Kunyit merupakan salah satu tanaman rempah dan termasuk dari deretan obat tradisional dan tanaman asli dari Asia tenggara, khususnya di negara kesatuan Republik Indonesia.
Kunyit dalam bahasa latin dikenal dengan nama Curcuma loga dan penyebarannya meliputi Indonesia, Malaysia, Australia dan Afrika. Setiap orang yang tinggal di daratan Asia, Khususnya Bangsa Indonesia dan India, pada umumnya pernah mengonsumsi tanaman rempah-rempah jenis ini, karena rempah ini banyak ditemukan pada makanan dan minuman tradisionalnya, contohnya digunakan sebagai pelengkap bumbu masakan dan jamu (minuman obat), karena dipercaya dapat menjaga kesehatan tubuh dan untuk kecantikan.
Kunyit tergolong dalam kelompok jahe-jahean (Zingiberaceae). Di negara kesatuan republik Indonesia, kunyit dikenal dengan bahasa daerah atau lokal dengan sebutan janar (Banjar), kunir (Jawa), koneng (Sunda) dan konyet (Madura).
Sedangkan dibelahan bumi yang lain kunyit dikenal dengan nama turmeric (Inggris), kurkuma (Belanda) dan kunyit untuk (Malaysia), karena negara Malaysia termasuk negara serumpun melayu dengan bangsa Indonesia dan dikenal memiliki tata bahasa yang hampir sama dengan bahasa Indonesia. Berikut adalah klasifikasi ilmiahnya;
Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Plantae
(tidak termasuk): Angiosperms
(tidak termasuk): Monocots
(tidak termasuk): Commelinids
Ordo: Zingiberales
Famili: Zingiberaceae
Genus: Curcuma
Spesies: C. longa
Nama binomial; Curcuma longa L.
Curcuma loga atau kunyit merupakan salah satu tanaman rempah paling terkenal di dunia. Karena produk farmasi dari bahan baku curcuma mampu bersaing dengan obat-obatan berpaten, contohnya produk peradangan sendi (arthritis-rheumatoid) atau osteo-arthritis berbahan aktif natrium deklofenak, piroksikam dan fenil butason dengan harga relatif mahal atau suplemen makanan (Vitamin-plus) dalam bentuk kapsul.
Produk berbahan baku dari ekstrak kunyit yaitu berupa suplemen makanan dalam bentuk kapsul (Vitamin-plus), pasar dan industrinya telah berkembang dengan pesat. Karena suplemen tersebut diberi tambahan vitamin B1, B2, B6, B12, Vitamin E, Lesitin, Amprotab, Mg-stearat, Nepagin dan Kolidon 90. Penambahan vitamin tersebut diharapkan mampu memberikan kontribusi positif bagi kesehatan tubuh konsumennya.
Teknik budidaya kunyit.
Menanam kunyit pada dasarnya sangat mudah dilakukan, kunyit akan tumbuh dengan baik dan akan menghasilkan panen melimpah, bila menggunakan teknik budidaya yang baik dan benar.
Sebenarnya kunyit dapat tumbuh dengan dengan di Indonesia, karena tumbuhan kunyit berupa tanaman semak dan bersifat tahunan (perenial).
Penghasil kunyit terbesar di Indonesia saat ini terletak di provinsi jawa tengah,
Kunyit sangat menyukai tanah yang subur dan gembur, jenis tanah ideal untuk penanaman adalah tanah yang banyak mengandung unsur hara, kontur ringan, lempung berpasir, bebas dari genangan air dan sedikit basah.
1. Pemilihan Bibit;
Bibit kunyit yang baik berasal dari pemecahan rimpang, karena akan tumbuh lebih mudah dan mengurangi resiko gagal tumbuh.
Bibit berasal dari tanaman yang tumbuh subur, segar, sehat, kokoh, berdaun banyak dan hijau.
Terhindar dari serangan penyakit.
Cukup umur atau berasal dari rimpang yang telah berumur ±7 - 12 bulan.
Memiliki bentuk, ukuran dan warna seragam.
Cukup memiliki kadar air.
Benih telah mengalami masa istirahat (dormansi) yang cukup.
Terbebas dari benda asing seperti biji tanaman lain, kulit, kerikil).
2. Teknik Penyemaian Bibit;
Pertumbuhan tunas rimpang kunyit dapat dirangsang dengan cara mengangin-anginkan rimpang di tempat teduh atau lembab selama 1 - 1,5 bulan dengan penyiraman 2 kali sehari (pagi dan sore hari). Bibit akan tumbuh dengan baik, bila disimpan dalam suhu kamar (25 - 28 Derajat Celcius).
Selain itu menempatkan rimpang diantara jerami pada suhu udara sekitar 25 - 28 Derajat Celcius atau merendam bibit pada larutan ZPT (zat pengatur tumbuh) selama 3 jam. ZPT yang sering digunakan adalah larutan atonik (1 cc/1,5 liter air) dan larutan G-3 (500-700 ppm). Rimpang yang akan direndam larutan ZPT harus dikeringkan dahulu selama 42 jam pada suhu udara 35 Derajat Celcius. Jumlah anakan atau berat rimpang dapat ditingkatkan dengan cara direndam pada larutan pakloburazol sebanyak 250 ppm.
3. Pengolahan Media Tanam;
Persiapan Lahan; Lokasi penanaman dapat berupa lahan kering (tanah darat / tegalan), perkebunan atau di sekitar pekarangan. Penyiapan lahan untuk kebun kunyit sebaiknya dilakukan 30 hari sebelum tanam.
Pembukaan Lahan; Lahan yang akan ditanami dibersihkan dari gulma dan dicangkul secara manual atau menggunakan alat mekanik guna menggemburkan lapisan top soil dan sub soil juga sekaligus mengembalikan kesuburan tanah. Tanah dicangkul pada kedalaman 20 - 30 cm kemudian diistirahatkan selama 1 - 2 minggu agar gas-gas beracun yang ada didalam tanah dapat menguap dan bibit penyakit/hama yang ada akan mati, karena terkena sinar matahari.
Pembuatan Bedengan; Buat bedengan selebar 60 - 100 cm dan tinggi 25 - 45 cm dengann jarak antar bedengan 30 - 50 cm.
Pemberian pupuk dasar (sebelum tanam); untuk mempertahankan kegemburan tanah, meningkatkan unsur hara dalam tanah, drainase, dan aerasi yang lancar, harus dilakukan dengan menaburkan pupuk dasar (pupuk kandang) ke dalam lahan/dalam lubang tanam dan dibiarkan 1 minggu. Tiap lubang tanam membutuhkan pupuk kandang 2,5 - 3 kg.
4. Penanaman bibit;
Kebutuhan bibit kunyit dengan luas lahan 1 hektar, membutuhkan 0,50-0,65 ton. Maka diharapkan akan diperoleh produksi rimpang sebesar 20 - 30 ton/ha.
Pola Tanam; Bibit kunyit yang telah disiapkan, kemudian ditanam ke dalam lubang berukuran 5 - 10 cm dengan arah mata tunas mengarah ke atas. Tanaman kunyit ditanam dengan 2 pola, yaitu penanaman di awal musim hujan dengan pemanenan di awal musim kemarau (7 - 8 bulan) atau penanaman di awal musim hujan dan pemanenan dilakukan dengan didua kali musim kemarau (12 - 18 bulan). Kedua pola tersebut dilakukan pada masa tanam yang sama, yaitu pada awal musim penghujan. Perbedaannya hanya terletak pada masa panennya.
Pembutan Lubang Tanam; Lubang tanam dibuat di atas bedengan/petakan dengan ukuran lubang 30 x 30 cm dengan kedalaman 60 cm dengan jarak antar lubang adalah 60 x 60 cm.
Cara Penanaman; Teknik penanaman dengan perlakuan stek rimpang dalam nitro aromatik sebanyak 1 ml/liter pada media yang diberi plastik mulsa, ternyata berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan vegetatif kunyit, sedangkan penggunaan zat pengatur tumbuh IBA (indolebutyric acid), sebanyak 200 mg/liter pada media yang sama berpengaruh nyata terhadap pembentukan rimpang kunyit.
Periode Tanam; Masa tanam kunyit yaitu pada awal musim hujan sama seperti tanaman rimpang-rimpangan lainnya. Hal ini dimungkinkan karena tanaman muda akan membutuhkan air cukup banyak untuk pertumbuhannya. Walaupun rimpang tanaman ini nantinya dipanen muda yaitu antara 7 - 8 bulan, akan tetapi masa tanam selanjutnya akan tetap berada diawal musim penghujan.
