12 November, 2016

Penjelasan hormon tumbuhan

       Hormon tumbuhan atau lebih dikenal dengan fitohormon adalah kumpulan senyawa-senyawa organik bukan berbentuk hara (nutrien).
Senyawa tersebut dapat terbentuk secara alami ataupun dibuat oleh manusia, walaupun berkadar sangat kecil, namun fungsinya sebagai pendorong, penghambat atau mengubah pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan (taksis) tumbuhan.
Kadar kecil tersebut berada pada kisaran satu milimol per liter sampai satu mikromol per liter.

     Penggunaan istilah hormon dianalogikan dari fungsi hormon pada binatang.
Akan tetapi hormon tumbuhan tidak dihasilkan dari suatu jaringan tertentu dan berupa endokrin (kelenjar buntu) seperti binatang. Namun dihasilkan dari jaringan non-spesifik (biasanya meristematik) yang menghasilkan zat ini apabila mendapat rangsang.
Penyebarannya pun tidak harus melalui sistem pembuluh, karena hormon tumbuhan dapat ditranslokasi melalui sitoplasma atau ruang antarsel.

     Tumbuhan dapat menghasilkan hormon sendiri yaitu dari endogen (individu itu sendiri). Pemberian secara eksogen dapat juga melibatkan bahan kimia non-alami (sintetik, tidak dibuat dari ekstraksi tumbuhan), kemudian menimbulkan rangsangan serupa dengan fitohormon alami.
Oleh sebab itulah untuk mengakomodasi pembedaan hormon tumbuhan dan hormon binatang.
Kemudian zat pengatur tumbuh tumbuhan (ZPT) digunakan sebagai istilah untuk hormon tumbuhan dan dalam bahasa inggris disebut plant growth regulator/substances.

      Dalam kelompok hormon diketahui terdapat ratusan jenis hormon tumbuhan atau zat pengatur tumbuh.
Semua itu dihasilkan secara alami oleh tumbuhan itu sendiri (endogen) dan dihasilkan oleh organisme non-tumbuhan atau eksogen (sintetis buatan manusia). Pengelompokan tersebut dilakukan untuk memudahkan mengidentifikasi dan utamanya didasarkan dari efek fisiologis serupa, namun tidak didasarkan pada kemiripan struktur kimia semata dan mengikuti kesepakatan para ahli.
Kelompok utama hormon terdapat 5 jenis hormon yaitu auksin (AUX), sitokinin (CK), giberelin (atau asam giberelat, GA), etilena (etena, ETH), dan asam absisat (abscisic acid, ABA).
Namun dari ke 5 hormon tersebut hanya terdapat 3 kelompok hormon bersifat positif bagi pertumbuhan pada konsentrasi fisiologis, etilena dapat mendukung maupun menghambat pertumbuhan dan asam absisat terutama merupakan penghambat (inhibitor) pertumbuhan.
Selain dari kelima kelompok hormon tersebut dikenal juga dengan kelompok-kelompok hormon lain dan memiliki fungsi serupa, kemudian diketahui hanya bekerja untuk beberapa kelompok tumbuhan tertentu dan merupakan jenis hormon eksogen diantaranya adalah brasinosteroid, asam jasmonat, asam salisilat, poliamina dan karrikin. Beberapa senyawa sintetik berperan sebagai inhibitor (penghambat perkembangan).

      Hormon utama diatas terdapat 9 jenis hormon Auksin, 14 jenis sitokinin, 52 jenis hormon giberelin, 3 jenis asam absisat dan 1 etilena, semua itu dapat dihasilkan secara alami dan hasil dari ekstraksi manusia.
Zat pengatur tumbuh (ZPT)  hasil ekstraksi (sitetik) ada yang  memiliki fungsi serupa dengan zpt alami.
Walaupun memiliki struktur kimia berbeda.
Pada prakteknya, seringkali ZPT sintetik (buatan manusia) lebih efektif dan lebih murah jika diaplikasikan untuk kepentingan usaha tani dari pada ekstraksi ZPT alami.

        Pengenalan hormon Auksin;
    Auksin dicirikan sebagai substansi yang merangsang pembelokan ke arah cahaya (fotonasti) pada bioassay terhadap koleoptil haver (Avena sativa) pada suatu kisaran konsentrasi. Pada umumnya auksin alami memiliki gugus indol.  Sedangkan Auksin buatan berstruktur berbeda-beda, kemudian Auksin alami terdiri dari asam indolasetat (IAA) dan asam indolbutirat (IBA).
Auksin buatan mempunyai banyak jenis dan pada umumnya dikenal dengan asam naftalenasetat (NAA), asam beta-naftoksiasetat (BNOA), asam 2,4-diklorofenoksiasetat (2,4-D), serta asam 4-klorofenoksiasetat (4-CPA).
2,4-D adalah asam yang dikenal sebagai herbisida berkonsentrasi tinggi.
Sedangkan fungsi auksin itu sendiri ialah untuk merangsang perpanjangan sel, merangsang aktivitas kambium, merangsang pembekokan batang, merangsang pantenokarpi dan merangsang dominasi apikal.

