ditandai dengan mengeringnya bagian atas tanah. Namun demikian apabila tidak sempat dipanen pada musim kemarau tahun pertama ini sebaiknya dilakukan pada musim kemarau tahun berikutnya. Pemanenan pada musim hujan menyebabkan rusaknya rimpang dan menurunkan kualitas rimpang sehubungan dengan rendahnya bahan aktif karena lebih banyak kadar airnya.
Perkiraan Hasil Panen : Produksi rimpang segar untuk klon jahe gajah berkisar antara 15-25 ton/hektar, sedangkan untuk klon jahe emprit atau jahe sunti berkisar antara 10-15 ton/hektar.

  Pasca panen
Penyortiran Basah dan Pencucian : Sortasi pada bahan segar dilakukan untuk memisahkan rimpang dari kotoran berupa tanah, sisa tanaman dan gulma. Setelah selesai, timbang jumlah bahan hasil penyortiran dan tempatkan dalam wadah plastik untuk pencucian. Pencucian dilakukan dengan air bersih, jika perlu disemprot dengan air bertekanan tinggi. Amati air bilasannya dan jika masih terlihat kotor lakukan pembilasan sekali atau dua kali lagi. Hindari pencucian yang terlalu lama agar kualitas dan senyawa aktif yang terkandung didalam tidak larut dalam air. Pemakaian air sungai harus dihindari karena dikhawatirkan telah tercemar kotoran dan banyak mengandung bakteri/penyakit. Setelah pencucian selesai, tiriskan dalam tray/wadah yang belubang-lubang agar sisa air cucian yang tertinggal dapat dipisahkan, setelah itu tempatkan dalam wadah plastik/ember.
Perajangan : Jika perlu proses perajangan, lakukan dengan pisau stainless steel dan alasi bahan yang akan dirajang dengan talenan. Perajangan rimpang dilakukan melintang dengan ketebalan kira-kira 5 mm – 7 mm. Setelah perajangan, timbang hasilnya dan taruh dalam wadah plastik/ember. Perajangan dapat dilakukan secara manual atau dengan mesin pemotong.
Pengeringan : Pengeringan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan sinar matahari atau alat pemanas/oven. pengeringan rimpang dilakukan selama 3 - 5 hari atau setelah kadar airnya dibawah 8%. Pengeringan dengan sinar matahari dilakukan diatas tikar atau rangka pengering, pastikan rimpang tidak saling menumpuk. Selama pengeringan harus dibolak-balik kira-kira setiap 4 jam sekali agar pengeringan merata. Lindungi rimpang tersebut dari air, udara yang lembab dan dari bahan-bahan disekitarnya yang bisa mengkontaminasi. Pengeringan di dalam oven dilakukan pada suhu 50 ° C - 60 ° C. Rimpang yang akan dikeringkan ditaruh di atas tray oven dan pastikan bahwa rimpang tidak saling menumpuk. Setelah pengeringan, timbang jumlah rimpang yang dihasilkan
Penyortiran Kering. : Selanjutnya lakukan sortasi kering pada bahan yang telah dikeringkan dengan cara memisahkan bahan-bahan dari benda-benda asing seperti kerikil, tanah atau kotoran-kotoran lain. Timbang jumlah rimpang hasil penyortiran ini (untuk menghitung rendemennya).
Pengemasan : Setelah bersih, rimpang yang kering dikumpulkan dalam wadah kantong plastik atau karung yang bersih dan kedap udara (belum pernah dipakai sebelumnya). Berikan label yang jelas pada wadah tersebut dan menjelaskan nama bahan, bagian dari tanaman bahan itu, nomor/kode produksi, nama/alamat penghasil, berat bersih dan metode penyimpanannya.
Penyimpanan : Kondisi gudang harus dijaga agar tidak lembab dan suhu tidak melebihi 30 ° C dan gudang harus memiliki ventilasi baik dan lancar, tidak bocor, terhindar dari kontaminasi bahan lain, karena menurunkan kualitas bahan yang bersangkutan, memiliki penerangan yang cukup (hindari dari sinar matahari langsung) serta bersih dan terbebas dari hama gudang.