5. Perawatan;
Penyisipan; Penyisipan dapat dilakukan ketika adanya rimpang kunyit yang mati atau tidak tumbuh. Sehingga diperlukan melakukan penyisipan atau menganti tanaman lama ketanaman baru, di saat rimpang yang lama telah mati.
Penyiangan: Proses penyiangan perlu dilakukan untuk menghilangkan gulma atau tanaman yang tidak dikehendaki. Penyiangan dilakukan agar gulma tidak mengganggu proses penyerapan unsur hara dan penyerapan air di dalam tanah. Kegiatan penyiangan dapat dilakukan 3 hingga 5 kali bersamaan dengan proses penggemburan dan pemupukan tanaman. Penyiangan tahap pertama dapat dilakukan pada saat rimpang kunyit berumur 15 hari. Proses penyiangan dapat diseragamkan dengan kegiatan penimbunan untuk merangsang rimpang kunyit agar dapat tumbuh maksimal.
Penimbunan; Proses penimbunan wajib dilakukan setiap 3 sampai 4 bulan sekali. Proses ini berguna untuk menimbun kembali tanah di sekitar perakaran yang terbawa air. Nah jika perakaran dan sekitarnya baik, maka pertumbuhan kunyit tersebut akan dapat tumbuh dengan maksimal atau sesuai harapan petani.
Pemupukan;
Pemupukan organik;
Pemupukan organik adalah penggunaan pupuk tanpa campuran zat kimia. Pupuk organik biasanya terbuat dari limbah organik seperti kotoran hewan. Salah satunya adalah pupuk kandang. Penggunaan pupuk kandang bisa meningkatkan jumlah daun, anak dan luas area daun kunyit dengan nyata. Pencampuran pupuk kandang dengan dosis 45 ton per hektar dengan jumah tanaman 160.000 per hektar, maka dapat menghasilkan produk mencapai 29,93 ton per hektar.
Pemupukan konvensional;
Selain pemberian pupuk dasar, pada saat awal penanaman perlu juga adanya tambahan pemupukan susulan. Yaitu pada saat umur tanaman mencapai usia 2 hingga 4 bulan.
Penggunaan pupuk kedua yaitu pupuk buatan dan pupuk kandang (TSP 10 gram tiap pohon; urea 20 gram tiap pohon; ZK 10 gram tiap pohon dan penambahan K20 dengan dosis 112 kg per hektar). Dengan adanya pemupukan lanjutan diharapkan terjadi peningkatan hasil produksi sebesar 38% atau setara dengan 7,5 ton rimpang segar per hektarnya.
Pupuk nitrogen juga diberikan dengan dosis 60 kg per hektar, K2O sebanyak 75 kg per hektar dan P2O5 sebanyak 50 kg per hektar. Pemberian pupuk P diberikan pada awal tanam yaitu 1/3 dosis dan sisanya 2/3 dosis. Pemberian pupuk ini diberikan pada saat umur tanaman telah mencapai 2 bulan dan 4 bulan. Pengaplikasian pupuk ini dengan cara di tebar secara merata pada sekitar tanaman tersebut. Pempupukan adalah tahapan cara budidaya kunyit yang sangat penting untuk mendongkrak hasil produksi.
Pengairan dan penyiraman; Tanaman kunyit pada dasarnya merupakan tanaman yang tidak tahan terhadap air. Pengaturan drainase atau pengairan perlu dicermati dengan baik. Jika kebun tergenang air, maka akan mengakibatkan rimpang membusuk.
Masa penyemprotan pestisida; Untuk mengantisipasi serangan hama dan penyakit, maka perlu adanya penyemprotan pestisida dengan skala yang teratur. Penggunaan dosis mengikuti rekomandasi dari label pada kemasan penggunaan pestisida.
Pemberian mulsa; Pada awal tanam sebaiknya dilakukan pemulsaan dengan jerami. Pemulsaan dilakukan agar tanaman tidak mengalami kekeringan pada tanah dan menghindari rusaknya struktur tanah. Pemulsaan bisa menghindari pertumbuhan gulma secara cepat. Pemulsaan dengan jerami dilakukan dengan cara ditebar secara merata pada permukaan tanah dan diantara lubang tanam.
6. Hama dan Peyakit
A. Hama
Hama yang sering menyerang kunyit adalah ulat penggerek akar yang memiliki nama latin Dichcrosis Puntifera.
Biasanya serangan ini ditandai dengan gejala tunas daun akan terlihat layu dan lambat laun mengering hingga akhirnya mengalami pembusukan. Pengendalian jenis hama ini dapat dilakukan dengan cara menyemprotkan atau menaburkan insektisida furadan G-3.
B. Penyakit
Busuk bakteri rimpang.
Gejala: kulit akar tanaman menjadi keriput dan mengelupas, kemudian rimpang lama kelamaan membusuk dan keropos.
Pengendalian: mencegah terjadi genangan air pada lahan, mencegah terlukanya rimpang, penyemprotan fungisida dithane M-45.
Karat daun kunyit.
Penyebab: Taphrina macullans Bult dan Colletothrium capisici atau oleh kutu daun yang disebut Panchaetothrips.
Gejala: timbulnya warna coklat (karat) pada tiap helai daun, bila penyakit ini menyerang tanaman dewasa atau daun yang tua, maka tidak akan mempengaruhi produksinya sebaliknya jika menyerang tanaman atau daun muda, maka akan menyebabkan tanaman tersebut menjadi mati.
Pengendalian: Dilakukan dengan mengurangi kelembaban, Penyemprotan insektisida, seperti dengan agrotion 2 cc/liter atau dengan fungisida dithane M-45 secara teratur selama seminggu sekali.
Gulma;
Gulma sangat berpotensi mengganggu proses budidaya kunyit. Dimana gulma pada umumnya merupakan tanaman yang pertumbuhannya tidak dikehendaki. Untuk menekan pertumbuhan gulma, dapat dilakukan dengan menggunakan pengendalian secara organik. Pengendalian ini tidak menggunakan zat kimia yang dapat merusak lingkungan. Pengendalian secara organik juga dikenal sebagai pegendalian hama terpadu (PHT). Komponen PHT diantaranya;
Pemilihan bibit unggul yang sehat dan terbebas dari hama penyakit.
Memanfaatkan secara maksimal musuh - musuh alami.
Penggunaan varietas - varietas unggul yang bisa tahan terhadap serangan hama dan penyakit.
Penggunaan pengendalian fisik ataupun mekanik dengan memanfaatkan tenaga manusia.
7. Masa panen
Cara budidaya kunyit selanjutnya adalah tahapan panen. Adapun hal - hal yang harus diperhatikan dalam proses pemanenan kunyit adalah sebagai berikut;
Ciri-ciri dan umur panen;
Tanaman kunyit dapat dipanen pada saat umur sudah mencapai 8 hingga 18 bulan. Tapi waktu yang paling baik adalah umur tanaman sudah mencapai 11 hingga 12 bulan. Hal tersebut akan ditandai dengan gugurnya daun kedua. Pada waktu tersebut hasil produksi akan lebih besar dan lebih banyak dibanding umur panen 7 hingga 8 bulan. Ciri - ciri tanaman yang dapat dipanen dilihat dari berakhirnya pertumbuhan vegetatif, seperti halnya terjadi layu pada daun serta batang yang awalnya hijau berubah kuning (tanaman terlihat mati).
Cara panen;
Cara pemanenan bisa dilakukan dengan membongkar rimpang. Caranya dengan memakai cangkul atau garpu. Sebelum dilakukan pencangkulan, lebih baik batang dan daun dibongkar terlebih dahulu. Setelah pencangkulan, rimpang dibersihkan dari tanah dan dimasukkan kedalam karung supaya tidak rusak. Lakukan panen secara hati - hati.
Periode panen;
Panen kunyit dapat juga dilakukan pada musim kemarau. Hal tersebut dikarenakan pada waktu tersebut sari atau zat yang terkandung mengumpul. Disisi lain, kadar air pada rimpang sudah sedikit sehingga mempermudah Anda dalam proses pengeringan.
Perkiraan hasil panen;
Hasil panen dapat di taksir hingga 0,71 kg per rimpang. Berat tersebut adalah berat bersih. Sehingga hasil produksi tersebut adalah 20 hingga 30 ton per hektarnya.
Demikian sedikit informasi mengenai cara budidaya kunyit. Semoga bermanfaat dan sukses.
Sekian dan terima kasih.
No comments:
Post a Comment