       Pengenalan hormon sitokinin;
   Hormon Sitokinin dalam bahasa inggris dikenal dengan cytokinin, sitokinin berfungsi merangsang atau terlibat dalam pembelahan sel (cytokinin berarti "terkait pembelahan sel").
Senyawa ini ditemukan pertama kali adalah kinetin.
Kinetin sendiri pertama kali diekstrak  dari cairan sperma ikan hering, namun senyawa ini juga ditemukan pada manusia dan tumbuhan.
Kemudian penemuan ekstrak zeatin pada bulir jagung yang diolah / masak.
Senyawa ini diketahui sebagai komponen aktif utama pada air kelapa dan memiliki kemampuan mendorong pembelahan sel.
Sedangkan sitokinin alami lainnya adalah 2iP.
Sitokinin alami merupakan turunan dari purin. Sitokinin sintetik kebanyakan dibuat dari turunan purin pula seperti N6-benziladenin (N6-BA) dan 6-benzilamino-9-(2-tetrahidropiranil-9H-purin) (PBA).

        Pengenalan hormon Giberelin;
     Giberelin merupakan golongan hormon berstruktur hampir sama dan diberi nama atau ditandai dengan nomor urut penemuan dan pembuatannya.
Giberelin yang ditemukan pertama kali  memiliki efek fisiologis adalah giberelin acid 3 (GA3).
GA3 adalah subtansi penyebab pertumbuhan membesar pada tanaman padi terserang fungi Gibberella fujikuroi.
Fungsi Giberelin;
1). Mematahkan dormansi atau hambatan pertumbuhan tanaman. sehingga tanaman dapat  tumbuh secara normal (tidak kerdil) dengan cara mempercepat proses pembelahan sel.
2). Meningkatkan pembungaan.
3). Memacu proses perkecambahan biji. Salah satu efek giberelin adalah mendorong terjadinya sintesis enzim dalam biji seperti amilase, protease dan lipase dimana enzim tersebut akan merombak dinding sel endosperm biji dan menghidrolisis pati dan protein yang akan memberikan energi bagi perkembangan embrio diantaranya adalah radikula yang akan mendobrak endosperm, kulit biji atau kulit buah yang membatasi pertumbuhan/perkecambahan biji sehingga biji berkecambah.
4). Berperan pada pemanjangan sel.
5). Berperan pada proses partenokarpi.
Dalam beberapa kasus pembentukan buah dapat terjadi tanpa adanya fertilisasi atau pembuahan, proses ini dinamai partenokarpi.

       Pengenalan hormon etilena;
   Etilena atau lebih dikenal dengan etena adalah satu-satunya ZPT berbentuk gas pada suhu dan tekanan ruang (ambien).
Kemudian bentuknya tidak berubah-ubah dan peranan senyawa ini sebagai perangsang pemasakan buah serta telah diketahui sejak lama, walaupun pada prakteknya tidak diketahui penyebabnya.
Sebagai contoh pemeraman merupakan tindakan menaikkan konsentrasi etilena di sekitar jaringan buah untuk mempercepat pemasakan buah. Pengarbitan adalah tindakan pembentukan asetilena (etuna atau gas karbid); yang di udara sebagian akan tereduksi oleh gas hidrogen menjadi etilena.
Berbagai substansi buatan (sintetik) dibuat sebagai senyawa pembentuk etilena seperti ethephon (asam 2-kloroetil-fosfonat, diperdagangkan dengan nama Ethrel) dan beta-hidroksil-etilhidrazina (BOH). Senyawa BOH dapat pula memicu pembentukan bunga pada nanas.
Selain itu Kalium nitrat juga diketahui sebagai perangsang pemasakan buah, namun belum diketahui secara pasti hubungannya dengan perangsangan pembentukan etilena secara endogen.

       Pengenalan Asam absisat (ABA);
  Asam absisat merupakan kelompok fitohormon yang terkait dengan dormansi dan perontokan daun (senescense). Kemudian dapat diproses menjadi bentuk turunan tidak aktif yang disebut sebagai Asam absisat metabolit.  Asam absisat sering dikelompokkan sebagai hormon inhibitor karena perannya yang kerap terkait dengan penundaan proses.
Inhibitor adalah senyawa sintetik buatan dan diperdagangkan untuk menghambat atau menunda proses metabolisme seperti MH, (2-kloroetil)trimetilamonium klorida (CCC, merek dagang Cycocel dan Chlormequat), SADH, ancymidol, asam triiodobenzoat (TIBA), dan morphactin.

        Manfaat dari pemahaman terhadap fitohormon atau hormon pada tumbuhan ini pada perkembangannya telah membantu peningkatan hasil pertanian dengan ditemukannya berbagai macam zat sintetik yang memiliki pengaruh yang sama dengan fitohormon alami. Aplikasi zat pengatur tumbuh dalam pertanian modern mencakup pengamanan hasil (seperti penggunaan Cycocel untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap lingkungan yang kurang mendukung), memperbesar ukuran dan meningkatkan kualitas produk (misalnya dalam teknologi semangka tanpa biji), atau menyeragamkan waktu berbunga (misalnya dalam aplikasi etilena untuk penyeragaman pembungaan pada tanaman buah musiman), sebagai contoh.

    Semoga bermanfaat dan sukses.

No comments: