Penurunan hasil panen padi tertinggi pada sektor pertanian merupakan pukulan besar bagi petani.
Selain serangan wereng, tikus adalah kelompok deretan hama serius bagi tanaman padi.
Usaha dalam pengendaliannya pun sudah banyak dilakukan yaitu dimulai dari sistem hayati, sanitasi, kultur teknik, mekanik dan kimia.
Namun pengendaliannya pun belum optimal untuk menekan populasinya.
Karena dari hasil pengamatan dilapangan ketidak seimbangan ekosistem adalah faktor utama yang paling menonjol. Akibatnya jenis organisme dirantai makanan tidak lagi seimbang.
Sebagai definisi cara pengendalian dapat diperhatikan melalui dari segi ekologi, toksikologi dan dari segi ekonomi.
Identifikasi awal pada usaha pengendalian tikus, ada baiknya memperhatikan sifat biologis dan ekologi tikus terlebih dahulu.
Habitat tikus sawah atau dalam bahasa latin di sebut Rattus orgentiventer tinggal di pesawahan, ladang, dan padang rumput serta berkembang biaknya sangatlah cepat.
Secara teori menyebutkan bahwa 1 pasang ekor tikus dapat berkembang biak sekitar 1,270 ekor per tahun.
Jika tidak cegah maka meledaknya populasi akan terus berlanjut dan banyak merugikan petani.
Hal ini dipengaruhi oleh ketersediaan sumber makanan yang melimpah dan kurangnya predator pada puncak rantai makanan.
Tikus sawah sangat aktif dimalam hari secara teratur dimulai dari mencari makan, minum hingga mencari pasangan.
Hal ini dilakukan untuk menghindari predator utamanya seperti ular dan burung elang.
Tikus sawah membuat sarang tidak jauh dari tempat dimana sumber makanannya tersedia seperti dibawah pohon,disela-sela batu dan dipematang-pematang sawah serta sifat alami tikus menyukai lokasi yang lembab seperti diarea yang berdekatan dengan sumber-sumber air.
Berikut adalah klasifikasi ilmiah tikus sawah.
Klasifikasi ilmiah tikus sawah;
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Upafamili : Murinae
Genus : Rattus
Spesies : R. argentiventer
Nama binomial
Rattus argentiventer
Tikus sawah atau Rattus argentiventer tersebar luar dipenjuru benua asia dan khususnya di wilayah asia bagian tenggara yaitu termasuk Negara Republik Indonesia.
Beberapa ahli memasukkannya sebagai anak jenis dari tikus rumah Rattus rattus (i.e. R. r. argentiventer).
Tinjauan terakhir menunjukkan bahwa tikus sawah merupakan jenis tersendiri dengan 4 anak jenis yaitu :
Rattus argentiventer argentiventer (Thailand, Malaya, Sumatra, Jawa, Nieuw-Guinea dan barangkali Vietnam, Kamboja serta Laos)
Rattus argentiventer kalimantanensis (Kalimantan)
Rattus argentiventer pesticulus (Sulawesi dan sebagian besar Nusa Tenggara)
Rattus argentiventer saturnus (Sumba)
Rattus argentiventer umbriventer dari Filipina (Cebu, Luzon, Mindanao dan Mindoro) tidak dianalisis, tetapi besar kemungkinan anak jenis tersendiri.
Tikus adalah hewan pengerat dan diketahui dalam kategori hewan yang cerdas.
Karena ia mampu belajar dari tindakan-tindakan yang telah dilakukan sebelumnya.
Hal ini diketahui dan sering gunakan dalam penelitian prilaku hewan.
Cara mengurangi pertumbuhan populasinya dengan pemberian umpan beracun atau pengasapan yang dikombinasikan dengan "penggeropyokan" misalnya memasukkan air ke dalam sarang atau lubang-lubang tempat tikus tinggal.
Penanaman serentak meliputi areal 0 - 100 per segi.
Pemanfaatan predator alami seperti ular-ular sawah, burung hantu dan sebagainya.
Hindari perburuan predator alaminya dengan alasan apapun.
Pengembang biakan predator alami seperti burung hantu dapat dibuatkan sangkar ditengah sawah dan diletakan pada ketinggian 6 - 10 meter diatas permukaan tanah.
Biasanya sangkar dibuat dengan ukuran 60 - 100 cm persegi dan diberi sekat-sekat didalamnya serta terdiri-dari beberapa pintu.
Buatlah sangkar tersebut di beberapa titik. Ukuran idealnya 50 - 100 m persegi.
Jika sangkar telah dipasang ditengah sawah, maka secara otomatis burung tersebut akan datang dengan sendirinya.
Demikianlah sedikit informasi mengenai cara pengendalian hama tikus atau cara mangatasi hama tikus.
Jika para petani bisa saling tolong menolong dan kompak. Maka hasilnya adalah kejayaan dan kemakmuran.
Semoga bermanfaat dan sukses.
Sekian dan terimakasih.
No comments:
Post a Comment