Basal stem rot atau Ganoderma adalah sebutan dari penyakit busuk pangkal batang pada tanaman kelapa sawit.
Penyakit ini disebabkan oleh jamur / fungi / patogen. Jamur ini dari jenis ganoderma yang menyerang pangkal batang kelapa sawit.
Ganoderma yang banyak menyerang tanaman perkebunan kelapa sawit adalah dari jenis jamur Ganoderma applanatum, Ganoderma lucidum dan Ganoderma pseudofferum
Pangkal batang yang terinfeksi, pada umumnya akan membusuk dan lunak.
Jamur Ganoderma dapat menyerang tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM).
Penyakit jamur Ganoderma pada tanaman kelapa sawit ini tergolong menular dan sangat merugikan bagi para petani kelapa sawit.
Biasanya penyakit ini dapat menular dari tunggul pohon yang telah terinfeksi dan dapat juga menularkannya dari akar yang bersentuhan langsung didalam tanah dengan sisa-sisa tanaman yang terinfeksi.
Ciri-ciri tanaman kelapa sawit yang terinfeksi jamur Ganoderma dapat dilihat dari warna daun yang berubah warna menjadi hijau pucat dan pembentukan janur (daun muda) hanya sedikit.
Pelepah daun menjadi patah dan menggantung pada batang pohon serta daun-daun tuanya menjadi layu.
Gejala utamanya terdapat pada pangkal batang yaitu pangkal batang menjadi menghitam serta mengeluarkan getah dan lendir pada bagian yang terinfeksi.
Kemudian batang tanaman akan membusuk dan berwarna coklat muda, pada akhirnya daun beserta pelepah berjatuhan dan batang pohon menjadi roboh.
Pencegahan penyebaran jamur Ganoderma dapat dilakukan dengan beberapa tindakan-tindakan sederhana sebagai berikut.
1). Pembersihan lahan dari sisa-sisa pelapukan tunggul kayu.
2). Menggunakan bibit yang sehat dan berkualitas.
3). Melakukan pengapuran atau penaburan dolomit pada lubang tanam untuk meningkatkan pH tanah yang rendah.
4). Jika lahan adalah bekas tanaman kelapa sawit, tunggul-tunggul sawit harus dibongkar, dibakar dan tanah dibajak sebelum bibit ditanam.
5). Jika ada tanaman yang terinfeksi harus segra dibongkar beserta tunggulnya dan dibakar agar tidak menular ketanaman lainnya.
6). Pengapuran pada bekas tunggul tanaman yang terinfeksi.
7). Melakukan penyemprotan fungisida secara berkala dengan dosis 20 gr/ 15 L air bersih atau dapat menggunakan jamur Trichoderma sp (Jamur ini bersifat antagonis) dengan cara dipendam disekitar piringan (kocor).
Semoga bermanfaat dan sukses.
No comments:
Post a Comment