   Penjelasan khasiat
1. Menurunkan Berat Badan
Jahe bersifat panas dan menghangatkan, jika di dalam tubuh jahe akan membantu melebarkan pembuluh darah menjadi panas tubuh. Selain itu, jahe gajah mengandung sedikit kalori yang tidak akan menyebabkan kegemukan. Jika dikonsumsi secara teratur bisa melancarkan metabolisme dalam tubuh. Jika metabolisme lancar, maka proses pembakaran kalori bisa dimaksimalkan sehingga tubuh menjadi ramping.

2. Menjaga Kesehatan Jantung
Apabila tubuh menyimpan kolesterol yang sangat banyak dan minyak yang terbuat dari susunan lemak hewani dan nabati yang bisa menyebabkan risiko terserang penyakit jantung, maka manfaat dari jahe gajah akan membantu menurunkan kadar trigliserida dan kolesterol yang berlebih dalam tubuh. sehingga jantung akan tetap terjaga kesehatannya.

3. Mengatasi Mabuk Perjalanan
Sebelum Anda memulai untuk berkendaraan jauh, alangkah baiknya meminum air jahe terlebih dahulu untuk mencegah mabuk di perjalanan. Karena jahe bersifat anti mual dan bisa memberikan sensasi rileks. Sehingga tubuh akan terasa nyaman dan lebih tenang selama berada dikendaraan.

4. Mengatasi Gangguan Pencernaan
Masalah pada pencernaan seperti kram dan nyeri yang timbul menjelang haid bisa diatasi dengan meminum air jahe secara rutin. Selain itu, jahe juga bisa membantu pemecahan protein pada makanan yang di konsumsi dan membantu proses penyerapan nutrisi. Kandungan antioksidan yang tinggi juga bisa menjaga saluran pencernaan agar terhindar dari serangan penyakit.

5. Mencegah Mual Pada Ibu Hamil
Dalam kondisi hamil muda biasanya akan menimbulkan rasa mual, biasanya akan berlanjut sampai muntah. Jika dibiarkan akan mengurangi nutrisi dan gizi yang seharusnya diserap oleh janin dalam kandungan akan berkurang. Oleh sebab itu, minum kopi yang dicampur dengan jahe atau wedang jahe bisa menghilangkan rasa mual ketika bangun tidur.

6. Mengobati Sakit Kepala
Bekerja seharian bisa memicu stress dan terserang penyakit, yang paling ringan biasanya sakit kepala. Untuk mengatasinya, Anda bisa menikmati wedang jahe yang ditemani roti bakar. Karena jahe bersifat menenangkan dan merilekskan pikiran yang sedang stres.

7. Mengobati Alergi
Jahe memiliki sifat anti alergi, karena di dalamnya mengandung senyawa yang sangat efektif dalam mengurangi rasa gatal yang diakibatkan oleh alergi. Selain itu juga bisa mengobati rasa gatal yang terlanjur muncul.

8. Mengobati Rematik
Untuk mengobati rematik Anda bisa menggunakan rimpang jahe yang dibakar. Selanjutnya di tumbuk sampai halus dan balurkan pada bagian tubuh yang sakit.

9. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem imun atau imunitas dalam tubuh harus ditingkatkan agar kebal terhadap serangan penyakit. Jika tubuh memiliki sistem imun yang kuat, maka bakteri dan virus yang akan menyerang tubuh akan di halangi. Anda bisa meminum wedang jahe setiap pagi atau malam hari, selain untuk menghangatkan tubuh juga akan terhindar dari serangan penyakit.

10. Mengobati Kanker Usus
Hasil riset di Amerika menunjukkan jika mengonsumsi makanan atau minuman dari bahan jahe bisa mencegah penyakit kanker usus besar.

10 Manfaat dan Khasiat  Untuk Kesehatan Lainnya:
Mengobati radang sendi.
Mengontrol gula darah.
Melancarkan sistem peredaran darah.
Menangkal radikal bebas.
Menurunkan demam dan panas.
Mengobati batuk kering dan berdahak.
Mengatasi jerawat, digunakan sebagai masker.
Mengobati luka yang di akibatkan oleh gigitan ular.
Meredakan nyeri otot.
Mengobati sakit gigi

   Demikian sedikit informasi tentang penjelasan singkat dan budidaya Zingiber officinale. Semoga bermanfaat dan sukses. Sekian dan terima kasih.

Cara meningkatkan kekebalan tubuh pada ikan

     Sistem kekebalan tubuh pada ikan atau disebut dengan istilah Immunodulator terbagi atas sistem pertahanan non spesifik dan spesifik.
Proses pertahanan tubuh yang sederhana ditampilkan oleh organisme sebagai bentuk pertahanan dengan mengandalkan struktur fisik, kerja mekanik alat pertahanan dan pengeluaran substansi kimiawi yang sangat sederhana pada ikan.
fagositosis adalah bentuk respon pertahan tubuh yang paling sederhana, namun keberadaannya sangat penting, sebagai wujud sistem petahanan non spesifik.
Ketika ikan terinfeksi mikroba/patogen, maka mekanisme kekebalan non-spesifik akan bekerja untuk menghentikan proses infeksi tersebut. Jika mekanisme tersebut tidak bekerja efektif, maka infeksi akan berlanjut dan mampu menimbulkan gejala klinis infeksi. Pada saat itu respon kekebalan spesifik akan mulai terjadi dan bila ikan mampu bertahan hidup, maka akan terbentuk antibodi spesifik terhadap agen infeksi pada level titer protektif dan terbentuk pula sel-sel memori. Jika terjadi reinfeksi oleh agen penyakit sejenis, maka ikan tersebut akan kebal dan mampu menahan infeksi karena respon kekebalan sekunder akan terjadi sebagai efek booster.
Innate immunity (kekebalan alamiah) dikenal sebagai mekanisme kekebalan non-spesifik, maksud dari mekanisme Innate immunity adalah mekanisme inang yang responnya tidak bergantung pada frekuensi kontak terhadap antigen tertentu. Berbeda dengan respon kekebalan spesifik (humoral mediated immunity maupun cellular mediated immunity) yang responnya sangat tergantung pada frekuensi kontak induk semang dengan antigen tertentu sebelumnya atau sering pula disebut dengan adaptive immunity.
Adapun beberapa fungsi dari sistem kekebalan non-spesifik juga terlibat dalam sistem kekebalan spesifik. Sistem pertahanan pada ikan akan terbentuk sempurna saat ikan telah menjadi dewasa. Pada dasarnya dalam benih ikan sistem kekebalan tubuh sudah terbentuk, namun belum berfungsi secara optimal sehingga kurang efisien dalam menahan infeksi patogen. Pada tahap ini, daya tahan ikan sangat rentan terhadap penyakit. Sistem pertahanan non spesifik merupakan pertahanan tubuh yang terdepan ketika menghadapi paparan patogen karena memberikan respon langsung terhadap antigen. Sistem pertahanan tubuh non spesifik terdiri dari kulit dan selaput mukosa. Sistem pertahanan tubuh spesifik adalah sistem kekebalan tubuh khusus yang membuat limfosit peka untuk segera menyerang patogen tertentu.
Pada ikan bertulang belakang secara umum memiliki sistem pertahanan berupa sel-T, sel-B dan immunoglobulin-like. Sedangkan ikan bertulang rawan mempunyai imunoglobulin, sel-T, sel plasma dan IgM. Amphibia memiliki sel-T, IgG, IgM dan nodulus limfatikus, sedangkan reptilia memiliki sel-T, IgG, dan IgM. 

     Kekebalan non-spesifik adalah suatu sistem pertahanan tubuh yang berfungsi untuk melawan segala jenis patogen yang menyerang dan bersifat alami. Kekebalan non-spesifik merupakan imunitas bawaan sejak lahir (innate immunity) yaitu sebuah respon perlawanan terhadap zat asing yang dapat terjadi, walaupun tubuh sebelumnya tidak pernah terpapar oleh zat tersebut.
Sistem kekebalan non-spesifik mencakup pertahanan fisik yaitu meliputi, sisik, kulit, dan mukus. Mukus memiliki kemampuan menghambat kolonisasi mikroorganisme pada kulit, insang dan mukosa. Mukus ikan mengandung imunoglobulin (IgM) alami dan bukan sebagai respon dari pemaparan antigen. Imunoglobulin merupakan antibodi yang dapat menghancurkan patogen yang menyerang tubuh. Adapun sisik dan kulit berperan dalam melindungi ikan dari kemungkinan luka dan sangat penting peranannya dalam mengendalikan osmolaritas tubuh. Kerusakan pada sisik atau kulit dapat mempermudah patogen menginfeksi inang.
Sel-sel fagosit menghancurkan antigen melalui tiga tahap yaitu pelekatan, fagosit dan pencernaan. Proses fagosit sendiri dapat terjadi apabila sel-sel fagosit berada dalam jarak dekat dengan antigen, atau antigen tersebut harus melekat pada permukaan sel fagosit. Sel makrofag dan netrofil juga masih memiliki kemampuan untuk melakukan mekanisme pertahanan non-spesifik melalui proses chemotaksis dan pinocytosis. Chemotaksis adalah sebuah proses dimana sel fagosit dipancing oleh berbagai jenis molekul untuk melakukan migrasi ke lokasi terjadinya inflamasi, kerusakan jaringan atau reaksi antigen-antibodi (immune reactions). Fenomena ini ditandai oleh proses pembukaan membran sel membentuk lubang (vakuola) kecil melalui proses endocytosis.
Sistem kekebalan spesifik pada ikan terdapat beberapa substansi sel dan organ yang dapat berperan dalam sistem pertahanan tubuh suatu organisme.
Elemen-elemen tersebut sering disebut dengan sistem kekebalan (immune system). Organ yang termasuk dalam sistem kekebalan adalah sistem “Reticulo Endothelial”, limfosit, plasmosit, dan fraksi serum protein tertentu.
Sel yang berperan dalam sistem tanggap kebal terdiri dari dua jenis sel limfosit diantaranya adalah limfosit-B dan limfosit-T. Aktivitas yang pasti dari sel-T pada ikan belum banyak diketahui tapi yang jelas peran utamanya adalah dalam sitem kekebalan seluler dan biasanya disebut dengan imun perantara sel (cell mediated immunity). Sel-B berperan dalam produksi imunoglobulin melalui rangsangan antigen tertentu dan imunoglobulin yang diproduksi oleh sel tertentu pada limpa serta diduga diproduksi dari dalam organ hati.

    Sistem kekebalan dipengaruhi dari adanya respon kekebalan tubuh pada ikan diantaranya adalah: suhu, kondisi stress, keseimbangan nutrisi, pollutan, mikro-nutrien, dan unsur-unsur immunomodulator.
Dari pemaparan diatas indikasinya adalah sistem kekebalan tubuh sangat beragam, dan beberapa diantaranya bersifat alamiah sehingga relatif sulit untuk dikendalikan.
Berikut adalah faktor-faktor yang berperan pada sistem kekebalan tubuh pada ikan.

