17 July, 2016

Cara meremajakan kelapa sawit dengan sistem tumpang sari

    Kelapa sawit telah dikenal luas oleh petani sebagai salah satu tanaman penghasil minyak goreng.
Namun kelapa sawit tidak semata-mata diolah menjadi minyak goreng saja.
Selebihnya kelapa dapat diolah menjadi sabun , kosmetika , bio diesel, keperluan industri baja dan keperluan industri farmasi.

    Dewasa ini budidaya kelapa sawit terus berkembang pesat secara luas di Negara Republik Indonesia.
Karena setiap jengkal tanah dari Negaranya hampir semua dapat ditamami kelapa sawit.
Namun kelapa sawit tua sudah banyak ditemui di perkebunan pemerintah, swasta dan perkebunan rakyat.
Meremajakan kembali kelapa sawit tua sangatlah penting.
Karena dapat mencegah terjadinya pembalakan liar.
Akibatnya akan terjadi pemanasan global, hilangnya sumber-sumber air dan iklim tidak menentu.

    Dengan segala kekurangannya dan keterbatasan ilmu, halaman ini akan mengungkap sedikit tentang cara mereboisasi tentang kelapa sawit.
Pada umumnya kelapa sawit di remajakan pada usia antara 25 hingga 30 tahun.
Semua ini terlihat dari peremajaan berkala pada perkebunan kelapa sawit milik pemerintah dan swasta.
Namun hal ini tidak terlihat pada perkebunan milik rakyat.
Akibatnya masa peroduktif kelapa sawit dari kalangan petani akan sedikit tertinggal kebelakang.
Maka dari itu sahabat petani yang bergerak dibisnis ini harus mengimbangi perkebunan-perkebunan milik pemerintah maupun swasta dalam meremajakan kelapa sawitnya.

    Tujuan dari halaman ini adalah untuk menghindari para petani kelapa sawit kehilangan pengahasilan pokoknya.
Dengan cara meremajakan kelapa sawit dengan sistem tumpang sari para petani bisa sedikit terbantu.
Karena hanya dengan cara ini petani bisa mengurangi masa tunggu berbuah dan panen kelapa sawit yang terbilang cukup lama.
Keuntungannya sebelum  pohon muda siap dipanen, maka pohon kelapa sawit tua masih dapat dipanen hasilnya.
Berikut adalah tahap yang harus dilakukan bagi petani yang mengikuti dari catatan blog bertani.

       Tahap 1.
  Persiapkan bibit berkualitas baik dari jenis  bibit yang ingin ditanam.
Karena dari hasil bibit yang baik akan menghasilkan buah dan hasil panen yang melimpah.
Setelah bibit berusia 8 bulan hingga 2 tahun, maka bibit siap untuk ditanam.

       Tahap 2.
  Bersihkan titik tanam dari gangguan gulma dan pastikan pohon tua bersih dari pelepah yang seharusnya dibuang.
Karena nantinya akan menghalangi sinar matahari yang jatuh secara langsung pada tanaman muda.
Buat lubang ukuran 50 sampai 60 cm pada titik tanam kelapa sawit dan beri pupuk dolomite serta NPK sebelum 7 hari ditanami.

       Tahap 3.
  Rawatlah tanaman muda dengan baik seperti sering dibersihkan dari gulma, pelepah dan diberi pupuk dengan rutin.

      Tahap 4.
  Setelah tanaman muda mulai dipanen 6 hingga 8 kali panen , maka tanaman kelapa tua sudah dapat dibunuh.

     Tahap 5.
  Sebagian perusahaan perkebunan kelapa sawit, meremajakan perkebunannya menggunakan bahan kimia Natrium arsenit ( Na3AsO3 ).
Bahan kimia ini tidak dijual bebas di pasaran, Hanya bisa di dapatkan di toko kimia.
    
  Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut.
Buat lubang dengan Bor kedalam batang pohon hingga mengenai ke inti batang pohon dan buat miring kearah bawah.
Tujuannya agar mudah untuk mengisinya.
Setelah lubang selesai dibuat, isilah lubang tersebut dengan Natrium arsenit.
Kemudian tutup lubang dengan bekas serpihan bekas lubang mata bor sampai rapat.
Jika serpihan kurang untuk menutupi lubang. Dapat diganti dengan tanah.
Bila menggunakan tanah usahakan tanah tersebut tidak mudah hilang digerus air hujan.
Untuk dosisnya 20 cc per pohon

       Catatan;
  Natrium arsenit mengandung racun yang sangat tinggi dan berbahaya.
Jika pohon yang sudah beri arsenit.
Maka jangan pernah memanen buah sawitnya.
Karena dalam buah sawit tersebut sudah mengandung racun yang dapat membahayakan manusia.

    Demikianlah sedikit ulasan singkat mengenai cara meremajakan kelapa dengan sistem tumpang sari.
Semoga bermanfaat dan sukses.
Sekian dan terimakasih.

No comments: