25 November, 2016

Penjelasan Asam absisat

      Asam absisat merupakan molekul seskuiterpenoid (memiliki 15 atom karbon) termasuk salah satu dari  hormon tumbuhan. Selain dihasilkan secara alami oleh oleh tumbuhan, hormon ini juga dihasilkan oleh alga hijau dan cendawan. Hormon ini ditemukan pada tahun 1963 oleh Frederick Addicott.
Addicott berhasil mengisolasi senyawa abscisin I dan II dari tumbuhan kapas. Senyawa abscisin II kelak disebut dengan asam absisat bila disingkat menjadi ABA. Pada saat yang bersamaan, dua kelompok peneliti lain yang masing-masing dipimpin oleh Philip Wareing dan Van Steveninck juga melakukan penelitian terhadap hormon tersebut.
Jika pada tanaman kapas yang tahan akan kadar garam tinggi. Maka ditemukannya peningkatan konsentrasi ABA pada bagian akar, daun dan xilem.
Asam absisat sangat berperan penting pada awal (inisiasi) dormansi biji.
Karena dalam keadaan dorman atau "istirahat" tidak terjadi pertumbuhan dan aktivitas fisiologisnya berhenti sementara.
Proses dormansi biji seperti ini sangat penting untuk menjaga agar biji tidak berkecambah sebelum waktu yang belum dikehendaki.
Karena hal ini sangat dibutuhkan pada tumbuhan tahunan dan tumbuhan dwi musim yang bijinya memerlukan cadangan makanan di musim dingin ataupun musim panas panjang.
Oleh sebab itulah tumbuhan menghasilkan ABA yang berguna untuk maturasi biji dan menjaga biji agar berkecambah di musim yang diinginkan.
ABA juga sangat penting untuk menghadapi kondisi tantangan terhadap lingkungan seperti kekeringan.
Hormon ini merangsang penutupan stomata pada epidermis daun dengan menurunkan tekanan osmotik kedalam sel dan menyebabkan turgor sel.
Akibatnya dapat mencegah kehilangan cairan tumbuhan yang disebabkan oleh transpirasi melalui stomata.
Selain itu ABA juga dapat mencegah kehilangan air dari tubuh tumbuhan dengan membentuk lapisan epikutikula atau lapisan lilin dan dapat menstimulasi pengambilan air melalui akar untuk menghadapi kekeringan.
Kemudian ABA juga berfungsi dalam menghadapi lingkungan dengan suhu rendah dan kadar garam atau salinitas yang tinggi.
Peningkatan konsentrasi ABA pada daun dapat diinduksi oleh konsentrasi garam yang tinggi pada akar untuk menghadapi musim dingin, kemudian ABA akan menghentikan pertumbuhan primer dan sekunder, maka hormon yang dihasilkan pada tunas terminal ini akan memperlambat pertumbuhan dan memicu perkembangan primordia daun menjadi sisik yang berfungsi melindungi tunas dorman selama musim dingin.
Selain itu ABA juga akan menghambat pembelahan sel pembuluh kambium.

     Biosintesis ABA  biasanya dapat terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan memanfaatkan karotenoid, suatu pigmen yang dihasilkan oleh kloroplas.
Terdapat dua jalur metabolisme yang dapat ditempuh untuk menghasilkan ABA, yaitu jalur asam mevalonat (MVA) dan jalur metileritritol fosfat (MEP).
Secara tidak langsung ABA dihasilkan dari oksidasi senyawa violaxanthonin menjadi xanthonin yang akan dikonversi menjadi ABA. Sedangkan pada beberapa jenis cendawan patogenik, ABA dihasilkan secara langsung dari molekul isoprenoid C15 yaitu farnesil difosfa.

     Transportasi atau pengangkutan hormon ABA dapat terjadi baik di xilem maupun floem dan arah pergerakannya dapat naik ataupun turun. Sebab transportasi ABA dari floem menuju ke daun dapat dirangsang oleh salinitas (kegaraman tinggi).
Pada tumbuhan tertentu biasanya terdapat perbedaan transportasi ABA dalam siklus hidupnya. Kemudian Daun muda memerlukan ABA dari xilem dan floem, sedangkan daun dewasa merupakan sumber dari ABA dan dapat ditranspor ke luar daun.

      Semoga bermanfaat dan sukses.

24 November, 2016

Cara Menghilangkan bau pada Jengkol

     Jengkol termasuk dalam suku polong-polongan dan merupakan dari keluarga Fabaceae. Jengkol adalah tumbuhan khas Asia tenggara, tanaman ini sangat digemari di Thailand, Myanmar, Malaysia dan Indonesia. Namun biji buah dari tumbuhan ini juga sangat digemari di barat dan bangsa barat menyebut buah ini dengan nama dog fruit.
Tumbuhan ini memiliki nama latin Archidendron pauciflorum dan berikut adalah klasifikasi ilmiahnya.

         Klasifikasi ilmiah
     Kerajaan : Plantae
     Filum : Magnoliophyta
     Kelas : Magnoliopsida
     Ordo : Fabales
     Famili : Fabaceae
     Subfamili : Mimosoideae
     Genus : Archidendron
     Spesies : A. pauciflorum
        Nama binomial;
Archidendron pauciflorum
(Benth.) I.C.Nielsen
        Sinonim;
Archidendron jiringa
Pithecellobium jiringa
Pithecellobium lobatum

     Jengkol dapat menimbulkan bau yang tidak sedap pada urin setelah diolah dan diproses oleh pencernaan, terutama bila dimakan segar sebagai lalapan. Namun biji buah ini diketahui dapat mencegah penyakit diabetes dan bersifat diuretik serta sangat baik bagi kesehatan jantung.
Selain itu jengkol juga mengandung berbagai macam vitamin seperti vitamin B₆, mineral dan senyawa asam jengkolic acid (asam jengkolat). Senyawa jengkolic tersebut yang dapat menyebabkan bau mulut dan bau pada air seni. Apabila dikonsumsi secara berlebih, maka akan mengakibatkan jengkolan (tersumbatnya saluran kencing.
Selain resiko yang ditimbulkan begitu besar, sebenarnya jengkol tidak terlalu seberbahaya itu bila dikonsumsi secara baik dan tidak berlebih.
Karena resiko konsumen yang terkena jengkolan sangat bervariasi pada setiap orangnya dan semua itu dipengaruhi secara genetik pada setiap lingkungannya.
Berikut adalah persentase nutrisi untuk orang dewasa

          Nilai nutrisi per 100 g (3,5 oz)
          Energi  0 g.
          Lemak 1.45 g.
          Protein 14.19 g.
          Karbohidrat 25.67 g.
          Serat pangan 1.76 g.

     Jika ditinjau dari segi berbagai macan manfaat dan efek samping yang ditimbulkan. Maka mengkonsumsinya menjadi sangat terbatas.
Cara mensiasati agar terhindar efek buruk yang ditimbulkan. Maka cara pengolahannya harus dilakukan dengan baik dan benar.
Berikut adalah cara mengatasi untuk bau mulut dan bau pada air seni.
Cara pengolahannya adalah saat perebusan biji buah jengkol, maka tambahkan 7 sendok makan bubuk kopi untuk 500 gram biji jengkol. Kemudian rebus sampai empuk sebelum diolah dijadikan rendang, tumis dan semur.
Jika makan jengkol diluar rumah dan tidak diolah demikian, Maka bau pada mulut dapat dikurangi dengan memakan buah timun, tomat dan minum susu ataupun minum kopi pahit tanpa gula.

     Demikian sedikit informasi mengenai cara mengatasi bau mulut dan bau pada air seni saat mengkonsumsi jengkol.
Semoga bermanfaat dan sukses.
Sekian dan terimakasih

20 November, 2016

Jenis asam atau bentuk asam

      Zat asam terdiri dari dua jenis asam yang berbentuk basa, yaitu Asam-Basa Kuat dan Lemah.
Asam atau yang sering diwakili dengan rumus umum HA), secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam.
Istilah "asam" merupakan terjemahan dari istilah yang digunakan untuk hal yang sama dalam bahasa-bahasa Eropa seperti acid (bahasa Inggris), zuur (bahasa Belanda), atau Säure (bahasa Jerman) yang secara harfiah berhubungan dengan rasa masam. Dalam kimia, istilah asam memiliki arti yang lebih khusus.

    Asam memiliki berbagai kegunaan. Asam sering digunakan untuk menghilangkan karat dari logam dalam proses yang disebut "pengawetasaman" (pickling). Asam dapat digunakan sebagai elektrolit di dalam baterai sel basah, seperti asam sulfat yang digunakan di dalam baterai mobil. Pada tubuh manusia dan berbagai hewan, asam klorida merupakan bagian dari asam lambung yang disekresikan di dalam lambung untuk membantu memecah protein dan polisakarida maupun mengubah proenzim pepsinogen yang inaktif menjadi enzim pepsin. Asam juga digunakan sebagai katalis; misalnya, asam sulfat sangat banyak digunakan dalam proses alkilasi pada pembuatan bensin.

     Daftar Nama Asam-Basa Kuat & Lemah
Asam kuat mempunyai nilai Ka yang besar (yaitu, kesetimbangan reaksi berada jauh di kanan, terdapat banyak H3O+; hampir seluruh asam terurai). Misalnya, nilai Ka untuk asam klorida (HCl) adalah 10⁷. Asam kuat memiliki derajat ionisasi 1.

     Meskipun demikian, tingkat keasaman asam kuat berbeda-beda
ASAM KUAT
Nama Asam Kuat

Asam klorida    HCl
Asam nitrat      HNO3
Asam sulfat     H2SO4
Asam bromida   HBr
Asam iodida    HI
Asam klorat     HClO3
Asam perklorat    HClO4
Asam klorit    HClO3
Asam bromit  HBrO3
Asam perbromat   HBrO4
Asam iodit    HIO3
Asam periodat   HIO4

     Asam lemah mempunyai nilai Ka yang kecil (yaitu, sejumlah cukup banyak HA dan A- terdapat bersama-sama dalam larutan; sejumlah kecil H3O+ ada dalam larutan; asam hanya terurai sebagian). Misalnya, nilai Ka untuk asam asetat adalah 1,8 × 10-5. Kebanyakan asam organik merupakan asam lemah.

1. Asam format (HCOOH)
2. Asam asetat (Asam cuka) (CH3COOH)
3. Asam fluorida (HF)
4. Asam karbonat (H2CO3)
5. Asam sitrat (C6H8O7)
6. Asam sianida (HCN)
7. Asam nitrit (HNO3)
8. Asam borat (H2Bo3)
9. Asam silikat (H2SIO3)
10. Asam antimonit (H2SbO3)
11. Asam antimonat (H2SbO4)
12. Asam stanat (H2SnO3)
13. Asam stanit (H2SnO2)
14. Asam plumbat (H2PbO3)
15. Asam plumbit (H2PbO4)
16. Asam oksalat (H2C2O4)
17. Asam benzoat (C6H5COOH)
18. Asam hipoklorit (HClO)
19. Asam sulfit (H2SO3)
20. Asam sulfida (H2S)
21. Asam fosfit (H3PO3)
22. Asam fosfat (H3PO4)
23. Asam arsenit (H3AsO3)
24. Asam arsenat (H3AsO4)
25. Asam flosianat (H5CN)
26. Asam finol (C6H5OH)
27. Asam askorbat (C5HO6)
28. Asam laktat (C3H5O3)

ASAM LEMAH
Nama
Asam Lemah
1. Asam asetat     CH3COOH
2. Asam askorbat     H2C6H6O6
3. Asam benzoat       C7H5O2H
4. Asam borat   H3BO3
5. Asam karbonat  H2CO3
6. Asam sitrat    H3C6H5O7
7. Asam format  CHCOOH
8. Asam hidrazida HN3
9. Asam sianida HCN
10. Asam fluorida HF
11. Hidrogen peroksida  H2O2
12. Asam hipoklorit  HClO
13. Asam laktat HC3H5O3
14. Asam nitrit HNO2
15. Asam oksalat C2H2O4
16. Fenol C6H5OH
17. Asam propanoat  CH3CH2COOH
18. Asam sulfit H2SO3
19. Asam urat  C5H3N4O3H
20. Asam fosfat  H3PO4
21. Asam sulfida    H2S
22. Asam arsenat  H3AsO4
23. Asam butanoat  C3H7COOH
24. Asam heptanoat C4H9COOH
25. Asam heksanoat C5H11COOH
26. Asam oktanoat C7H15COOH
27. Asam pentanoat C6H13COOH

BASA KUAT
Basa kuat adalah jenis senyawa sederhana yang dapat mendeprotonasi asam sangat lemah di dalam reaksi asam-basa. Contoh paling umum dari basa kuat adalah hidroksida dari logam alkali dan logam alkali tanah seperti;
NaOH dan Ca(OH)2
Litium hidroksida   LiOH
Atrium hidroksida  NaOH
Kalium hidroksida  KOH
Kalsium hidroksida  Ca(OH)2
Rubidium hidroksida  RbOH  Sr(OH)2 CsOH Ba(OH)2
Stronsium hidroksida  Sr(OH)2
Secium hidroksida  CsOH
Barium hidroksida  Ba(OH)2

1. Litium hidroksida (LiOH)    
2. Natrium hidroksida (NaOH)
3. Kalium hidroksida (KOH)   
4. Kalsium hidroksida (Ca(OH)2)
5. Rubidium hidroksida (RbOH)
6. Stronsium hidroksida (Sr(OH)2)
7. Sesium hidroksida (CsOH)
8. Barium hidroksida (Ba(OH)2)
9. Magnesium hidroksida (Mg(OH)2)
10. Berilium hidroksida Be(OH)2)

Basa lemah :

Basa lemah adalah larutan basa tidak berubah seluruhnya menjadi ion hidroksida dalam larutan.

BASA LEMAH
Basa Lemah adalah gas amoniak   NH3
besi(II) hidroksida     Fe(OH)2 
Hydroxylamine     NH2OH
Aluminium hydroxide Al(OH)3
Iron (III) hydroxide     Fe(OH)3
Ammonium hydroxide   NH4OH
Metilamin hydroxide    CH3NH3OH
Etilamin hydroxide  C2H5NH3OH

1. Amonium hidroksida (NH4OH)
2. Aluminium hidroksida (Al(OH)3)
3. Besi (III) hidroksida (Fe(OH)3)
4. Amoniak (NH3)
5. Besi (II) hidroksida (Fe(OH)2)
6. Karbosium hidroksida (CA(OH)3)
7. Nikel hidroksida (Ni(OH)2)
8. Seng hidroksida (Zn(OH)2)
9. Kadmium hidroksida (Cd(OH)2)
10. Bismut hidroksida (Bi(OH)3)
11. Perak hidroksida (Ag(OH))
12. Emas (I) hidroksida (Au(OH))
13. Emas (III) hidroksida (Au(OH)3)
14. Tembaga (I) hidroksida (Cu(OH)2)
15. Tembaga (II) hidroksida (Cu(OH))
16. Raksa (I) hidroksida (Hg(OH))
17. Raksa (II) hidroksida (Hg(OH)2)
18. Timah (II) hidroksida (Sn(OH)2)
19. Timah (IV) hidroksida (Sn(OH)4)
20. Timbal (II) hidroksida (Pb(OH)2)
21. Mangan hidroksida (Mn(OH)2)
22. Kobalt (III) hidroksida (Co(OH)3)
23. Kobalt (II) hidroksida (Co(OH)2)
24. Anilia (C6H5NH2)
25. Dimetilamina ((CH3)2 NH)
26. Hidrasim (H2NNH2)
27. Hidroksilamida (HONH2)
28. Metilamina (CH3 NH2)
29. Urea (H2NCONH2)
30. Glukosa (C6H2O6)
31. Metil hidroksida (CH3OH)

Bahan aktif herbisida

    Racun pembasmi rumput atau gulma dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama herbicide dan di Indonesia dikenal dengan sebutan herbisida.
Herbicide adalah senyawa atau material yang disebarkan pada lahan pertanian untuk menekan atau memberantas tumbuhan penyebab penurunan hasil.
Lahan pertanian biasanya ditanami tanaman sejenis atau dua jenis tanaman pertanian. Namun tumbuhan lain atau gulma juga dapat tumbuh di lahan tersebut, sebab antara tanaman dan gulma saling berkompetisi dalam mendapatkan unsur hara di tanah, penyerapan cahaya matahari.
Kemudian herbisida digunakan sebagai salah satu sarana pengendalian tumbuhan "asing" atau gulma pengganggu yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.

     Herbisida terdapat dua tipe yaitu herbisida menurut aplikasinya adalah herbisida pra tumbuh (preemergence herbicide) dan herbisida pasca tumbuh (postemergence herbicide).

Herbisida pra tumbuh digunakan pada lahan setelah diolah dan sebelum benih gulma bertebar atau setelah penyemprotan gulma dilaksanakan maka dengan segera benih ditebar dilahan. Herbisida jenis ini bersifat nonselektif atau membunuh semua tumbuhan yang ada.

Herbisida pasca tumbuh yaitu diberikan setelah benih gulma memunculkan daun pertamanya. Herbisida jenis ini bersifat selektif artinya tidak tidak mengganggu tumbuhan pokoknya.
Herbisida jenis ini ada 2 macam yaitu herbisida bersifat kontak dan sistemik.
1). Herbisida kontak adalah herbisida untuk menyiang gulma secara langsung dalam mengganggu tumbuhan untuk berfotosintesis artinya gulma akan mati bila bersinggungan secara langsung.
Contoh produk herbisida jenis ini adalah NOXONE 297SL.

2). Herbisida sistemik adalah herbisida yang bekerja mengganggu enzim dan berperan dalam membentuk asam amino yang berguna untuk tanaman, sehingga herbisida sistemik mudah diserap keseluruh jaringan tumbuhan dan akan mati sampai keakar-akarnya.
Contoh produk herbisida jenis ini adalah GARLON, STARLON.

Cara kerja herbisida secara umum.

     Pada umumnya herbisida bekerja dengan mengganggu proses anabolisme senyawa penting seperti pati, asam lemak atau asam amino melalui kompetisi dengan senyawa yang "normal" dalam proses tersebut. Herbisida menjadi kompetitor karena memiliki struktur yang mirip dan menjadi kosubstrat yang dikenali oleh enzim yang menjadi sasarannya.
Cara kerja lainnya adalah dengan mengganggu keseimbangan produksi bahan-bahan kimia yang diperlukan tumbuhan.
Contoh:
Herbisida bersifat glifosat yang dibuat MONSANTO direkayasa sedemikian rupa untuk mengganggu sintesis asam amino aromatik karena berkompetisi dengan fosfoenol piruvat, fosfinositrin mengganggu asimilasi nitrat dan amonium karena menjadi substrat dari enzim glutamin sintase.
Sebagian besar sejumlah produsen herbisida mendanai pembuatan tanaman transgenik yang tahan terhadap herbisida.
Kemudian penggunaan herbisida dapat diperluas pada tanaman produksi tersebut. Usaha ini dapat menekan biaya produksi dalam pertanian berskala besar dengan mekanisasi.
Contoh tanaman tahan herbisida yang telah dikembangkan adalah raps (kanola), jagung, kapas, padi, kentang, kedelai, dan bit gula.

Cara kerja herbisida menurut sifat.
1).    Parakuat.
Sifat herbisida jenis ini merupakan herbisida kontak yang umum digunakan untuk purna tumbuh.
Herbisida berbahan aktif Parakuat sangat baik digunakan bila ingin mengolah lahan dengan cepat dan efisien.
Karena daya kerja parakuat sangat cepat setelah aplikasinya dan dapat terlihat 1 jam setelah penyiangan, sehingga dalam waktu 3 – 4 hari berikutnya lahan bisa ditanami. Adapun contoh herbisida yang berbahan aktif parakuat di Indonesia yaitu Sidaxone 276SL dan Gramoxone. Parakuat merupakan herbisida kontak yang mematikan tumbuhan dengan cara merusak membran sel.
Menurut Chung (1995) pemakaian paraquat memiliki keunggulan dalam hal suksesi gulma, fitotoksisitas, dan rainfastness.
Parakuat adalah herbisida kontak, menyebabkan kematian pada bagian atas gulma dengan cepat tanpa merusak bagian sistem perakaran, stolon, atau batang dalam tanah, sehingga dalam beberapa minggu setelah aplikasi gulma tumbuh kembali.

2).    Glifosat.
Herbisida berbahan aktif Glifosat merupakan herbisida yang bersifat sistemik bagi gulma sasaran. Diantara keempat jenis bahan aktif pembahasan ini, herbisida glifosat merupakan herbisida berbahan aktif yang paling banyak dipakai diseluruh dunia.
Selain sifatnya sistemik yang membunuh tanaman hingga mati sampai ke akar-akarnya serta juga mampu mengendalikan banyak jenis gulma seperti Imperata cylindrica, Eulisine indinca, Axomophus comprsseus (pahitan) , Mimosa invisa (putri malu), Cyperus iria (teki), Echinocloa crussgali (jajagoan) dan lain-lain.
Herbisida glifosat merupakan herbisida terpenting di dunia saat ini, karena termasuk herbisida translokasi, menghambat kerja enzim 5-enolpyruvylshikimate-3-phosphate synthase (EPSPS), enzim yang terlibat dalam sintesa tiga asam amino.
Lim et al. (1999) melaporkan bahwa penggunaan glifosat menyebabkan terjadinya suksesi gulma ke dominansi gulma berdaun lebar.
Faiz (1989) melaporkan bahwa penyemprotan campuran glifosat secara berturut pada karet dewasa (TM) untuk general weed control menyebabkan dominansi Borreria alata, senduduk (Melastoma malabathricum), dan alang-alang (Imperata cylindrical).
Suksesi gulma terkait-erat dengan bagaimana herbisida tersebut bekerja atau mode of action. glifosat ditranslokasi dari bagian dedaunan sampai ke bagian akar dan bagian lainnya merusak sistem keseluruhan di dalam tubuh gulma.
Selain itu Glifosat memiliki daya bunuh yang tinggi terhadap rerumputan dan sering mengeradikasi gulma rerumputan lunak seperti Paspalum conjugatum dan Ottochloa nodosa sehingga akhirnya tanah menjadi terbuka.
Kesempatan seperti ini memberi kesempatan bagi banyak biji-biji gulma berdaun lebar untuk berkecambah dan akhirnya menjadi dominan (Tjitrosoedirjo dan Purba, 2006).
Dominansi gulma berdaun lebar sering cenderung lebih merugikan karena lebih sulit dikendalikan.
Gulma lunak seperti O. nodosa, P. conjugatum dan A. compressus perlu dipertahankan pada pertanaman kelapa sawit (Teoh, 1984). Gulma rerumputan seperti ini dikategorikan sebagai kelas B yang bermanfaat dan memerlukan kurang pengendalian B (Anon, 1972). Pemakaian glifosat secara terus-menerus sering menyebabkan terjadinya eradikasi atau pemusnahan gulma lunak sedangkan dengan parakuat campuran memperlihatkan kebalikannya (Khairudin & Teoh, 1992).

3).    Metil Metsulfuron.
Herbisida yang berbahan aktif metil metsulfuron ini merupakan herbisida sistemik dan bersifat selektif untuk tanaman padi.
Herbisida ini dapat digunakan untuk mengendalikan gulma pra tumbuh dan awal purna tumbuh. Beberapa gulma yang mapu dikendalikan oleh herbisida ini antara lain: Monocholria vaginalis (eceng gondok), Cyperus diformis (teki), Echinocloa crusgalli (jajagoan), semanggi serta gulma lain yang tergolong pakis-pakisan.
Aplikasi anjuran yang disarankan untuk penggunaan herbisida ini adalah 2.5 gram untuk setiap tangki 14 liter.

4).    Glufosinate-ammonium.
Cara Kerja;
•         Kerja herbisida glufosinate-ammonium sebenarnya berdasar pada penonaktifan dari sintesa enzim glutamine.
•         Sintesa Glutamine menyebabkan reaksi dari ammonia dan glutamic acid untuk membentuk glutamine.
Ammonia, sebuah zat yang sangat phytotoxic untuk sel tanaman terbentuk pada waktu proses biokimia tanaman, tepatnya pada saat pengurangan nitrate, metabolisme amino acid dan photo-respiration.
•         Adanya fakta bahwa enzim dinonaktifkan oleh glufosinate, ammonia dapat terkumpul dalam sel tumbuhan dan menyebabkan necrosis pada lapisan tanaman yang akhirnya menyebabkan kematian tumbuhan.
•         Kecepatan aksi tergantung pada kondisi eksternal; seperti kelembapan udara, suhu dan kadar air dalam tanah.
•         Pengambilan glufosinate-ammonium oleh tumbuhan, biasanya dilakukan melalui hijau daun dan tumbuhan yang tumbuh dengan aktif.

5).    2,4 – D.
2,4 – D termasuk salah satu bahan aktif herbisida yang paling dikenal.
Sifat herbisida ini kurang lebih hampir sama dengan metil metsulfuron yaitu sistemik dan selektif.
Herbisida ini dapat digunakan untuk mengendalikan gulma purna tumbuh baik yang berdaun lebar maupun teki pada padi sawah. Adapun beberapa jenis gulma yang dapat dikendalikan dengan herbisida 2,4-D ini antara : Monochoria vaginalis (eceng), Spenochlea zeylanica, Cyperus iria (teki), Limnocharis flava (genjer), kankung, keladi dan lain-lain.

1.        Methribuzin
Metribuzin (4-amino-6-tert-butil-3- (methylthio) -as-triazin-5 (4H) -satu)
adalah herbisida yang digunakan sebelum dan setelah tumbuhnya tanaman kedelai, tomat dan tebu. Methribuzin bekerja dengan cara menghambat fotosintesis dengan mengganggu fotosistem gulma.
Penggunaan Methribuzin di lahan pertanian diketahui dapat merusak unsur tanah dan dapat mencemari lingkungan sekitarnya.

2.        Triklopir

3.        Oksifluorfen

   Semoga bermanfaat dan sukses.
Sekian dan terimakasih.

18 November, 2016

Cara membuat inokulasi Gaharu (Isolat gaharu)

      Genus Aquilaria merupakan jenis kayu berwarna hitam dan mengandung resin.
Resin ini dihasilkan dari spesies gaharu dari marga/genus Aquilaria, terutama A. malaccensis, terutama dari jenis gaharu A. malaccensis.
Resin digunakan dalam industri wangi-wangian (parfum dan setanggi), karena aromanya berbau harum.
Gaharu telah diperdagangkan sejak 2000 tahun lalu hingga sekarang dan telah menjadi komuditi perdagangan  nusantara ke Jazirah Arab, Persia, India serta sampai ke Afrika Timur.

    Gaharu yang dapat menghasilkan resin diketahui terdiri dari beberapa jenis dan dapat di beri inokulan adalah sebagai berikut.
• Aquilaria beccarain asal Indonesia.
• Aquilaria microcarpa, asal Indonesia, Malaysia
• Aquilaria cumingiana asal Indonesia dan Malaysia.
• Aquilaria hilata asal Indonesia dan Malaysia.
• Aquilaria rostrata asal Malaysia.
• Aquilaria brachy rostrata asal Malaysia.
• Aquilaria crassna asal Malaysia, Thailand dan Kamboja.
• Aquilaria malaccensis asal Malaysia, Thailand dan India.
• Aquilaria apiculina asal Filipina.
• Aquilaria subintegra asal Thailand
• Aquilaria baillonii asal Thailand dan Kamboja.
• Aquilaria baneonsis asal Vietnam.
• Aquilaria filaria asal Tiongkok.
• Aquilaria grandiflora asal Tiongkok.
• Aquilaria sinensis asal Tiongkok.
• Aquilaria khasiana asal India.

       Berdasarkan beberapa jenis spesies diatas, gaharu di hasilkan oleh masuknya mikroba kedalam jaringan luka kulit pada tumbuhan.
Luka pada tumbuhan berkayu penyebabnya alami, pada umumnya ada cabang dahan terkelupas maupun patah akibat alam dan jika tanaman budidaya penyebabnya adalah disengaja yaitu dengan cara dibor atau digergaji.
Masuknya mikroba kedalam tubuh tumbuhan dianggap benda asing pada tumbuhan.
Sehingga sel tumbuhan akan menghasilkan senyawa fitoaleksin, senyawa ini berfungsi sebagai pertahanan tubuh bagi tumbuhan terhadap serangan penyakit maupun patogen/jamur.
fitoaleksin adalah senyawa berupa resin berwarna coklat dan berbau wangi dan menumpuk pada pembuluh xilem serta floem yang berguna sebagai pencegah meluasnya luka kedalam jaringan lain pada tumbuhan.
Jika mikroba tersebut menginfeksi tumbuhan gaharu dan dapat mengalahkan sistem pertahanan tubuh gaharu, maka gaharu tidak berbentuk dan pada bagian lukanya akan membusuk.
Ciri-ciri tumbuhan gaharu yang telah menghasilkan gubal, biasanya kulit batang menjadi lunak, tajuk pohon menguning dan rontok, serta terjadi pembengkakan dan pelekukan atau penebalan pada batang dan cabang.
Senyawa yang dapat menjadikan gubal gaharu menjadi harum adalah senyawa guia dienal, selina-dienone dan selina dienol.

    Pada umumnya gaharu digunakan untuk kepentingan komersil dan pada prakteknya petani gaharu memasukan inokulum pada pohon gaharu dengan cara dibor dan memasukan patogen pada lubangnya.
Jenis patogen atau jamur yang gunakan adalah sebagai berikut;
Fusarium nivale, Fusarium solani, Fusarium fusariodes, Fusarium roseum, Fusarium lateritium Chepalosporium sp. Fusarium Acremonium sp, Fusarium Cylindrocarpon sp, Diplodia sp, Phytium sp, Aspergillus sp, Lasiodiplodia sp, Libertela sp, Trichoderma sp, Scytalidium sp dan Thielaviopsis sp.
Berikut adalah cara sederhana untuk membuat inokulan gaharu;
Bahan-bahan;
• Eceng gondok.
• Jahe.
• umbi kentang segar sebanyak 1kg.

Cara membuat;
Eceng gondok dicincang sampai benar-benar halus, kemudian jahe dan umbi kentang diparut secara terpisah.
Setelah itu campur semua bahan menjadi satu dan aduk-aduk hingga merata.
Lalu masukkan di atas talam/nampan yang telah dialasi dengan koran bekas dan Ratakan.
Kemudian letakkan ditempat terbuka dan beratap, usahakan tidak terkena percikan air hujan.
Setelah itu di semprot menggunakan air kelapa tua yang telah dibiarkan selama satu hari, penyemprotan dilakukan setiap tiga hari sekali sedikit saja dan lakukan selama 14 hari.
Setelah 14 hari bahan diaduk kembali menggunakan air mineral sebanyak 1 liter.
Kemudian masukkan potongan-potongan bambu atau tusuk gigi kedalam bahan tersebut dan biarkan selama 2 hari lamanya.
Setelah itu tusuk gigi diangkat dan dibersihkan menggunakan kuas, lalu diangin-anginkan hingga kering
Setelah semua selesai, masukan tusuk gigi tersebut kedalam plastik bening kedap udara dan kemudian siap digunakan untuk membuat gubal gaharu yang berkualitas baik.

Keterangan;
Eceng gondok yang dapat digunakan menjadi inokulum adalah eceng gondok yang terserang jamur (Fusarium).
Rimpang jahe yang digunakan adalah jenis jahe yang terinfeksi jamur ( Fusarium) dengan ciri-ciri daun jahe berwarna kuning dan mati, kemudian mengkisut namun tidak beraroma busuk.
Jahe seperti ini banyak dijumpai di kebun jahe dan tidak akan didapatkan dipasar.
Jika eceng gondok dan jahe susah dapatkan, maka dapat diganti dengan air perasan batang (pelepah) pisang yang mati layu karena jamur atau bisa juga dengan umbi singkong yang terserang jamur dengan ciri-ciri pohon masih hidup dan tegak, namun umbi telah membusuk. Kadang kala ditemukan jamur berbentuk seperti benang-benang putih.

Cara aplikasi dilapangan;
Buatlah lubang kecil menggunakan bor listrik pada batang pohon gaharu dengan jarak 20 cm dari permukaan tanah.
Mata bor yang digunakan berdiameter 3 mm.
Bentuk barisan lubang harus melingkar spiral ke atas serta memiliki jarak vertikal 10 cm dan jarak horizontal 10 cm dengan kedalaman 1/3 dari  diameter pohon gaharu tersebut.
Dalam satu pohon dapat disuntikkan isolat jamur hingga 200 sampai 300 titik pelukaan batang
Setelah itu lubang dibersihkan menggunakan kapas (cotton bud) yang telah dibasuh alkohol 70%.
Kemudian masukkan tusuk gigi berinokulan kedalam lubang tersebut.

     Gaharu yang telah siap di beri inokulum adalah gaharu berusia lebih dari 5 dan 6 tahun atau batang pohon telah mencapai lebih dari 15 cm.
Kemudian gaharu buatan ini dapat dipetik pada usia satu hingga tiga tahun.
Pada dasarnya setelah satu bulan pemberian isolat jamur pada pohon tersebut.
Maka dapat dilihat keberhasilannya dengan adanya warna kehitaman-hitaman dan dalam jangka waktu 3 tahun akan menyebar hingga jarak 3 sampai 4 cm.
Jadi warna hitam pada serat kayu tersebut yang dinamakan dengan gaharu.

       Kwalitas gaharu terbaik (kelas nomor satu) hingga saat ini didapatkan dari pembentukan gubal secara alami di alamnya yaitu dengan ciri-ciri berwarna hitam pekat, padat, keras, mengilap dan kandungan damar wanginya beraroma kuat khas gaharu. Fisiknya berbentuk seperti bongkahan yang di dalamnya tidak berlubang dan tidak menampakkan serat kayunya.
Kemudian kelas dibawahnya digolongkan dalam kelas tanggung, kacangan, teri dan kemedangan.
Karena kelas ini biasanya didapatkan dari proses pemberian hasil inokulan dan masa pemetikannya belum memenuhi syarat.
Sebagai contoh kwalitas gaharu kemedangan, bentuk fisiknya berserat kasar dan berkayu lunak, berwarna kecoklatan sampai hingga keabu-abu, beraroma lemah serta hingga kelas terakhirnya berbentuk abu atau berbentuk serbuk kayu dari hasil pengerokan sisa penghancuran kayu gaharu.
Jadi berhati-hatilah dalam menentukan kelas kepada pembeli gaharu.
Karena hingga saat ini pohon penghasil gaharu adalah pohon termahal didunia.

      Semoga bermanfaat dan sukses.

12 November, 2016

Penjelasan hormon tumbuhan

       Hormon tumbuhan atau lebih dikenal dengan fitohormon adalah kumpulan senyawa-senyawa organik bukan berbentuk hara (nutrien).
Senyawa tersebut dapat terbentuk secara alami ataupun dibuat oleh manusia, walaupun berkadar sangat kecil, namun fungsinya sebagai pendorong, penghambat atau mengubah pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan (taksis) tumbuhan.
Kadar kecil tersebut berada pada kisaran satu milimol per liter sampai satu mikromol per liter.

     Penggunaan istilah hormon dianalogikan dari fungsi hormon pada binatang.
Akan tetapi hormon tumbuhan tidak dihasilkan dari suatu jaringan tertentu dan berupa endokrin (kelenjar buntu) seperti binatang. Namun dihasilkan dari jaringan non-spesifik (biasanya meristematik) yang menghasilkan zat ini apabila mendapat rangsang.
Penyebarannya pun tidak harus melalui sistem pembuluh, karena hormon tumbuhan dapat ditranslokasi melalui sitoplasma atau ruang antarsel.

     Tumbuhan dapat menghasilkan hormon sendiri yaitu dari endogen (individu itu sendiri). Pemberian secara eksogen dapat juga melibatkan bahan kimia non-alami (sintetik, tidak dibuat dari ekstraksi tumbuhan), kemudian menimbulkan rangsangan serupa dengan fitohormon alami.
Oleh sebab itulah untuk mengakomodasi pembedaan hormon tumbuhan dan hormon binatang.
Kemudian zat pengatur tumbuh tumbuhan (ZPT) digunakan sebagai istilah untuk hormon tumbuhan dan dalam bahasa inggris disebut plant growth regulator/substances.

      Dalam kelompok hormon diketahui terdapat ratusan jenis hormon tumbuhan atau zat pengatur tumbuh.
Semua itu dihasilkan secara alami oleh tumbuhan itu sendiri (endogen) dan dihasilkan oleh organisme non-tumbuhan atau eksogen (sintetis buatan manusia). Pengelompokan tersebut dilakukan untuk memudahkan mengidentifikasi dan utamanya didasarkan dari efek fisiologis serupa, namun tidak didasarkan pada kemiripan struktur kimia semata dan mengikuti kesepakatan para ahli.
Kelompok utama hormon terdapat 5 jenis hormon yaitu auksin (AUX), sitokinin (CK), giberelin (atau asam giberelat, GA), etilena (etena, ETH), dan asam absisat (abscisic acid, ABA).
Namun dari ke 5 hormon tersebut hanya terdapat 3 kelompok hormon bersifat positif bagi pertumbuhan pada konsentrasi fisiologis, etilena dapat mendukung maupun menghambat pertumbuhan dan asam absisat terutama merupakan penghambat (inhibitor) pertumbuhan.
Selain dari kelima kelompok hormon tersebut dikenal juga dengan kelompok-kelompok hormon lain dan memiliki fungsi serupa, kemudian diketahui hanya bekerja untuk beberapa kelompok tumbuhan tertentu dan merupakan jenis hormon eksogen diantaranya adalah brasinosteroid, asam jasmonat, asam salisilat, poliamina dan karrikin. Beberapa senyawa sintetik berperan sebagai inhibitor (penghambat perkembangan).

      Hormon utama diatas terdapat 9 jenis hormon Auksin, 14 jenis sitokinin, 52 jenis hormon giberelin, 3 jenis asam absisat dan 1 etilena, semua itu dapat dihasilkan secara alami dan hasil dari ekstraksi manusia.
Zat pengatur tumbuh (ZPT)  hasil ekstraksi (sitetik) ada yang  memiliki fungsi serupa dengan zpt alami.
Walaupun memiliki struktur kimia berbeda.
Pada prakteknya, seringkali ZPT sintetik (buatan manusia) lebih efektif dan lebih murah jika diaplikasikan untuk kepentingan usaha tani dari pada ekstraksi ZPT alami.

        Pengenalan hormon Auksin;
    Auksin dicirikan sebagai substansi yang merangsang pembelokan ke arah cahaya (fotonasti) pada bioassay terhadap koleoptil haver (Avena sativa) pada suatu kisaran konsentrasi. Pada umumnya auksin alami memiliki gugus indol.  Sedangkan Auksin buatan berstruktur berbeda-beda, kemudian Auksin alami terdiri dari asam indolasetat (IAA) dan asam indolbutirat (IBA).
Auksin buatan mempunyai banyak jenis dan pada umumnya dikenal dengan asam naftalenasetat (NAA), asam beta-naftoksiasetat (BNOA), asam 2,4-diklorofenoksiasetat (2,4-D), serta asam 4-klorofenoksiasetat (4-CPA).
2,4-D adalah asam yang dikenal sebagai herbisida berkonsentrasi tinggi.
Sedangkan fungsi auksin itu sendiri ialah untuk merangsang perpanjangan sel, merangsang aktivitas kambium, merangsang pembekokan batang, merangsang pantenokarpi dan merangsang dominasi apikal.

       Pengenalan hormon sitokinin;
   Hormon Sitokinin dalam bahasa inggris dikenal dengan cytokinin, sitokinin berfungsi merangsang atau terlibat dalam pembelahan sel (cytokinin berarti "terkait pembelahan sel").
Senyawa ini ditemukan pertama kali adalah kinetin.
Kinetin sendiri pertama kali diekstrak  dari cairan sperma ikan hering, namun senyawa ini juga ditemukan pada manusia dan tumbuhan.
Kemudian penemuan ekstrak zeatin pada bulir jagung yang diolah / masak.
Senyawa ini diketahui sebagai komponen aktif utama pada air kelapa dan memiliki kemampuan mendorong pembelahan sel.
Sedangkan sitokinin alami lainnya adalah 2iP.
Sitokinin alami merupakan turunan dari purin. Sitokinin sintetik kebanyakan dibuat dari turunan purin pula seperti N6-benziladenin (N6-BA) dan 6-benzilamino-9-(2-tetrahidropiranil-9H-purin) (PBA).

        Pengenalan hormon Giberelin;
     Giberelin merupakan golongan hormon berstruktur hampir sama dan diberi nama atau ditandai dengan nomor urut penemuan dan pembuatannya.
Giberelin yang ditemukan pertama kali  memiliki efek fisiologis adalah giberelin acid 3 (GA3).
GA3 adalah subtansi penyebab pertumbuhan membesar pada tanaman padi terserang fungi Gibberella fujikuroi.
Fungsi Giberelin;
1). Mematahkan dormansi atau hambatan pertumbuhan tanaman. sehingga tanaman dapat  tumbuh secara normal (tidak kerdil) dengan cara mempercepat proses pembelahan sel.
2). Meningkatkan pembungaan.
3). Memacu proses perkecambahan biji. Salah satu efek giberelin adalah mendorong terjadinya sintesis enzim dalam biji seperti amilase, protease dan lipase dimana enzim tersebut akan merombak dinding sel endosperm biji dan menghidrolisis pati dan protein yang akan memberikan energi bagi perkembangan embrio diantaranya adalah radikula yang akan mendobrak endosperm, kulit biji atau kulit buah yang membatasi pertumbuhan/perkecambahan biji sehingga biji berkecambah.
4). Berperan pada pemanjangan sel.
5). Berperan pada proses partenokarpi.
Dalam beberapa kasus pembentukan buah dapat terjadi tanpa adanya fertilisasi atau pembuahan, proses ini dinamai partenokarpi.

       Pengenalan hormon etilena;
   Etilena atau lebih dikenal dengan etena adalah satu-satunya ZPT berbentuk gas pada suhu dan tekanan ruang (ambien).
Kemudian bentuknya tidak berubah-ubah dan peranan senyawa ini sebagai perangsang pemasakan buah serta telah diketahui sejak lama, walaupun pada prakteknya tidak diketahui penyebabnya.
Sebagai contoh pemeraman merupakan tindakan menaikkan konsentrasi etilena di sekitar jaringan buah untuk mempercepat pemasakan buah. Pengarbitan adalah tindakan pembentukan asetilena (etuna atau gas karbid); yang di udara sebagian akan tereduksi oleh gas hidrogen menjadi etilena.
Berbagai substansi buatan (sintetik) dibuat sebagai senyawa pembentuk etilena seperti ethephon (asam 2-kloroetil-fosfonat, diperdagangkan dengan nama Ethrel) dan beta-hidroksil-etilhidrazina (BOH). Senyawa BOH dapat pula memicu pembentukan bunga pada nanas.
Selain itu Kalium nitrat juga diketahui sebagai perangsang pemasakan buah, namun belum diketahui secara pasti hubungannya dengan perangsangan pembentukan etilena secara endogen.

       Pengenalan Asam absisat (ABA);
  Asam absisat merupakan kelompok fitohormon yang terkait dengan dormansi dan perontokan daun (senescense). Kemudian dapat diproses menjadi bentuk turunan tidak aktif yang disebut sebagai Asam absisat metabolit.  Asam absisat sering dikelompokkan sebagai hormon inhibitor karena perannya yang kerap terkait dengan penundaan proses.
Inhibitor adalah senyawa sintetik buatan dan diperdagangkan untuk menghambat atau menunda proses metabolisme seperti MH, (2-kloroetil)trimetilamonium klorida (CCC, merek dagang Cycocel dan Chlormequat), SADH, ancymidol, asam triiodobenzoat (TIBA), dan morphactin.

        Manfaat dari pemahaman terhadap fitohormon atau hormon pada tumbuhan ini pada perkembangannya telah membantu peningkatan hasil pertanian dengan ditemukannya berbagai macam zat sintetik yang memiliki pengaruh yang sama dengan fitohormon alami. Aplikasi zat pengatur tumbuh dalam pertanian modern mencakup pengamanan hasil (seperti penggunaan Cycocel untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap lingkungan yang kurang mendukung), memperbesar ukuran dan meningkatkan kualitas produk (misalnya dalam teknologi semangka tanpa biji), atau menyeragamkan waktu berbunga (misalnya dalam aplikasi etilena untuk penyeragaman pembungaan pada tanaman buah musiman), sebagai contoh.

    Semoga bermanfaat dan sukses.

05 November, 2016

Cara menghilangkan biji pada buah pisang serawak

     Pisang merupakan tanaman buah yang berasal dari Asia tenggara.  Kemudian tanaman ini menyebar hingga ke benua Afrika, Amerika selatan dan tengah. Pohon pisang  dapat hidup di iklim tropis basah, lembab dan panas.
Namun demikian pisang masih dapat tumbuh di daerah subtropis. Pada kondisi tanpa air, pisang masih tetap tumbuh karena air disuplai dari batangnya yang berair, namun produksinya tidak dapat diharapkan.
Kecepatan Angin tinggi seperti angin kumbang dapat merusak daun dan mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Curah hujan optimal adalah 1.520–3.800 mm/tahun dengan kurun waktu 2 bulan dalam keadaan kering. Variasi curah hujan harus diimbangi dengan ketinggian air tanah agar tanah tidak tergenang.
Tanaman pisang dapat beradaptasi di tempat ketinggian dan kekeringan. Di Indonesia umumnya dapat tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan setinggi 2.000 m dpl. Pisang ambon, nangka, tanduk, lilin dan kepok dapat tumbuh dengan baik sampai ketinggian 1.000 m dpl.

     Pisang serawak adalah jenis pisang yang mempunyai banyak biji didalam buahnya. Pisang ini cukup terkenal di Indonesia terlebih banyak masyarakat Melayu yang menanamnya.
Keberadaan pisang serawak di Indonesia disebarkan oleh saudagar-saudagar Melayu. Oleh sebab itu teknik budidaya pisang serawak ini didapat dari petani berdarah melayu yang tinggal di tanah Deli, Sumatra utara.
Berikut adalah cara menghilangkan biji pada buah pisang serawak.
Sebelum anakan pisang ditanam, Bonggol (umbi akar) dicuci terlebih dahulu hingga bersih dari tanah yang menempel.
Pencucian bonggol pisang bertujuan untuk menghilangkan biji pada buahnya dan biasanya adanya biji dan tidaknya biji yang terdapat dalam buah pisang tergantung dari induk pohon yang ditanam.
Metode ini diperuntukkan hanya untuk indukan pisang yang memiliki banyak biji pada buah.
Mungkin sebagian petani yang membaca artikel ini tidak percaya dan menganggap penulis artikel ini mengada-ada dan masih percaya dengan takhayul. Namun ini lah faktanya dan kelebihan dari pohon pisang serawak dapat mengurangi pertumbuhan alang-alang yang tumbuh disekitarnya.

     Demikian sedikit informasi mengenai cara menghilangkan biji pada buah pisang serawak. Semoga bermanfaat dan sukses. Sekian dan terima kasih.