Kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan yang banyak dibudidayakan dipulau-pulau besar dan sebagian wilayah pulau-pulau kecil di Negara Republik Indonesia.
Tumbuhan ini berasal dari benua afrika dan pertama kali ditemukan di Negara Nigeria.
Kelapa sawit menghasilkan minyak dan dapat di olah menjadi minyak goreng, sabun , kosmetika , bio diesel, keperluan industri baja dan keperluan industri farmasi.
Berikut adalah klasifikasi ilmiahnya.
Kelasifikasi ilmiah ;
Kerajaan:
•Plantae
Divisi :
• Magnoliophyta
Kelas:
• Liliopsida
Ordo:
• Arecales
Famili:
• Arecaceae
Genus Spesies:
• Elaeis guineensis
• Elaeis oleifera
Negara penyumbang minyak crude palm oil (CPO) terbesar di dunia adalah Indonesia.
Karena Sebagian wilayah Negara Indonesia memiliki iklim dan kontur tanah yang hampir sama dengan habitat asalnya.
Maka tidak heran bila perkebunannya sangat mudah dijumpai dinegara ini serta dikelola oleh perkebunan pemerintah, swasta dan rakyat.
Cara menanam kelapa sawit di tanah berbukit serta perawatannya sangatlah mudah dilakukan dan berikut adalah tata cara singkat melakukannya.
Persiapan bibit dan lahan;
1. Pilih bibit yang berkualitas tinggi. Karena bibit mempengaruhi perkembangan dan hasil panen TBS ( buah tandan segar ) yang stabil serta melimpah.
Oleh sebab itu jika bibit yang ditanam itu berkualitas baik, maka kedepannya tidak membuat petani kecawa dan cepat mendongkrak prekonomian keluarga.
Contoh pemilihan bibit yang berkualitas dapat dilakukan sebagai berikut.
1 = Bibit bebas penyakit seperti virus gemini dan jamur ganoderma sp.
2 = Bibit tidak kerdil dan memiliki pertumbuhan yang cukup baik.
3 = Bibit harus disesuaikan oleh jenisnya seperti kecambah hasil persilangan.
4 = Umur bibit siap tanam sebaiknya usia 8 bulan hingga 2 tahun
2. Persiapan lahan sebagai media tanam haruslah dipersiapkan secara rinci dan seksama.
Karena persiapan buruk baiknya lahan dapat mempengaruhi pengerjaan dan kembang tumbuh bibit yang akan ditanam. Contohnya adalah membersihkan lahan dari gangguan gulma atau kayu yang berserakan.
3. Persiapkan tali dan kayu pancang untuk membuat jalur gawangan yang digunakan sebagai titik tanam ( tempat bibit ditanam ).
Ukuran standar yang digunakan 8x9x5 atau 9x8x4 meter.
Namun jarak tanam yang paling baik untuk lahan berbukit harus disesuaikan dengan lokasi kemiringan lahan.
Karena jika menggunakan ukuran standar diatas, maka ukurannya pun akan berkurang dan hasil tanaman kelapa sawitnya akan menjadi rapat.
Pengaruh akibat tanaman rapat adalah dapat mempengaruhi hasil produksi pertumbuhan kelapa sawit tersebut. Karena biasanya kelapa sawit akan cepat tinggi dan pelepah daun akan menjulang tinggi menghadap ke langit. Maka hasilnya buah akan terjepit dan dapat mempengaruhi pertumbuhan buah.
4. Buatlah tapak kuda pada piringan kayu pancang. Dengan ukuran 1,5 hingga 2 meter. Tujuannya agar pohon tidak mudah miring dan rubuh bila ditiup oleh angin serta dapat menampung pupuk dan air lebih lama.
5. Buat lubang dan beri pupuk mengandung unsur hara magnesium, kalium dan clor seminggu sebelum bibit ditanam.
6. Penanaman bibit dilakukan pada waktu musim penghujan seperti pertengahan bulan september hingga akhir bulan januari.
Sebab penanaman dibulan-bulan ini dapat mengurangi risiko kematian pada bibit, karena kondisi cuaca saat sudah sulit untuk diprediksi.
7. Setelah bibit ditanam, persiapkan pagar setiap pohon agar terhindar dari hama babi, tikus dan landak.
Perawatan;
1. Pemupukan dilakukan setelah umur tanaman mencapai usia 4 sampai 8 bulan setelah tanam.
2. Jika umur tanaman telah mencapai 1 tahun.
Maka pemupukan rutin dilakukan 4 kali dalam setahun atau paling sedikit 2 kali dalam setahun hingga umur tanaman berusia 3 tahun. Setelah itu pemupukan dilakukan 2 dalam setahun.
3. Pembersihan gulma harus rutin dilakukan dan usahakan hindari pembasmian gulma menggunakan herbisida.
4. Buatlah lubang penampung air di gawangan mati dengan lebar 1x2 meter persegi. Dengan jarak 4x4 pohon gunanya untuk menghindari terjadinya kekurangan kadar air disaat musim kemarau.
5. Buatlah jalan produksi.
6. Kurangi atau potong pelepah penyangga buah maksimal 2 pelepah daun dari tandan buah segar.
7. Rapikan pelepah daun yang berserakan di gawangan mati agar durinya tidak mengenai kaki atau bagian tubuh lainnya.
Demikianlah sedikit informasi mengenai tata cara berkebun kelapa dilahan berbukit.
Semoga bermanfaat dan semoga sukses.
Sekian dan terimakasih.
No comments:
Post a Comment