1. Suhu
     Ikan merupakan hewan poikilotermik. Proses fisiologi yang terjadi dalam tubuh ikan sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungannya. Sebagian besar mekanisme pertahanan tubuh adalah sangat bergantung pada suhu (temperature-dependent), dan berkembang lebih cepat pada suhu lingkungan yang optimal untuk organsime bersangkutan. Suhu rendah diketahui sebagai faktor pembatas dalam proses metabolisme organisme, termasuk proses induksi kekebalan tubuh. Namun demikian, suhu yang terlalu tinggi juga dapat menekan fungsi kekebalan tubuh. Proses reaksi antigen-antibodi yang dimulai dengan cellular co-operation antara sel makrofag dengan sel limfosit adalah sangat dipengaruhi oleh suhu (temperature-sensitive). Fungsi normal sel limfosit ikan sangat tergantung pada adaptasi homoviscous dari kondisi lipid membrane sel. Komposisi asam lemak dan suhu lingkungan merupakan faktor yang akan sangat berpengaruh terhadap “fluidity” dan permeabilitas membrane sel, dan juga terhadap aktivitas antara membrane-associated receptors dengan enzyme. Beberapa hasil kajian juga telah membuktikan bahwa respon kekebalan tubuh (CMI dan humoral) ikan berlangsung relative lambat pada suhu rendah.

2. Kondisi stress
     Stress sangat berpengaruh terhadap status kesehatan ikan. Stress dapat disebabkan oleh faktor biologis, kimiawi maupun fisik. Respon stress akan diikuti dengan penurunan kadar limfosit dalam darah, dan juga di dalam organ-organ limfoid.
Beberapa respon (stress alarms) yang terjadi apabila ikan mengalami tekanan: (A). Peningkatan gula darah akibat sekresi hormon dari kelenjar adrenalin. Persediaan gula, seperti glycogen dalam hati dimetabolisme sebagai persediaan energi untuk emergensi.
(B).Osmoregulasi kacau akibat perubahan metabolisme mineral. Pada kondisi tersebut, ikan air tawar cenderung mengabsorbsi air dari lingkungan (over-hydrate). Ikan air laut cenderung kehilangan air dari dalam tubuh (dehydrate). Kondisi ini perlu energi ekstra untuk memelihara keseimbangan osmoregulasi.
(C). Pernafasan meningkat, tensi darah meningkat, dan persediaan sel darah merah direlease ke sistem resirkulasi,
(D). Respon inflamasi ditekan oleh hormon yang dikeluarkan dari kelenjar adrenalin.

3. Polutan dan logam berat
     Unsur-unsur polutan dan logam berat diketahui memiliki potensi yang besar terhadap sistem kekebalan tubuh, dengan akibat yang sangat variatif tergantung pada jenis (kualitas) dan kuantitas dari polutan atau logam berat tersebut. Obat-obatan atau bahan kimia/antibiotik juga dapat berperan sebagai unsur immunosupressive.
Jenis bahan kimia tertentu (pestisida, insektisida, pollutan limbah industri, limbah rumah tangga, dll.) dapat menyebabkan ikan sakit dengan berbagai kondisi. Kolam-kolam ikan di daerah dataran rendah, umumnya memperoleh sumber air dari aliran sungai yang melewati daerah pemukiman, daerah industri atau pertanian. Sebelum masuk ke kolam budidaya, air tersebut membawa segala limbah eksternal yang terkandung di dalamnya. Limbah tersebut dapat berupa padatan terlarut hasil pengikisan/erosi tanah permukaan akibat pengelolaan lahan yang kurang baik atau unsur-unsur kimia yang berbahaya bagi kehidupan ikan, terutama logam berat.
Logam berat yang cukup berbahaya bagi kehidupan ikan karena sifat toksisitasnya, berturut-turut antara lain meliputi: Hg, Cd, Cu, Zn, Ni, Pb, Cr, Al dan Co. Sifat racun dari masing-masing logam berat tersebut dapat meningkat apabila komposisi ion-ion di dalam air terdiri dari jenis-jenis ion yang sinergetik, dan sebaliknya melemah apabila kandungan ion-ion tersebut bersifat antagonistik. Nilai pH air juga berpengaruh pada tingkat kelarutan ion-ion logam, umumnya tingkat kelarutan dan aktivitas ion logam akan meningkat pada pH air yang rendah. Sebagai gambaran, pengaruh unsur Hg terhadap ikan dapat meracuni sistem syaraf ikan; dan unsur Cd bersifat cyto-toksikan terhadap jaringan insang ikan.
Kontaminasi ringan unsur logam berat di lingkungan perairan akan dideposit oleh ikan-ikan induk kemudian dikonsentrasikan dalam minyak yang tersimpan dalam telur-telur mereka. Kontaminasi demikian pada akhirnya akan mematikan telur-telur tersebut pada saat berkembang sebelum menjadi larva, dan lain-lain.

4. Keseimbangan nutrisi
     Kecukupan pakan (kualitas dan kuantitas) sesuai dengan kebutuhan optimal ikan sangat berpengaruh terhadap sistem kekebalan tubuh ikan. Kondisi ini juga sangat nyata terhadap optimalisasi pertumbuhan serta menjamin kualitas pangan asal ikan bagi kebutuhan konsumsi manusia.

5. Mikro nutrien
     Anti oksidan seperti vitamin C dan E vitamin E (a-tocopherol) dan unsur imunostimulan lainnya seperti Glukan, Lipopolisakarida, dll.; dimana materi biologis tersebut telah terbukti dapat meningkatkan daya tahan tubuh ikan terutama sistem pertahanan non-spesifik(cellular immunity).Unsur-unsur imunostimulan tersebut telah terbukti sangat potensial sebagai unsur yang memiliki pengaruh sangat baik (immunomodulatory) terhadap sistem kekebalan tubuh ikan apabila diberikan pada dosis yang tepat dan berkelanjutan. Kandungan unsur karotin dalam diet pakan ikan juga menunjukkan pengaruh yang baik terhadap status kesehatan ikan, terutama ikan-ikan berpigmen.

6. Immunomodulators
     Adjuvant merupakan unsur yang apabila dicampur dengan antigen untuk keperluan vaksinasi akan meningkatkan efektivitas vaksin (meningkatkan level respon kekebalan spesifik), dan juga dapat melipatgandakan produksi sel-sel fungsional yang berperan dalam sistem kekebalan non-spesifik. Umumnya unsur adjuvant berperan sebagai materi yang dapat memperlambat proses pelepasan antigen, sehingga antigen akan kontak lebih lama dengan sel makrofag dan limfosit; sehingga akan meningkatkan kualitas respon kekebalan spesifik (antibodi) yang dihasilkannya. Prinsip pemberian unsur adjuvan ke dalam vaksin adalah untuk tujuan tersebut.
Seperti halnya mikro-nutrient, beberapa unsur yang bersifat immunostimulator seperti vitamin C dan E vitamin E (a-tocopherol) dan unsur imunostimulan lainnya seperti Glukan, Lipopolisakarida, muramil peptida, lipopolisakarida, dll. juga telah terbukti sangat bermanfaat sebagai unsur imunomodulator; terutama sistem pertahanan non-spesifik.

       Tumbuhan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kekebalan ikan dapat dijadikan alternatif alami yang tersedia di alam.
Karena jika ikan yang sehat mempunyai kemampuan untuk menangkal penyakit.
Sistem kekebalan tubuh ikan tergantung dari jumlah sel darah putih untuk membunuh bakteri. Peternak tidak perlu bingung karena tanaman dapat meningkatkan kekebalan sistem imun ikan. Tanaman yang dimakan secara alami akan membentuk sistem kekebala dan tanaman yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh ikan adalah sebagai berikut;

1. Ubi Jalar (Ipomoea batatas Poir)
a. Kandungan Kimia : daun dan akar mengandung saponin, flavonoid dan polifenol.
b. Bagian yang digunakan : daun
c. Aplikasi
Tanaman ini ternyata sangat bagus untuk pakan ikan karena menambah nafsu makan dan kekebalan terhadap penyakit. Cara pemberian berdasarkan bobot ikan total. Setiap 100 kg bobot ikan diberi 30 kg daun ubi jalar.
Daun ubi jalar juga dapat digunakan untuk pencegah stres ikan saat pengangkutan keluar kota. Caranya, benih ikan seukuran daun kelor sebanyak 300 ekor dimasukan ke jeriken. Kemudian, kedalam jeriken dimasukan daun ubi jalar kira-kira 20 lembar sesudah diremas-remas hingga keluar cairan berwarna hijau dan berlendir. Ampas tidak perlu diangkat.

2. Pepaya (Carica papaya L.)
a. Kandungan Kimia : daun, akar, dan kulit batang mengandung alkaloid, saponin, dan flavonoid. Daun dan akar juga mengasndung polifenol, sedangkan biji mengandung saponin.
b. Bagian yang digunakan : daun dan batang
c. Aplikasi
Daun dapat dimanfaatkan untuk pakan ikan dengan dosis 15 kg per 100 kg bobot ikan. Batang juga bisa dijadikan sebagai pakan. Caranya, ambil batang, lalu dipotong panjang 30 cm batang itu dimasukan kekolam. Dengan pemberian secara teratur, gonad cepat masak jumlah telurpun meningkat hingga 10%.
Daun juga bisa dipakai sebagai obat stres selama transportasi. Caranya, ambil 2 lembar daun berdiamter 30 cm, lalu diremas-remas dijerigen yang sudah diisi air. Ampas sebaiknya dimasukan ke jerigen, kemudian masukkan benih. Densitas ikan juga diatur jangan terlalu padat. Bila memakai kantung palstik, ampasnya dibuang.

3. Bandotan (Ageratum conyzodies L)
a. Kandungan Kimia : daun dan bunga mengandung saponin, flapvonoid, dan polifenol. Daunnya mengandung minyak asiri.
b. Bagian yang digunakan : daun dan batang
c. Aplikasi
Daunnya berkhasiat sebagai pakan ikan terutama ikan tawes dan gurami. Cara pemberian berdasarkan bobot ikan total. Setiap 100 kg bobot ikan diberi 30 kg daun bandotan. Caranya tanaman ditebarkan keseluruh kolam secara merata.
Daun bandotan juga bisa dipakai sebagai obata stres selama transportasi. Caranya, ambil 20 lembar daun, lalu remas-remas dijeriken yang sudah diisi air. Ampas sebaiknya dimasukkan kejeriken.
Namun, bila memakai kantung plastik sebaiknya ampas dibuang. Setelah itu, bibit ikan dimasukkan dengan pengaturan densitas agar tidak terlalu padat. Setiap kantung berkapasitas 50 liter air dapat diisi 200 bibit ukuran 1 inchi.

4. Sente (Alocasia macrorriza Scott)
a. Kandungan Kimia : batang dan tangkai daun mengandung saponin, flavonoid, dan polifenmol. Rimpangnya mengandung saponin.
b. Bagian yang digunakan : daun dan bonggol
c. Aplikasi
Bonggol sente merupakan sumber yang baik untuk ikan, terutama gurami. Bonggol yang sudah busuk disukai ikan nila.
Cara lain bonggol dicacah-cacah lalu diberi EM-4 atau tempe ragi selama tiga hari, setelah mengalami fermentasi diberikan ke ikan, dengan secara teratur akan meningkatkan nafsu makan ikan.
Daun sente sangat baik sebagai pakan, terbukti dapat meningkatkan daya tahan ikan, untuk pertumbuhan ikan daun diberikan sebanyak 30% dari bobot badan ikan dengan frekuensi tiga kali sehari.

5. Mengkudu (Orinda citrifolia L)
a. Kandungan Kimia: daun dan buah mengandung alkaloid, saponin, plavonoid dan antrakinon. Daun juga mengandung polifenol.
b. Bagian yang digunakan: daun dan buah
c. Aplikasi
Daunnya merupakan pakan harian yang baik untuk ikan nila da tawes. Pemberian secara berkala dapat meningkatkan kekebalan ikan dan juga dapat mengobati penyakit Herpes. Caranya, ambil 10 lembar daun mengkudu lalu remas di air sebanyak 5 liter. Untuk dosis tersebut hanya untuk seekor ikan dengan ukuran 10 cm atau dua ekor untuk ikan berukuran 3-4 cm.

     Demikian sedikit informasi tentang cara meningkatkan sistem imun ikan.
Semoga bermanfaat dan sukses.